Chapter 5: Dia

456 64 8
                                    

Luna Pov

Aku bangun dari mimpi indahku dan melihat time pocket, jam 5.23. Tumben aku bangun lumayan pagi... mungkin karena kemarin aku tidur lebih awal... mungkin...

Aku bangun dari posisi tidurku dan melihat ke arah Bahamut yang ternyata masih tidur. Aku pun pergi mengambil baju atau seragamku dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap. Aku membangun kan Bahamut yang masih saja tidur. Setelah Bahamut bangun, kami pergi ke kantin untuk sarapan.

Setelah sampai di sana, aku mengambil tray makanan lalu pergi mencari tempat duduk yang kosong. Setelah itu, aku makan bersama Bahamut. Huh... yang lain belum datang... gak kaget sih... aku bangun lebih pagi dari biasanya.

Tidak berapa lama, Siena datang. Siena mengambil tray makanan lalu duduk bersamaku. Beberapa menit setelah Siena datang, akhirnya Luke dan yang lain datang. Mereka mengambil tray makanan lalu duduk bersama kami.

Setelah menyelesaikan sarapan kami, kami semua pergi ke kelas. Sama seperti biasa, setelah sampai di kelas, kami duduk di kursi kami masing-masing. Tidak berapa lama, Bu Fia dan Rtu datang dan memulai pelajaran.

Time Skip~

"Hah~ besok akan ada review pelajaran,"kata Keith

"Iya, ini akan menyebalkan sekali,"kataku

Sekarang kami sedang makan siang karena selesai pelajaran. Abis makan nanti lanjut pelajaran lagi... menyebalkan...

"Kyu kyu,"kata Bahamut

"Screeee!!"

"Kalau begitu, abis makan siang pada mau jalan-jalan tidak?" tanya Luke

"Ayo! Dari pada di kelas terus, nanti jadi bosen,"kata Siena setuju.

Akhirnya setelah menyelesaikan makanan kami, kami pergi jalan-jalan ke taman sekolah. Namun, saat di tengah kegiatan jalan-jalan kami, kami diberhentikan oleh seseorang.

Dia adalah seorang pria berambut hitam dan terlihat seperti beurumuran dua puluh tahunan. Tapi matanya itu... warna merah darah...

Aku mengerutkan keningku. Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya di sekolah. Apakah dia datang ke sini untuk berkunjung? Atau mungkin tamu?

Terlebih lagi... auranya... aura itu membuatku merinding... dia berbahaya...

"Permisi, bisakah anda beri tahu siapa nama anda?"tanya Siena dengan sopan.

Aku dan yang lain melihat ke arah pria itu dengan tegang. Entah mengapa saat aku melihatnya, aku berasa kalau dia berita buruk. Sangat sangat buruk...

Pria itu menyeringai sebelum akhirnya tertawa. Seketika itu juga, tanah di sekitar kaki bergetar dan dari bawah, munculah semacam duri dari bawah tanah.

Aku dan yang lain langsung menghindari serangan sihir tanah laki-laki tersebut. Sial, siapa sih laki-laki itu?

"Ha~ ayo kita bermain,"kata pria itu sambil menyerang kami menggunakan sihir es. Aku dan yang lain pun menghindari serangan tersebut.

Pria itu terus menerus menyerang kami menggunakan sihir tanah dan es. Kami semua menghindari serangannya.

Aku pun menyerang pria itu menggunakan sihir apiku. Namun, pria itu hanya merentangkan tangannya ke depan. Saat sihir apiku mengenai tangan pria itu, sihirku menghilang seketika itu juga.

Aku dan yang lain membelalak kan mata kami semua. Apa? Bagaimana bisa?! Siapa dia sebenarnya?!

"Hehehe~ menarik sekali...," kata pria itu sambil melihat ke arah tangannya yang tadi dia gunakan untuk menghentikan sihirku.

Austin mengsummon pedangnya lalu, berlari ke arah pria tersebut. Austin mengayunkan pedangnya namun, pria itu hanya menghindari serangan Austin.

"Allan, lebih baik kamu pergi mencari guru,"kata Elroy

"Iya, kamu yang paling cepat dari antara kami semua. Kamu harus memanggil guru,"kata William

Allan mengangguk, lalu dia berlari untuk mencari seorang guru yang dapat membantu kami. Pria itu hanya melihat Allan pergi sambil menyeringai.

"Hehehe~ matilah kalian semua," kata pria itu. Seketika itu juga, muncul monster-monster dari bayangan pria tersebut.

Namun, berbeda dari monster lainnya, monster-monster ini dikelilingi aura hitam. Ini sama seperti serigala yang kemarin...

Para monster berlari ke arah kami, aku mengsummon pedangku dan membelah salah satu monster yang berlari ke arahku. Aku pun menghindari serangan dari monster lain.

Aku dapat melihat yang lain sedang berusaha membunuh para monster yang menyerang mereka. Aku juga dapat melihat pria tersebut yang hanya tersenyum melihat kami. Dia tersenyum bagaikan kami ini hanyalah pertunjukan yang menarik.

"Hehehe~ bagus sekali, kalian berhasil selamat dari peliharaan- peliharaanku,"kata pria itu

"Kalau begitu, biar aku perkenalkan namaku. Aku adalah orang terkuat di dunia ini. Orang yang akan menjadi dewa di atas para dewa, aku adalah Chaos," kata pria itu sambil mengeluar kan auranya.

Mataku dan yang lain melebar. Dia bilang kalau nama dia tadi adalah... Chaos... Tidak mungkin dia orang yang membuat Book of Chaos, buku yang digunakan Rilevare.

Chaos... dia adalah orang yang paling kuat di Arethea. Bahkan ada yang mengatakan kalau dia semacam dewa. Diketahui kalau Chaos membunuh ribuan orang sekitar ratusan abad yang lalu. Namun, secara tiba-tiba dia menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.

Kalau begitu, kenapa dia kembali? Kenapa dia kembali sekarang? Apakah mungkin karena Hail yang menggunakan bukunya? Itu bisa jadi...

Sial! Kita tidak mungkin mengalahkan nya... kita mungkin murid kelas S dan murid tahun kedua Arethea Academy tapi, kami tidak mungkin mengalahkan nya... kekuatannya bahkan ratusan kali lebih kuat dari Hail... tidak, aku yakin lebih dari seratus kali... bahkan bisa saja ribuan kali.

Auranya saja sudah membuatku bergetar dan sesak nafas. Aku seperti dapat merasakan kematian berada di depanku. Tidak... kamu tidak boleh mati sekarang Luna...

"Hehehe~ aku dapat merasakan ketakutan kalian,"kata Chaos sambil melihat ke arah kami semua yang bergetar.

Dia benar-benar menyeramkan. Hanya dengan mengeluarkan auranya saja, dia sudah bisa membuat kami diam gemetaran.

Chaos menyerang kami semua dengan sihir es. Kami semua yang tidak bisa bergerak hanya dapat menutup mata kami. Sial, karena auranya kami semua tidak bisa bergerak...

"Kyu kyu,"kata Bahamut. Aku membuka mataku dan melihat Bahamut yang terbang di depan kami semua. Bahamut menyeburkan api dari mulutnya sehingga membakar es-es tersebut.

Aku pun memaksa tanganku bergerak. Aku tidak boleh mati di sini... jika aku mati, bagaimana dengan yang lain? Ayo Luna! Paksa dirimu!

Aku pun merentangkan tanganku ke depan dan menembakkan sihir api ke arah Chaos. Chaos menghindari seranganku.

"He~ menarik,"kata Chaos, dia pun berlari ke arah kami. Tidak... lebih tepatnya dia berlari ke arahku.

Aku memaksakan kakiku untuk bergerak. Walaupun berhasil, tetap saja kakiku masih gemetaran. Aku tidak bisa menghindar...

Aku pun menutup kedua tanganku dengan sisik naga lalu, aku aku menyilang kedua tanganku untuk melindungi tubuhku dari serangan Chaos.

Aku dapat melihat tangan Chaos yang mengeluarkan semacam cahaya warna ungu gelap.

"Kakak!"teriak Luke panik

"Luna!"teriak yang lainnya

"Luna!"teriak Bu Fia yang baru saja datang bersama Pak Asmos dan guru yang lain.

"Kyu kyu,"kata Bahamut yang langsung terbang dengan cepat ke arahku.

Seketika itu juga, terjadi ledakan dan semua menjadi gelap.

Change His FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang