Konflik

472 27 0
                                    

Pov Lilis maemuneh

Cup

Kecupan mendarat di pipiku saat aku tengah menikmati makan siang hari ini dikantor.

"Iki?" geramku saat menoleh padanya, wajah khas tampang sok polos dengan muka cengingisannya bikin aku kesel.

"Kamu jangan kebiasa'an cium aku didepan umum gini donk! Malu tau kalo di lihat orang"

"Siapa? Gua gak malu? lu kali! Malu karna merasa gak pantes bersanding dengan berondong pemes super duper tampan kan?"tuturnya menaiki alis.

"Iddih.." desisku mencibir.

"Sayang? Malam ini kita bisa keluar gak, ya itung-itung ikut amanah dari enyak" rengeknya, sontak bibir atasku terangkat.

"Amanah-amaneh pala lu.. Yang begituan aja lu ingat tanggung jawab ye, noh., Lele nya babe apa kabarnye semenjak lu sibuk ngurusin Iklan panaslu itu!" gerutuku, Iki makin tertawa renyah yang bikin aku sontak menautkan alis.

"Lah, masih di bahas. Lu masih cemburu ya mun?" godanya, sedikit mencubit pinggang sedikit aku terperanjat.

"Ih, Iki! Jangan ganggu. Sudah sana!"

"Malam ini, Hotel sekar kamar 35. Jangan kecewakan aku?" bisiknya ditelingaku yang bikin aku geli. aku menoleh pada wajah Iki yang hanya beberapa centi dari wajahku. Kulit mulus dan wajah tampannya membuat darahku berdesir hebat.

Cup..

Kecupan lagi mendarat di bibirku, sontak aku nanar, pria itu paling bisa membuat darahku serasa terhenti mendadak.

"Mau ya? Aku harap hari ini kamu bisa pulang lebih awal?" bisiknya, bicara lebih dekat. Deru hangat nafasnya membuat aku mabuk akan madunya cinta.

"Ok-key.." desisku, Iki tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan hatiku yang tengah teraduk-aduk. Sesekali aku lihat Iki meluapkan kebahagiannya dengan meloncat dan melompat kegirangan.

"Dasar Bocah!" desisku terkekeh sembari geleng-geleng tak habis pikir lihat tingkahnya.

"Ekhem.." terdengar suara seseorang berdehem membuyarkan lamunan manisku tentang Iki. Aku menoleh dan sontak saja aku berdiri melihat pak Revan berdiri dibelakangku.

"Pak Revan?" desisku sedikit menunduk.

"Kita punya jadwal meetting sore ini, kamu undur ya. Karna ada pertemuan lain. Kita akan meetting dengan klayen malam ini jam delapan, tolong konfirmasikan" jelas pak Revan, sontak saja wajahku berubah. Karna aku udah terlanjur bikin janji sama Iki ketemuan berduan saja di hotel.

"Maaf pak, untuk meeting malam saya tidak bisa" tandasku tertunduk. Sontak pak Revan menautkan alis.

"Kenapa?"

"Saya ada acara keluarga?" sahutku.

"Acara keluarga? Apapun itu. Kamu bisa undur hingga satu jam'kan.. Meettingnya gak lama kok?"timpalnya, aku gundah dan coba menggaruk tengkuk.

"Tapi pak? Saya..-"

"Gak ada tapi-tapian Lis! Aku gak mau rugi bapak Burhan dia klyen penting jadi! Jangan kecewakan saya oke?"

"Bb-baik bos" sigapku tertunduk pak Revan hanya bisa tersenyum dan berlalu pergi. Bergegas aku menghubungi Iki namun aku dapati nomornya tidak aktif. Dia mungkin tidak mau di ganggu karna sibuk menyiapkan malam ini.

"Anak itu kebiasa'an mematikan telpon!'gerutuku

Malam berkunjung, setelah pertemuan itu. Aku tidak bisa pulang dulu kerumah, abis itu lanjut meeting lagi lepas magrib, aku mau menghubungi Iki sekarang gantian ponselku yang Lowbattry. Mana aku telpon nomornya belum aktif juga.

SUAMIKU BOCAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang