🍀 WIU : Moon? 🔥

270 33 0
                                    

"Wo--Woah..." Angga terkesima, kalung emas dengan liontin bulan itu terlihat sangat indah. "I-Ini untukku? I-- I didn't deserve this Nab... It's... Too much," Nabiel tertawa, mengangguk, duduk di samping Angga. "Kau harus baca suratnya, baru menerimanya," Nabiel menyodorkan surat yang ia pegang pada Angga. "Apakah kau menulis sesuatu yang menyedihkan? Lagi?" Nabiel tertawa, menggeleng, "Sepertinya tidak, sepertinya iya, aku tidak ingat,"

"Ck, bagaimana sih? Kau yang menulis, kau juga yang lupa isinya," Nabiel mengusak gemas kepala Angga. "Karena aku rasa aku bukan pengingat yang baik," Nabiel menyandarkan tubuhnya ke kepala kasur dan membiarkan Angga membuka gulungan kertas darinya. Pita yang mengikat kertas itu sudah berpindah ke pangkuan Angga sementara kertasnya terbuka lebar.

Dear Angga,

I love you to the Moon and back [ Aku mencintaimu selamanya ]. Kadang... Aku lupa kalau pada dasarnya aku pernah bertengkar denganmu. Bahkan bermusuhan sangat parah. Tapi, seketika aku juga teringat bahwa dulu, sebelum kita berpisah, aku pernah hampir memberimu kalung ini. Ya, kalung ini sudah aku siapkan semenjak 3 hingga 4 tahun yang lalu. 

Tapi rupanya kau berangkat ke pusat kota lebih dulu dibandingkan hari perpisahan SMP kita. Hari itu, harapanku untuk menyatakan perasaanku seketika pupus. Kupikir, aku tidak akan lagi bertemu denganmu. Apalagi di desa kita. Karena kau melanjutkan sekolahmu di kota. Sekolah yang jauh lebih baik dari sekolah kita saat ini.

Dan hari itu, kamu secara tiba-tiba muncul di hadapanku. Membawa kembali kenangan yang pernah kamu dan aku buat. Hari-hari dimana kita bersaing, kita bermusuhan, kita berkelahi. Sejenak, aku ingat satu hingga dua hal tentang hari-hari itu. Hari dimana seharusnya kita terlihat bermusuhan tapi kita justru seperti orang yang saling mencintai satu sama lain.

Ngga, aku berharap kamu memakai kalung ini. Siapa tahu di lain waktu, kita bisa bertemu lagi. Dan kalung ini bisa mengingatkanmu akan dirimu. Karena mungkin aku akan berubah, atau kamu akan berubah. Tenang saja, kalung ini tahan air. Aku sengaja membeli yang platinum asli agar tidak berkarat meski digunakan sangat lama. Dan... Apakah kita akan bertemu lagi di masa depan?

-xo. Nabiel.

"Nab?" Nabiel yang semula memejamkan mata membuka matanya dan menatap Angga yang memanggilnya. Angga naik ke atas kasur sepenuhnya, menyandarkan tubuhnya pada Nabiel. "Ya, kita akan bertemu lagi di masa depan jika kita memang bisa bertemu," Nabiel tersenyum, mencium pipi Angga. "Thank you Angga,"

- WIU -

"Kau tidak mandi?" Tanya Angga, Nabiel menatap tubuhnya. "Aku sudah wangi," Angga memukulnya sebal. "Tetap mandi!" Nabiel tertawa, memeluk erat Angga. "Wleee, kamu bau aku udahan," Dengan cepat Nabiel melesat dan menarik handuknya. Menghilang di balik pintu kamar mandi. "Na-- NABIEL! IHHH!"

Angga melompat dari kasur dan segera berlari guna membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci, melompat masuk ke dalam kamar mandi itu. "NAB! Wo-Woa..." Nabiel memutar tubuhnya. "Hm? Ada apa?" Abs sempurna itu tepat berada di hadapan Angga. "Anu... Kau menyebalkan... Tadi-- Aku hampir melemparimu bantal," Nabiel tertawa puas, "Sekarang?" Angga menggeleng, menunduk, menghindari tatapan Nabiel. "Kau ingin menyentuh ini?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja sembari Nabiel mengusap-usap Abs-nya. "Ti-TIDAK!" Nabiel menarik tangan Angga, mengarahkan tangan itu pada Abs-nya yang sempurna terbentuk, "Here, it's mine, but it's can be yours too," Wajah Angga memerah padam. Kali ini benar-benar merah seakan ia adalah kepiting rebus. "How can it-- be... mine...?" Tanya Angga dengan suara kecil, menyembunyikan wajahnya di balik pundak Nabiel.

"If I was yours, then, this body is yours too... The heart is yours too~," Angga memukul sebal Nabiel, tapi tangannya tetap tak bisa terlepas dari cekalan Nabiel. "Just enjoy it, Angga. Aku tahu, kau sedih akan ku tinggal kelulusan," Angga kini diam, membiarkan dirinya ada di pelukan Nabiel. Tubuh Nabiel masih dingin, setidaknya dia memang baru membilas bagian atas tubuhnya. 

"Nab," Nabiel menunduk, "Hm?" Angga mendongak. 

"Bagaimana jika di masa depan kita tidak bertemu?"

Kesunyian melanda keduanya. Angga menatap Nabiel dan Nabiel menatap Angga.

Hawa di antara keduanya tidak canggung, hanya terasa sunyi dan senyap.

Nabiel memindahkan posisi Angga agar lebih nyaman di dekapannya.

"Kalau begitu kita harus menikmati saat-saat ini, iya kan?" Angga tersenyum, menyandarkan tubuhnya ke Nabiel, membiarkan Nabiel menopangnya. "Ya... Kita harus menikmatinya..."

- WIU -


Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang