🍀 WIU : Aku dalam Sejarahmu 🔥

218 15 2
                                    

Nabiel Point Of View >

12 Desember 2018

"HOY! ANGGA! Hehe, aaaaa Nabielll, aku merindukanmu! Sangat merindukanmu!" Kupeluk erat Angga yang baru saja tiba di sekolah. "Apaan sih Nab? Ahahahahaha, jangan disitu! GELI!" Meski dilarang oleh pemilik tubuh itu, ku putuskan untuk tetap memeluk erat Angga dan mengistirahatkan kepalaku di leher Angga. "Hehe, sudah sangat lama ya aku pergi?"

"Hm~ Sadar diri juga ternyata," Aku mendongak, tertawa kecil sembari mengusap gemas kepala Angga. "Kenapa kamu ke sekolah sepagi ini? Pembinaan UN tidak akan segera dimulai hingga kamu harus buru-buru," Ku anggukkan kepalaku. Aku tahu dia datang sangat pagi hanya untuk melarikan dirinya sendiri dari ketidak tenangan di rumahnya.

"Aku menemanimu," Angga tertawa terbahak-bahak, "Aku sudah terbiasa sendiri," Tapi aku melihatnya Angga, kau kesepian. "Aku ke kelas duluan ya, dadah!" Awalnya, aku tidak ingin kita bermusuhan. Tapi... Semua akan sangat berat jika aku membiarkan keadaan seperti ini. "Angga... Tidak semua harus terjadi seperti ini,"

[Dan di satu titik lainnya, Nabiel sukses membuat Angga memusuhinya. Dan... Semua terjadi seperti itu saja. Keduanya saling mencintai. Tanpa mengetahuinya.]

- WIU -

23 Oktober 2020

Hari sial, teman-teman ulangan dan aku sudah tuntas pekan lalu. Ini akan membosankan! Ah sudahlah, aku ke perpustakaan saja lah.

"Nak!" Aku berputar, Mr. Deanson memanggilku. "Temani dia ya? Dia siswa baru. Angga, kamu sudah menyelesaikan ulangan minggu lalu, kamu bisa pergi bersamanya. Dia juga sudah menyelesaikan ujian-ujiannya," Aku hanya mengangguk mengiyakan, berjalan duluan tanpa sepatah kata, malas sekali aku menemaninya berkeliling sekolah.

Jadi, anak manja ini kembali ke sini? Aku pikir dia betah di kota dengan kemewahan yang ia miliki. Ck, ternyata tidak juga. Sudah ku bilang dua tahun yang lalu, desa itu terbaik. Masih saja tidak percaya. Kembali juga kan pada akhirnya?

"Siapa namamu?" Tanya Angga memulai percakapan, "Aku merasa kau sudah mengenalku," Ucap ku datar. Angga berlari dan berhenti tepat di depangku, astaga... Wajahnya tidak berubah. Termasuk tinggi badannya juga. "Nabiel?" Aku mengangguk singkat, mendorongnya menepi dan kembali berjalan.

"Kau dingin sekali," Protes nya, aku hanya melirik sinis, tidak ingin bercakap panjang lebar padanya. Kami bermusuhan sepanjang masa SMP, memperebutkan posisi Ketua Paskibra dan Pramuka. Tentu aku yang terpilih, aku jauh lebih tinggi darinya. Aku juga lebih berpengalaman. Karena semenjak SD aku telah terlatih.

"Biel? Kau sudah punya pacar? Mana?" Aku menoleh, berhenti melangkah, mendekatkan wajahku padanya, "Menurutmu ini sekolah apa?" Tanyaku kemudian menarik mundur kepalaku. Angga diam, ia tidak menjawab. Seharusnya ia tahu bahwa ini sekolah khusus laki-laki.

Aku berhenti sampai kantin, membuat Angga kagum dengan kantin luas bak restoran mewah itu. "Sudah selesai kagumnya?" Angga mengangguk kaku, ia segera mengikutiku, ia terlihat seperti anak kucing sekarang, menurut sekali. Sejenak, aku lagi-lagi merasakan hal yang sama.

Usahaku bertahun-tahun lenyap karena dia pindah sekolah.

- WIU -

30 Oktober 2020

"Em... Bisakah aku bertemu Nabiel?" Aku mendongak, suara yang familiar masuk ke telinga usai aku sibuk membersihkan keringatku. "Aku disini," Suaraku cukup keras untuk didengarnya kan? "O-Oh, iya, tunggu sebentar!" Itu Angga, dengan sebuah kresek besar di tangannya. "Hehe, apakah kamu lelah?" Tangannya terulur, membersihkan keringat di dahiku.

"Er... Tumben sekali kamu kesini. Bukannya kamu tidak suka bolos pelajaran?" Angga mengangkat alisnya, "Aku tidak boleh datang memberikan dukungan?" Aku hanya tertawa kecil, mengusak gemas kepalanya. Dulu, tinggi tubuh kami bisa dibilang sudah berbeda jauh. Tapi sekarang, Angga terlihat sangat kecil di mataku. "Ck, makanlah makananmu dan kembali,"

Angga menggeleng, "Aku akan menontonmu," Angga tidak pernah mau membolos pelajaran kelas. Ini pertama kalinya. "Hm~? Angga yang rajin akan membolos pelajaran? Hanya untuk melihatku berlatih?" Tanyaku dengan nada menggodanya, itu menyenangkan saat bisa melihatnya sebal padaku.  "IHH, NABIELLL, SANA KEMBALI KE LAPANGAN!"

Aku hanya tertawa terbahak-bahak, ekspresinya benar-benar menggemaskan~.

- WIU -

13 Desember 2020 [Author POV]

"Em... Angga?" Angga menoleh, menatap Nabiel yang memanggilnya, "O-Oh... Kamu sudah siap berangkat," Angga meraih tangan Nabiel, menariknya dengan kuat, memeluk erat pemuda yang lebih tinggi. "Maaf Angga... Aku tidak bisa menemanimu lebih lama," Nabiel menciumi telapak tangan pemuda di hadapannya, "Maafkan aku," Bisiknya dalam sunyi.

Suaranya hancur, hampa, dan lemah. Ia juga tidak ingin meninggalkan Angga. "Shhhttt, terima kasih Nab, sudah menemani sampai hari ini. Hati-hati di jalan. Have a save flight," Nabiel memeluknya lebih erat. "I'll do," Nabiel tersenyum, menciumi wajah Angga dengan gemas. Meski matanya mengatakan jika ia sangat rapuh detik itu. 

"Kenapa kau tidak berpesan untuk jangan melupakanmu?" Tanya Nabiel sembari menyandarkan kepalanya di atas kepala Angga. "Karena kamu memang tidak akan melakukannya. Iya kan?" Nabiel terkekeh, mengusap punggung Angga pelan, "Yeah,"

"Nabiel? Ayo nak, Ayah sudah menunggu di bandara," Bunda Nabiel berseru dari mobilnya, bersiap untuk pergi. "Ngga, jika saat kembali nanti aku memang harus menikahi orang lain,  tolong jangan marah kepadaku," Angga mengangguk, "Aku akan selalu ada untukmu. Karena aku sepenuhnya milikmu," Bisik Angga sebelum ia mencium pipi Nabiel dengan susah payah.

"Ahahaha, aku berangkat ya. Belajar yang rajin, tunggu aku kembali," 

"Tentu... Sampai jumpa... Biel,"

- WIU -

[ END OF SEASON 1 ]

(Kenapa ada season 1 & seterusnya? Author tangan kanannya lagi cidera, hehe)

Karena Author terpaksa hiatus, mohon maaf ya kalau part ini ga terlalu panjang!

THANK YOU EVERYONE!

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang