🍀 WIU : Cheese Cake 🔥

173 25 0
                                    

"Angga~ Aku membawa cheese cake untukmu!" Angga menoleh, Nabiel dengan dua cheese cake dan sebuah topi kucing di kepalanya. "Ke-Kenapa kamu pakai topi? Sejak kapan?" Tanya Angga dengan nada protes, "Huh? Memangnya kenapa?" Angga suda sibuk mengumpat dalam hati semenjak melihat Nabiel datang dengan topi itu. 'SIALAN, SIAPA UKE NYA SIH, KENAPA DIA IMUT SEKALI SEKARANG, ARGHHH,'

"Tidak apa-apa. Kau membelinya?" Nabiel menggeleng dengan wajah polosnya, "Mereka memberikannya padaku--," Nabiel menujuk segerombolan wanita yang berdiri di dekat counter topi. "HUH? SIAPA YANG MENGIZINKANMU MENERIMANYA!?" Protes Angga dengan nada yang meninggi, mata Nabiel melebar, Angga yang galak telah kembali.

"Maaf... Aku... Ini imut, aku tidak bisa menolaknya," Jawaban yang bukan di harapkan Angga, tapi dirinya sendiri juga tidak bisa protes karena Nabiel terlihat sangat imut saat itu. "Hah... Nab, mereka bilang kau tampan?" Nabiel mengangguk cepat. "Dan kau percaya? Kau sangat jelek," Protes Angga. "A-Aku jelek?" Tanya Nabiel balik.

Angga menghela nafas sejenak, Nabiel bertingkah seperti anak-anak lagi.

"Ya,"

Mata Nabiel berair, tapi dirinya tetap diam, entah apa yang membuatnya tiba-tiba seperti anak-anak. "Fine, maaf," Tak lama, Nabiel justru tertawa terbahak-bahak melihat wajah pasrah Angga. "Hihi, bilang saja kau cemburu," Godanya satu kali lagi sebelum berlari meninggalkan Angga yang juga sudah siap mengejarnya. "NABIEL!"

-WIU-

Tetap, sesebal apapun Angga, topi di atas kepala Nabiel tidak bisa ia lepaskan. Perbedaan tingginya dengan Nabiel membuatnya kesusahan jika ingin meraih topi itu. "Hey~ My short-cake, kenapa kamu terlihat murung? Hm?" Nabiel membungkuk sedikit, menyamakan tingginya dengan Angga. "Aku..." Belum selesai Angga berbicara, Nabiel melepas topi di kepalanya.

"Kamu saja yang pakai," Dan kini topi itu berpindah tempat di kepala Angga. "Imut," Puji Nabiel sembari menoel-noel pipi Angga. "St-Stop berbicara seperti itu!" Nabiel tertawa terbahak-bahak, puas melihat wajah memerah Angga. "Fine-fine, ayo cari makan, kau pasti sudah lapar," Angga hanya bisa mengangguk pasrah saat dirinya di tarik oleh pemuda setengah jerapah itu.

-WIU-

"Makanannya akan datang agak lama, banyak yang memesan. Ini, makan dulu cheese cake yang aku beli tadi," Nabiel meletakkan Cheese Cake yang sebelumnya ia beli di atas meja makan dan membiarkan Angga memakannya duluan. "Biel? Buka mulutmu," Nabiel membuka mulutnya sekenanya, ia paham, ia peka, Angga akan menyuapi-nya.

"Hm~ Enak kan?" Tanya Angga setelah kue itu masuk sepenuhnya ke mulut Nabiel. "Yeah, perfect," Nabiel kembali menegakkan tubuhnya usai dengan suka rela mencondongkannya pada Angga. "Hey Nab, kau tahu, cheese cake ini sangat lembut," Nabiel mengangguk, "Dan sangat manis," Nabiel kembali mengangguk. "Tapi mereka rapuh,"

Nabiel mengangguk lagi. "Seperti dirimu. Manis, baik, lembut, tapi kau rapuh Nab," Nabiel kini hanya diam dengan wajah tercengang. "Berceritalah padaku. Kenapa kau terlihat sangat murung pagi ini," Nabiel hanya menunduk, tapi mulutnya terus bergumam tidak jelas. "Hah... Kau tidak akan mau mendengarnya Angga,"

"Nab. Ini. Perintah," Kalimat penuh penekanan itu membuat Nabiel mendongak. "Tidak hari ini Angga," Nabiel menggeleng kuat. Angga menarik tangan Nabiel, "Katakan padaku. Seburuk apapun itu hubungannya denganku, aku akan menerimanya," Nabiel menggeleng kuat. Ia tahu, Angga bisa murung berhari-hari lamanya karena apa yang akan ia katakan.

"Nanti ya, aku... Aku tidak bisa mengatakannya sekarang,"

-WIU-

Keduanya menikmati makanan di Haymarket hingga hari mulai gelap. Bintang-bintang mulai terlihat, matahari telah tenggelam. "Ngga? Mau memulai stargazing hari ini?" Angga mengangguk, membiarkan Nabiel merangkulnya mendekat. "Ayo kembali ke bukit dekat Hotel,"

Mobil yang dikendarai keduanya melesat, melaju membelah malam yang ramai. Sydney hari itu terlihat sangat cerah. Tidak sepadan dengan perasaan gundah gulana Nabiel saat itu.

"WOAHHH!" 

Baru saja turun dari mobil, Angga sudah dibuat kagum oleh langit malam yang dipenuhi bintang-bintang yang begitu indah. Sejenak, Nabiel hanya bisa tersenyum menatap Angga yang sangat bahagia. His heart broken, tapi senyumannya tetap bertahan. "Hey, Nab! Cepat kemari!" Seru Angga sembari menepuk-nepuk daerah yang lapang dan sudah ia beri kain alas.

"Ya-ya," Nabiel berjalan mendekat, duduk di samping Angga yang sudah berbaring. "Nab? Kau menyukainya?" Tanya Angga. Nabiel mengangguk. "Aku selalu menyukai bintang malam," Angga duduk kembali, "Bagaimana denganku? Apakah kamu selalu menyukaiku?" Nabiel tertawa kecil, menarik Angga ke dalam ciumannya. 

Angga membalas sebisanya, cumbuan mematikan Nabiel sukses membuatnya lemah. "Hm~ Thanks Nab, aku rasa kamu akan terus menyukaiku," Nabiel tertawa, meraih Angga dan memeluknya. "Aku rasa juga begitu," Angga kembali berbaring setelah Nabiel melepas pelukannya. Menatap langit keunguan yang di taburi bintang-bintang indah.

"Nab?" Nabiel menoleh, "Katakan sekarang. Jangan membuatku menunggu dan sakit hati setelahnya," Nabiel menarik Angga mendekat. "Mendekatlah, disini dingin," 

-WIU-

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang