🍀 WIU : BODOH! 🔥

114 12 0
                                    

Angga menarik paksa perban dari tangan Nabiel. "Stop. Kau terlalu bodoh untuk melakukannya," Nabiel mendongak, membiarkan Angga mengambil perban itu dan memasangkannya di tangannya yang terluka. "Maafkan aku, tadi... Aku meninju tembok disana terlalu keras," Nabiel menunjuk tembok yang sebelumnya ia pukul dengan sengaja.

"Maafkan aku juga, aku terlalu bodoh," Angga menyelesaikan perbannya, mencium tangan Nabiel. Membawa kedua telapak tangan pemuda itu ke pipinya. "Aku merusak rencanamu. Iya kan?" Nabiel tersenyum, menggeleng. "Tidak juga. Karena pada akhirnya, kamu memeriksanya sendiri," Angga tertawa kecil, menarik Nabiel mendekat.

"Jangan pergi lagi, maafkan aku,"

-WIU-

"Hey! Biel! Lihat! Ahahahaha! Lihat! Lihattt! Pinguin nya sangat menggemaskan!" Nabiel tidak segera mendekat, dirinya mengambil sebuah foto dan mendekat setelah foto itu tercetak dari kamera polaroid-nya. Nabiel tersenyum gemas, diacaknya rambut Angga secara sengaja. Tapi hari ini, Angga tidak ingin protes. Ia membiarkan Nabiel melakukannya.

"Hey, Angga, menghadap kemari~," Click! "Hehe, terima kasih," Nabiel menunjukkan fotonya. "EH!? WAJAHKU!" Ya, wajah Angga sangat tidak siap. Bahkan Cookie yang Nabiel berikan padanya belum ia kunyah sepenuhnya sehingga menyisakan beberapa crumbs di sekitar pipi dan bibirnya. "Hehe, eyyy, sudahlah~ Hanya untukku! Oke?"

Angga cemberut, tidak berhasil meraih polaroid itu karena Nabiel mengangkatnya dengan sangat tinggi. "Kau sekarang berapa centimeter sih!? Ih, aku sangat gemas padamu, kau selalu mengisengiku dengan cara yang sama," Nabiel tertawa kecil, menurunkan tangannya dan menyimpan polaroid itu di sakunya. "192 centimeter saat terakhir kali aku periksa,"

"Wh-WHAT!?" Angga melotot tajam, tingginya bahkan hanya 170 cm bulan lalu. "Yeah, kenapa kau terkejut sekali?" Angga memalingkan kepalanya. 'Ja-Jadi itu kenapa... FUCK, miliknya sangat besar!' Batin Angga, wajahnya memerah mengingat kejadian kemarin malam. "Hey~ Angga~ Ada apa sih?" Nabiel memeluknya, menatapnya dari samping tubuhnya.

"Ti-Tidak apa-apa, ayo lanjut ke Aquarium yang lain,"

-WIU-

"Woahhh!" Sekali lagi, Nabiel berjalan sedikit jauh dari Angga. Mengambil beberapa foto Angga dan mendekat saat semua telah tercetak bersih. "Nabiel! Sini!" Angga memanggilnya, melambaikan tangannya. "Ada apa?" CLICK! "Hehe, gantian~," Bisik Angga. Wajah gagal fokus Nabiel tertangkap di layar HP Angga.

"Ohhh, jadi kamu balas dendam? Siniii~," Angga segera bangkit dari duduknya dan berlari. "Chase me~," Serunya. Keduanya berlari di lorong lenggang Aquarium itu. Akan lebih baik jika mereka sampai di luar, di tempat yang lebih aman untuk berlari. "Ahahahaha! Nabiel! Kemarilah! Cepat!"

Keduanya tiba di luar, dekat dengan counter makanan yang mereka lewati sebelumnya. "Aww, aku tertangkap~!" Angga tertawa kecil, menerima jari-jari iseng Nabiel menggelitikinya usai berhasil memeluknya erat-erat agar tidak pergi darinya. "Ey-ey, sudah Nab! AHAHAHAHA! SUDAH! Ayo beli mak-AHHAHAHA-an saja!" Nabiel berhenti menggelitikinya.

Tapi tetap memeluknya erat-erat. "Kau boleh mengajakku bermain kejar-kejaran. Dimanapun itu. Tapi, jangan pergi dariku. Berjanjilah untuk membiarkanku menangkapmu,"

Angga tersenyum, menenangkan Nabiel dengan tepukan pelan di punggungnya. "Aku akan berlari kembali jika kamu tidak berhasil menangkapku,"

-WIU-

Pelukan Nabiel hangat, mood booster bagi Angga, tapi Angga tahu, ia lapar. Ia akan sakit perut jika tidak segera mengisinya. "Nab~ Ayo makan! Pleaseee," Nabiel kalah telak dengan keimutan Angga, mengalah. "Ayo, kita beli sedikit jajanan," Nabiel menggandengnya. Menariknya masuk ke counter makanan. "Pilihlah Ngga, aku akan mengikutimu,"

Angga mulai memilih, membiarkan Nabiel membayar semuanya. Setidaknya Nabiel terlihat sangat bahagia karena ia memilih banyak jajanan. Bahkan sepertinya uang Nabiel tidak sedikitpun berkurang sejak mereka datang. "Oke, aku akan membeli minuman. Tunggu disini, jangan pergi kemana-mana!" Nabiel menunjuk bangku terdekat, Angga hanya mengangguk.

"Oke, aku pergi sebentar," Angga melepas tangan Nabiel dan membiarkan Nabiel pergi membeli minuman. Meskipun mungkin akan lama karena Nabiel bahkan belum mengambil makanan satupun. Padahal perut Nabiel juga bersuara sangat keras tadi. "Hah... Anak itu. Sama saja seperti dulu. Aku pikir dia sudah berubah. Tidak juga ternyata..."

20 menit berlalu, Angga sudah menghabiskan setengah makanan yang ia ambil. Menunggu Nabiel kembali. "Ck, dia lama sekali sih!? Dia tersesat?" Angga bergumam, pandangan matanya meliar ke seluruh sudut ruangan. Tak ia temui tanda-tanda pemuda 196 cm itu. "Ck, haish..." Angga tidak tenang, tapi ia berusaha tidak mengamuk.

Dirinya hanya bisa makan dengan tidak tenang sembari menendang-nendangkan kakinya ke udara. Dirinya khawatir Nabiel meninggalkannya seorang diri di Food Counter. Meski ia rasa, itu tidak mungkin. Karena Nabiel tahu apa yang akan terjadi jika ia membuat Angga marah. (Contoh: Di tolak, di gampar sepatu, di tabok tas, dsb.)

-WIU-

40 menit dan Nabiel tidak segera kembali. Angga menyelesaikan makanannya. Membuang seluruh sampahnya ke tempat sampah. "Eh? Apakah aku terlalu lama? Maaf... Ada seseorang yang membutuhkan bantuanku," Rasa sebal Angga seketika lenyap saat suara berat Nabiel muncul. "Kau kemana saja sih!? Kau tahu tidak? AKU PANIK!"

Angga memeluknya erat-erat sebelum menyadari bahwa Nabiel basah kuyup karena keringat. "Mau memberi tahu apa yang terjadi padaku?" Nabiel mengangguk. "Ayo duduk di bangku tadi. Aku belum makan... Aku lapar," Angga mengangguk, menggandeng Nabiel kembali ke bangku dimana Angga duduk sebelumnya.

"Ada seseorang yang berusaha merampok toko es krim disana," Nabiel menunjuk sebuah toko es krim yang ada di pojok terluar Food Counter. Terlihat ada beberapa satpam disana. "Aku membantu mereka mengejarnya," Nabiel melanjutkan makannya setiap usai mengucapkan satu kalimat penjelasan. "Lalu?" Angga menatapnya, ini pertama kalinya Nabiel makan dengan cepat.

"Aku berhasil menangkap orang itu. Tapi aku jadi sangat lambat saat kembali karena perutku lapar dan aku sangat lelah berlari," Suapan terakhir dari makanannya pun tertelan setelah ia menyelesaikan kalimatnya. "Maaf sudah membuatmu khawatir sendiri Ngga," Angga tersenyum tipis, berdiri dari bangkunya, menatap lurus Nabiel. 

Mencondongkan tubuhnya dan mencium bibir Nabiel sekilas. "Good job Nab, hihi," Wajah Nabiel memerah, segera ia palingkan wajahnya. "Bodoh! Kau ini ya!" Gumam Nabiel. Menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat merah semerah Cherry Tomato yang matang dan siap panen. "Ahahahahahaha, apakah kamu malu?"

"TIDAK! Arghhh, Angga! Kau sangat bodoh ya!?"

"Jika aku bodoh berarti... Kamu sedang mencintai seseorang yang bodoh,"

"Aih... Pintar sekali kau mengelak,"

"Hehe, aku tahu aku pintar,"

"AISH! ANGGA! KEMBALI!"

-WIU-

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang