Chapter 12: Luna dan Luke (2)

503 73 11
                                    

Luna Pov

Setelah selesai makan, aku, Luke, dan Bahamut langsung pergi ke arena latihan. Di sana, kami sudah menemukan Pak Endy. Aku pun langsung melaporkan apa yang terjadi.

Tidak, aku tidak ingin Pak Endy menghukum anak itu. Mengapa? Ya karena duel... jadi kalo kalah ya... gitulah kalo menang ya... hore!!!

.... Plus, mau aku hajar itu anak. Ekhem!

Pak Endy mengangguk mengerti dan bilang kalau nanti dia yang akan jadi referee atau wasit.

"Um... Luna... maafkan aku,"kata Luke sambil menundukkan badannya 90 derajat.

"Kenapa?"tanyaku bingung dengan apa yang dia maksud.

"U-um... karena aku, kamu jadi harus duel... aku... tidak ingin kamu dijadikan semacam mainan. Kamu temanku dan aku tidak mau hal itu terjadi,"kata Luke

"Luke, apa yang dia katakan itu tidak benar. Kamu temanku dan aku tidak akan membiarkan dia menang, dia akan menarik balik perkataan itu,"kataku dengan penuh tekad.

Aku tidak akan kalah. Murid itu akan menarik kembali perkataannya dan aku akan membuatnya menyesal, anak noble atau tidak.

"E-eh...,"kata Luke gugup

Tidak berapa lama, murid-murid lain datang. Namun, aku dapat melihat bahwa tidak hanya murid kelas E dan F namun, murid kelas yang lain juga ikut. Aku bahkan dapat melihat Pak Asmos.

"Bu Fia, sedang apa guru dan murid kelas lain berada di sini?" tanya Pak Endy

"Kami semua ingin melihat duel ini. Luna adalah murid baru dan kami semua tertarik dan ingin menontonnya,"kata Bu Fia. Aku dapat melihat Pak Asmos tersenyum kecil.

What?! Jadi ini bakal ditonton semua orang?! ... ugh!!! Pak Asmos!!! Ini ulah bapak kan?! Bapak!!! Saya santet nih!!

Sudahlah, sabar saja Luna... sabar sabar... sabar... ini uji kesabaran ku dan jujur, semenjak di Arethea, sepertinya kesabaranku meningkat...

Aku dapat melihat para murid yang berdiri di sekililing arena latihan. Aku menghela nafas, ayo lakukan ini. Bahamut terbang dari atas pundakku. Tentu dia tidak akan ikut duel ini.

Saat aku akan berjalan ke tengah arena, Luke menahan ku dengan memegang tanganku secara tiba-tiba.

"Luna... kumohon, menangkan ini,"kata Luke dengan khawatir

Aku tahu, dia ingin aku menang karena jika murid itu menang, aku akan jadi mainannya. Luke ingin aku menang bukan agar murid itu minta maaf padanya, tapi agar aku tidak dijadikan 'mainan'. Darimana aku tahu? Dia adikku... tentu aku akan tahu...

Luke memang terlalu baik... tapi, jangan khawatir Luke!

"Tentu saja,"balasku.

Aku pun berjalan ke tengah arena. Di arena, murid A sudah menungguku. Aku tidak butuh namanya, aku akan panggil dia 'A'. Walaupun itu bukan namanya.

"Heh~ siap-siap untuk kalah. Aku akan membuatmu menjadi budak ku,"kata murid itu

'Dan aku akan memotong kelaminmu jika itu terjadi,' pikirku

"Mulai!"kata Pak Endy

Murid A langsung menyerang ku menggunakan sihir air. Aku menghindari bola air serangan murid tersebut.

'A' langsung menyerangku menggunakan sihir air lagi dengan membentuk bola air. Kali ini, menggunakan sihir anginku, aku membelah bola tersebut.

'A' terus menerus menyerangku menggunakan sihir air namun, aku menghindarinya. Ok ini agak... menyedihkan... ekhem!

Change His FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang