🍀 WIU : Jangan Menjauh Dariku¹ 🔥

401 46 0
                                    

"Woy bang, ngelamun bae" Erick tiba-tiba muncul, entah dari mana. "Lah? Ga ikut latihan Rick?" Erick menggeleng. "Tuh kan urutan ke 5 doang, gua mah urutan ke 4. Dah tuntas, kembaran gua aja rese minta lihat doi nya latihan," Erick mengarahkan dagunya ke arah Mave -kembaran nya- yang tengah terpukau pada salah satu personil paskibra itu.

"Bang, uke nya sapa? Kaga di jawab mulu,"

Bughhh!!!

"Aw, uke kek lu ternyata sakit ya mukulnya, aw-aw... Perutku yang malang..."

Wajah Angga memerah adam, rasa-rasa ingin membuang Erick ke laut semakin meningkat. Tapi jujur, Mave tidak bisa ditinggal sendirian tanpa Erick. Erick adalah belahan nyawa-nya yang berwujud manusia lain. "Iya, gua uke nya, dia seme nya, kenapa? HAH!?"

Erick menoleh, shock. Angga mengakui posisinya.

"LU UDAH JADIAN AMA DIA?"

BUAGHHH!

Oke, Erick, kau bisa mati dua jam lagi hanya karena terus mendapatkan pukulan maut dari Angga. Dan sekarang pun Erick hanya bisa mengaduh sembari memeluk erat perutnya. "Aw-aw, perutku. Pertanyaanku serius! Kenapa kau justru meninjuku sih?" Protes Erick, berusaha menegakkan tubuhnya yang kesakitan karena tinjuan Angga.

"Be-belum jadian... Cuma... Hah... Ntar lu bocor kemana-mana, ga ah," Erick memasang puppy eyes nya, memohon untuk diceritakan. "Fine. Berhenti menatap ku seperti itu, menggelikan!" Matanya bersinar, ia menegakkan kembali tubuhnya dan mendengarkan Angga dengan seksama. Wajahnya berubah menjadi datar tanpa perasaan lagi. Tanda jika ia serius.

Angga menceritakan semua yang terjadi pada nya di hari-hari sebelumnya. Termasuk tentang apa yang Nabiel katakan di malam sebelumnya. Dan semua yang membebani pikirannya tentang Nabiel. "Tapi gua gak tau Rick, gua harus apa..." Angga merutuki nasibnya. Entahlah, dia merasa dirinya telah hancur berkeping-keping hanya karena rasa (sok) setia nya itu.

"Aku takut Nabiel ga akan deketin aku lagi..." Bahasa percakapan yang mendadak menjadi aku kamu membuat Erick terhenyak. Angga benar-benar sedih. Dan kini, ia menjadi teman curhat Angga satu-satunya. Yang tahu betul tentang apa yang Angga rasakan. "Aku rasa... Ah, Kak Nabiel bukannya memang seperti itu? Dia hanya akan sok cuek di depan, dia tidak akan menjauh darimu," Jelas Erick sembari menatap Angga dari sisinya.

"Tapi aku khawatir jika ia tidak lagi mau mendekatiku. Aku... Bukannya aku tidak menyukai nya, aku hanya tidak tahu harus berkata apa pada orang tuaku dan pacarku... Hah... Rick, sakit," Erick merangkul nya, "Gua yakin ada jalan keluarnya. Kak Nabiel ga akan berhenti ngejar lu selama masih ada kemungkinan yang gede, gua yakin,"

Angga menghela nafas pelan. 

"Aku takut, aku tidak terbiasa tanpa dirinya di sekitar ku, udah 10 tahun, kita bareng,"

-WIU-

Angga berjalan lunglai menuju kamar. Atas permintaan pelatih nya, Nabiel akan melakukan sesi wawancara sampai pukul 7 sore dan melanjutkan ke Meeting sampai tengah malam. Jadi ia akan sendirian sejak latihan terakhir Nabiel hingga malam hari tiba. Apakah hingga esok pagi... Ia masih harus sendirian? Ia tidak mengharapkan ini.

Dan perlombaan kurang  sehari. Angga yakin, Nabiel tidak akan mau mendekatinya lagi ketika perlombaan berakhir. Fakta tentang perbedaan kelas mereka dan status keluarga mereka memperkuat alasan mengapa Angga yakin, Nabiel tidak akan mendekatinya lagi. Karena ia sudah menolaknya, lebih dari satu kali. 

Angga tidak bisa membayangkan, bagaimana jika semua sudah berakhir? Dan Nabiel menjauh darinya? Orang yang peduli tentang rasa sakitnya, rasa laparnya, rasa lelahnya. Secara tiba-tiba menjauh dan menghilang dari bayang-bayang hidupnya. Bagaimana jika itu semua terjadi? Bagaimana jika Nabiel... Berhenti memberi perhatian padanya?

Tidak, Angga tidak bisa membayangkannya. Hidupnya sudah banyak yang tergantung pada Nabiel.

Tidak!

Ia tidak mau... Nabiel menjauh darinya.

Lomba ini... Akan segera berakhir. Ia takut. Ia takut!

Ia takut... Nabiel akan melupakannya.

-WIU-

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang