🍀 WIU : Liburan? 🔥

282 37 2
                                    

Angga menarik kopernya. Dua hari setelah kelulusan Nabiel, sesuai perjanjian, Nabiel mengajaknya keluar. Benar-benar keluar dalam artian jalan-jalan. Mobil hitam Nabiel terparkir rapi di depan rumahnya sementara pemiliknya berbincang-bincang dengan ayah Angga.

Angga heran, rata-rata laki-laki akan gugup saat bertemu- (calon) mertuanya. Tapi tidak dengan Nabiel. Pemuda itu terlihat berbicara dengan santai dan relax. Bahkan Nabiel terlihat begitu luwes menghadapi guyonan-guyonan kaku ayahnya. Bahkan Angga tidak bisa tertawa karena lelucon itu. Tapi Nabiel menanggapinya dengan sangat baik.

"Eum... Nab? Aku sudah memindahkannya, kita bisa berangkat," Nabiel tersenyum, menyalami tangan Ayah Angga, "Pa, saya izin bawa pergi anaknya, setelah selesai nanti saya kembalikan" Wajah Angga memerah, nyaris seperti kepiting rebus. "Na-Nabiel!" Ayah Angga tertawa puas, mengusak rambut Angga, "Ya! Tentu! Hati-hati di jalan ya nak, jaga kesehatan!"

Angga mengangguk, usai menyalami sang Papa, ia berjalan kembali ke mobil Nabiel dan segera masuk karena Nabiel membukakannya pintu. "Hehe, Papa-mu sangat ramah Ngga, aku sudah di restui di awal," Ucap Nabiel dengan bangga. Sejenak, ia terlihat diam. "Oh ya, wajah ayahmu sangat ramah, ceria, bertenaga,"

"Tidak sepertimu-- AWW!" Nabiel menjerit pelan saat Angga mencubit gemas tangannya. "Ish! Diem!" Nabiel tertawa terbahak-bahak. "Oke-oke, I'm sorry baby," Sebuah ciuman di pipinya sukses membuat Angga yang semula sebal kembali cair. Benar-benar cair, melelah karena ucapan-ucapan (Buaya) yang di keluarkan oleh Nabiel.

"Eum... Biel, kamu melanjutkan sekolah hingga S2 di Jerman?" Nabiel terdiam, ia yang semula masih tertawa langsung membungkam mulutnya. Keheningan menyelimuti keduanya. Nabiel bingung harus menjawab apa. Angga sendiri menyesal bertanya. Ketika Angga ingin mengubah pertanyaan, Nabiel membuka mulutnya, menjawab pertanyaan Angga.

"Aku... Seperti kataku, aku tidak tahu kapan aku akan kembali Ngga, mungkin... Bisa jadi... Aku akan kembali 6-7 tahun lagi," 

- WIU -

Keduanya tiba di bandara, tatapan sinis orang-orang tak di indahkan oleh Nabiel yang dengan cuek menarik kopernya dan koper Angga ke bagasi. Angga mengikutinya dengan imut. Setidaknya berusaha menutupi seluruh wajahnya dan menggandeng koper yang Nabiel tarik. Tidak banyak yang berpikir tidak-tidak tentang keduanya, tapi tidak sedikit yang mengira keduanya kakak adik yang tengah berpergian bersama.

"Eoh, Biel, tunggu, ini pacarku, aku harus-," Nabiel mengangguk. "Go," Angga berdiri dari bangkunya dan segera mengangkat telfon itu. Nabiel hanya menyandarkan tubuhnya dengan santai. Setidaknya ia memang hanya izin mencintai tanpa izin memiliki. Nabiel sibuk mengotak-atik HP-nya. Sekali ini, dia hanya akan berusaha agar Angga juga mencintainya. Meski ia tahu, itu adalah hal yang susah.

"Eoh..." Angga kembali duduk usai sekitar 10 menit berbicara dengan pacarnya. "Kenapa?" Nabiel mengangkat alisnya, "Pacarku memutuskanku, dan entah kenapa dia sudah punya pacar lagi," Nabiel tertawa kecil, merangkul Angga. "Kau sedih?" Angga menggeleng, "Tidak???" Nabiel bertanya lagi. "Yeah, ada kau disini. Meskipun kau akan segera pergi..."

Nabiel merangkulnya mendekat, "Maaf,"

- WIU -

"Biel-- WOAH," Angga berlari kecil menuju tempat parkir mobil di bandara itu. Langkahnya terhenti saat Nabiel menarik pundaknya. "Eits, kau bisa hilang," Angga nyengir, menarik Nabiel agar semakin pendek hingga wajahnya setara dengannya. "Aku tahu mobilmu yang mana," Nabiel mengangkat alisnya, "Lalu?" Angga tertawa kecil, "Tangkap aku! Jika kamu bisa menangkapku sebelum aku sampai mobil, aku akan memberikanmu hadiah!"

Tanpa aba-aba, Angga melepas tangannya dari Nabiel dan berlari. "Ck, menantang atlet lari," Gumam Nabiel dengan smirk di wajahnya, ia segera berlari menyusul Angga. Sudah sangat dekat jarak antara Angga dan mobil yang di sewa Nabiel, Hup! Nabiel sukses menangkap dan langsung mengangkat Angga ke dalam pelukannya. "Bagaimana?" Angga tertawa kecil, menangkup wajah Nabiel, "Di mobil, jangan di sini,"

Beep! Setelah lampu mobil menyala, Nabiel segera membuka pintunya dan mendudukkan Angga di samping kursi supir sementara ia berjalan menuju pintu supir. Setelah menutup pintu mobil, Nabiel segera menjalankan mobil itu menjauh dari Bandara. "Mau mampir ke rest area? Kau terlihat lapar," Angga mengangguk cepat. "Ahahaha, santai saja, kepalamu bisa lepas,"

30 menit perjalanan dan mobil berhenti di salah satu rest area terdekat, Nabiel membeli dua bungkus burger dan kembali ke mobilnya. "Nih, makan," Angga menerimanya, menunggu Nabiel menutup pintu dan menarik kerah Nabiel dengan cepat. Cup! "Ha-Hadiah dariku. Tadi-- Kamu berhasil menangkapku," Nabiel tertawa, menepuk pelan kepala Angga. 

"Bibirmu rasanya peach, kamu pakai lip balm yang di belikan Erick kemarin?"

- WIU -

"A-Aku tidak tahu kalau kau-- Tahu tentang lip balm itu," Wajah Angga memerah sekilas. "Well, Erick dan Mave berjalan-jalan bersama dengan Dean dan Devan di Mall. Aku melihatnya membeli lip balm, padahal keduanya tidak menggunakan merk itu," Angga memalingkan kepalanya, "A-Aku pikir... Peach akan jadi rasa yang menyenangkan, aku juga--" 

Nabiel menariknya ke dalam ciuman, "Diamlah. Aku menyukai semuanya," Ucap Nabiel saat mengusaikan pergulatan lidahnya dengan Angga. "Shhh! Nab!" Nabiel tertawa, "Sudah-sudah, makanlah burgernya," Nabiel mundur dan kembali ke posisi awalnya.

Menghabiskan burger di tangannya. Angga hanya diam menikmati makanannya, ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Nabiel, tapi ia merasa tidak sanggup mengatakannya. "Hm~ Nab, bibirmu sangat tebal ya," Berakhir dengan pujian pada Nabiel. "Ahahaha akhirnya, kau mengakuinya, kau selalu benci untuk mengakuinya,"

"Ck, terserah apa katamu lah, aku gemas sekali denganmu,"

- WIU -

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang