🍀 WIU : Next Journey 🔥

155 22 0
                                    

"ANGGAAA!!!" Terdengar teriakan maha dahsyat Nabiel sesaat setelah Angga dengan sengaja membawa kabur HP Nabiel. "Chase me baby!" Dan Angga melesat keluar dari kamar hotel. Setidaknya meskipun di negara asing, Angga tahu bahasa yang digunakan dan ia sangat lancar menggunakannya.

"Hah... Sialan," Nabiel segera berjalan menuju lemari pakaian dan memakai pakaiannya. Bergegas keluar kamar dan menguncinya. HP-nya adalah barang important yang harus ada di tangannya setiap jam. "Angga?" Dirinya setengah berlari setengah lagi memanggili nama Angga. Sesaat setelahnya, Angga muncul secara tiba-tiba di hadapannya.

"BAAA! Hehe, Nabiel kaget!" Seru Angga saat dirinya sukses membuat Nabiel melompat beberapa centi darinya. "Astaga... Kau ini," Dengan gemas Nabiel mengusak rambut Angga dan mengambil alih HP-nya yang di genggam Angga. "Hehe, maaf," Nabiel mengangguk, menarik tangan Angga menuju restoran. Mengisi perut kosong mereka.

-WIU-

"Hey, Nab, apakah kau pernah berpikir untuk melihat pemandangan di malam hari?" Tanya Angga. "Kemarin kita stargazing Angga, dan kau tertidur," Angga cemberut, menatap sebal Nabiel. "Kau membuatku menangis," Nabiel tertawa kecil, menyodorkan sandwich yang ia pegang pada Angga. "Maaf, aku hanya... Kau harus tahu Angga,"

"Yeah, aku tahu," Nabiel tersenyum, mencium pipi Angga dan kembali melanjutkan sarapannya yang sedikit tertunda. Wajah Angga memerah, dipukulnya kuat-kuat paha Nabiel, "Aww, baby~ Kenapa kau memukulku?" Tanya Nabiel sembari menatap Angga melas. Sakit, sangat sakit. "Ka-Kau menciumku di depan umum!" Protes Angga sembari mendorong sebal pundak Nabiel.

"Ahahaha, akui saja, kau menyukainya~," Angga menatapnya sebal, melotot tajam. "Sudah-sudah, maaf, makanlah," Berakhir dengan Angga yang makan sembari memajukan bibirnya sebal karena Nabiel sangat iseng. Sementara Nabiel tersenyum puas, menatap Angga yang tengah makan. Sebuah kebahagian bagi dirinya.

-WIU-

"Nabbb, mau kemana sih???" Angga menarik sebal tangan Nabiel, memaksa Nabiel untuk berhenti berjalan. "Kamu bilang mau lihat pemandangan di malam hari," Angga menatapnya bingung, "Ini masih sangat pagi!" Nabiel menunduk, menyamakan tingginya dengan Angga. "Bagaimana dengan pergi diving lalu menikmati perjalanan malam di Aussie?"

Angga terdiam, diving, dirinya bisa dibilang sangat menguasainya. Bahkan saat SMP dirinya sudah pernah membuktikan keahliannya itu. "Huh? Diving dimana?" Nabiel memutar bola matanya, "Aku meninggalkan katalog-nya di kamar. Ayo cepat kembali,"

-WIU-

"Nah! Ini! Bundaku yang memberikan saran," Angga menerima sebuah katalog lengkap dari Nabiel, membaca keterangan diving yang ada. "Great Barrier Reef? Tidak kah itu jauh dari Sydney?" Nabiel mengangkat alisnya, "Ya... Kita akan berpindah negara. Tapi itu tidak masalah kan? Selama kamu behagia Ngga,"

"A-Ah... Ya... Kemana pun Nab, aku bahagia bersamamu," Angga membiarkan Nabiel memeluknya dan mengusak-usak kepalanya. "Hm~? Berbohong atau jujur?" Tanya Nabiel, Angga menatapnya, menaikkan kedua lengannya dan mengalungkannya di leher Nabiel. "Aku rasa... Pacar-pacarku selama ini adalah pelarian Nab,"

"Hm?" Nabiel memiringkan sedikit kepalanya, menatap Angga dengan jelas. "Karena aku menyukaimu tapi aku tidak bisa mengatakannya. Aku takut. Jadi aku berusaha menepisnya," Nabiel tertawa kecil, menempelkan hidungnya pada hidung Angga. "Aku juga seperti itu mungkin? Tapi aku menjadikan persaingan kita sebagai pelarian,"

"Huh? Jadi karena itu kamu ga mau kalah setiap kita bersaing?" Protes Angga, Nabiel tertawa kecil, suara beratnya mengalun dengan indah. "Mungkin?" Angga tersenyum, menyenggolnya sebal. "Nab," Nabiel terlihat menatapnya dengan fokus, sejenak saja, Angga sudah bisa mengukir wajah Nabiel dalam ingatannya.

"Apakah kita hanya akan terus berpelukan seperti ini?" Tanya Angga.

"Kenapa? Hum?"

-WIU-

Ciuman liar Angga sukses menenggelamkan Nabiel dalam hasratnya, membuat keduanya larut dalam keheningan yang hanya di isi suara keduanya. "Hm~ Nab, bibirmu tebal juga ya," Nabiel tertawa, menganggukkan kepalanya. "Tanpa kau lihat dari dekat pun sudah tebal Ngga," Angga tersenyum tipis. "Kau sangat jago,"

"Tentu saja, aku juga jago urusan kasur," BUGH! Dengan kecepatan tinggi, Angga memukul sebal pundak Nabiel. "Ja-Jangan membahasnya bodoh!" Nabiel tertawa kecil, "Aku menyukai wajah memerahmu Ngga, itu menggemaskan," Nabiel teringat masa-masa lombanya satu atau dua bulan sebelumnya. Wajah Angga sangat merah ketika ia mengerjainya.

"Hm~ Aku sangat lihai~ Lidahku bisa mengobrak-abrik kesadaranmu," Bisik Nabiel. "Ih! Nab! Stop!" Angga mendorong Nabiel menjauh. Tapi seperti biasa, dirinya tidak sanggup mendorong Nabiel yang nyaris dua kali lipat lebih besar darinya. "Hm? Akui saja Ngga~ Bahkan mungkin milikku lebih besar darimu, iya kan?" 

BUAGH! "NABIEL! JANGAN BERCANDA!"

-WIU-

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang