6. Tinggal

324 63 3
                                    

Heran, kok bisa Ryujin santai tanpa rasa canggung. Padahal udah 6 tahun loh, dan itu bukan waktu yang sebentar. Tapi Jeno yang sebaliknya, dia malah agak canggung. Lebih tepatnya mungkin Jeno terkaget kaget ngeliat penampilan Ryujin yang berubah 360°. Jauh beda sama pas bocil dengan gaya tomboynya.

Atau bilang aja lu Jen, salting liat cecan.

"Walaupun se ganteng itu, gue gaboleh ngerasa canggung atau malu malu tai kucing, tetaplah ceria memecahkan kecanggungan," Ryujin bermonolog sambil nyiapin minum dan makanan.

"Huh, semangat Ryu!" ucapnya sambil membawa nampan dan jalan perlahan menuju ruang tengah.

Sesampainya di ruang tengah..

Ryujin meletakan nampan nya hati hati di atas meja, sedangkan Jeno sedang berusaha terlihat kalem dan duduk santai.

Disaat tamu biasanya duduk di ruang tamu, Jeno di ruang tengah, hmm tamu tak diundang yang vvip.

"Santai aja, anggep rumah sendiri!" ucap Ryujin ala ala pemilik rumah.

Jeno ngangguk aja sambil senyum sampe matanya segaris.

Mereka hening sesaat, apalagi dengan jarak duduknya yang jauhan diujung ujung sofa kaya orang musuhan. Padahal Ryujin sendiri yang bilang gaboleh canggung, gimane si.

"Khmm, diminum dong!" ucap Ryujin.

"Eeh? i-iya."

Tapi ga diambil-ambil.

Akhirnya Ryujin pun membawa kedua jus yang dia buat. Dan menggeser posisi duduk semakin- eum agak deket dari Jeno.

"Nih gue minum, lo juga harus minum, deal!" ucap Ryujin.

"Oke," jawab Jeno dan meraih gelas yang Ryujin sodorkan.

Ga sengaja tangannya kena.

"Tangan kena gue degdegan tapi ngapa tadi pelukan gue biasa aja?" batin Ryujin sambil minum terus tiba tiba ngerasa malu.

Ryujin pun minum aja kaya biasa, menikmati jus yang dia buat sepenuh hati karena enak banget ternyata, tapi monmaap kenapa mas disebelah ngeliatin mulu orang minum?

"Kenapa liatin gue? cantik ya? emang."

Jeno pun langsung tersedak.

Ryujin malu dengan ucapannya sendiri, niatnya ingin mencairkan suasana malah malu-maluin diri sendiri.

"Gimana rasanya?" tanya Ryujin memperhatikan Jeno minum.

"Rasa apa?" Jeno malah nanya balik.

"Rasanya ketemu gue, ya rasa jusnya lah!" jawab Ryujin.

"Manis."

"Siapa? jusnya, apa yang buatnya?" tanya Ryujin bercanda doang.

"Dua duanya."

Deg...

Oke Ryujin calm down, katanya mau terlihat cool, oke bisa yok jangan salting jangan blushing, dia cuma ngomong gitu.

"Hahahaha, sepi amat ya rumah gue," ucap Ryujin mengalihkan pembicaraan sambil ketawa paksa.

"Kakak lo pergi?" tanya Jeno.

"Iya."

"Pantesan."

"Pantesan kenapa?"

"Gue disuruh nemenin kesini."

"HAHHH?!" Ryujin kaget dan refleks nabok Jeno sekuat tenaga. Kebiasaan Ryu kalau kaget suka nabok nabok.

"Tuh liat," Jeno mengarahkan dagunya ke arah ruang tamu yang ada jauh disebelah kiri dari posisi mereka.

Forgetting | ft Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang