Ryujin menatap dirinya di cermin yang sudah siap berangkat. Lalu meraih sling bag dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Tak lupa menyemprotkan sedikit parfume ke lehernya.
"Gue masih heran darimana motivasi orang orang nyemprotin parfum ke leher? gue kan jadi ngikutin."
"Kenapa ga sekalian nyemprot ke telinga, dagu idung, mata, mulut, jidat."
Pemikiran random nya dateng lagi, ngomong sendiri lagi. Inilah bunda, akibat anaknya ditinggal liburan oleh keluarga keluar negeri, jadinya terkena tekanan mental.
"Dahlah anjir gausah cantik cantik ntar si onoh terpana sama gue."
Setelah sibuk mempersiapkan diri dan bermonolog sedari tadi, akhirnya Ryujin pun keluar kamarnya dan menuju lantai satu untuk menghampiri Jeno yang berada di garasi dan mungkin sudah siap berangkat.
"Mau naik apa?" tanya Jeno begitu Ryujin datang menghampirinya.
"Ya mobil lah, masa naik kuda."
"Ya siapa tau mau naik motor kan."
"Kalau naik motor ntar belanjaannya gimana Jenoo, masa gue gotong dibelakang?! kek orang mau migrasi!!"
Jeno tertawa kecil mendengar jawaban Ryujin. Realistis sekali emang jawabannya itu.
"Eh tunggu Jen,"
"Kenapa?"
"Lo bisa nyetir?"
"Ngga."
"Serius lo?"
"Bercanda."
"O."
Jeno tertawa kecil sampe matanya ilang. Ryujin cuma masang wajah terheran heran kenapa bisa Jeno ketawa padahal gada yang lucu. Jeno pun masuk ke mobil dan diikuti Ryujin setelahnya.
"Bentar, ini mobil siapa? kok gue gapernah liat parkir dirumah ini," ucap Ryujin begitu memposisikan duduknya.
"Punya tetangga lo ini."
"Hah?"
"Gue kan tetangga lo."
Setelah ribuan purnama Ryujin baru sadar kalau rumah dia dan rumahnya Jeno emang hadep hadepan. Rumah mereka legend banget dari sejak kecil, makanya Jeno pindah ke rumahnya yang ini lagi karena emang banyak kenangan masa kecilnya.
Mobil pun perlahan melaju memecah keheningan jalanan malam di komplek itu.
"Jadi ini mobil punya lo?" tebak Ryujin.
"Iya."
"Dasar anak cowok, pasti dibeliin kendaraan."
"Kenapa emangnya?"
"Kayak kak Jaehyun minta mobil di beliin, tapi gue minta helikopter ga dibeliin."
Jeno cuma ngangguk ngangguk aja sambil senyum dengerin ocehan Ryujin dan tetep fokus nyetir mobilnya.
"Lo ga kangen gitu sama gue?" tanya Ryujin sambil liatin Jeno.
"Mau jawaban jujur apa boong?"
"Boong."
"Nggak, gue gakangen sama sekali."
Ryujin tiba tiba senyum mendengar jawaban dari Jeno, dia memalingkan wajahnya ke arah Jendela dan menatap jalanan.
"Cha.."
"Kok-?"
"Hahaha, gue kangen aja manggil lo ucha."
"Je.."
Suasana berubah jadi canggung. Entah mengapa keduanya jadi saling diam. Bagaikan seseorang tersambar petir, keduanya bungkam seolah tak sedetik pun bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgetting | ft Lee Jeno
Fanfiction"Hah? aku harus tinggal satu atap bareng Jeno selama 2 minggu?!" Mereka cuman dua orang sahabat sejak kecil yang sempet kepisah bertahun-tahun. Tapi konon katanya, gak pernah ada yang namanya persahabatan diantara cewek dan cowok. Benarkah? Apa me...