🍀 WIU : Hot Nabiel¹ 🔥

557 54 0
                                    

Angga menolak untuk makan, ia tidak bernafsu makan lagi setelah tingkah aneh Nabiel berlangsung. Sungguh! Ia tak ingin makan lagi. Menyentuh sendok pun rasanya ia tidak sudi. "Kenapa? Tidak mood?" Angga mengangguk singkat. Nabiel menunduk, menyamakan tingginya dengan Angga. Jari jemari besarnya tiba-tiba menyentuh kepala Angga, mengusaknya gemas.

"Maaf kalau begitu, aku akan memesankan kasur lagi, tunggu disini saja," Nabiel mengusap pelan kepala Angga sebelum berjalan menuju kasir untuk membayar makanan mereka dan pergi ke resepsionis untuk menambahkan satu kasur lagi. Ah, entah mengapa, mendadak, Angga merasa bersalah pada Nabiel.

Angga bergegas memakan nasi gorengnya dan berdiri menyusul Nabiel yang berjalan menuju kamar. "Biel? Kamu di dalam?" Setidaknya, sekarang, dirinya benar-benar merasa tidak enak.

"Aku mandi duluan ya? Ada pertemuan mendadak di Aula. Aku harus segera," Angga mengangguk kaku, apa apaan itu? Ia merasa... Tidak rela Nabiel pergi keluar. Ada yang harus ia sampaikan pada Nabiel. "Hati-hati..." Gumamnya lemah, Nabiel yang mendengarnya tersenyum dan mengangguk meski Angga tidak mengetahui nya.

Nabiel tidak pergi ke Aula, ia kembali ke restoran. Meneguk segelas vodka dengan kadar alkohol 5%. Sebuah kebiasaan buruknya saat sedang khawatir akan sesuatu. Ia khawatir tentang lombanya dua hari lagi. Dan tentang Angga. Situasi memperburuk keadaannya. Ia harus bertanggung jawab penuh atas event itu karena ia adalah ketua paskibra yang akan memimpin.

"Ah, sial, ini tidak sedikitpun meredakan," Nabiel tidak mudah mabuk, tapi entah kenapa wajahnya telah berubah menjadi merah padam malam itu. "Ah sudahlah, pak? Ini uangnya," Dan pemuda setinggi 197 cm itu melangkah pergi dari restoran usai menghabiskan dua botol vodka seorang diri. Sukses membuat bartender yang melayani shock, tapi juga hanya bisa diam.

-WIU-

"Nab?" Angga membuka pintu dengan wajah heran, rambut acak-acakan Nabiel... Uh, ia sangat... Sexy. Kemeja nya setengah terbuka, bau alkohol sedikit tercium dari tubuhnya. Meski tidak terlalu tercium, Angga tetap mengetahuinya. "Biel? Kenapa? Kamu... Berbau Alkohol," Nabiel melirik, melepas sepatunya dan masuk tanpa menjawab Anga.

Dalam secepat kilat, kemeja Nabiel sudah terlepas dan menunjukkan dada bidang dengan abs sempurna di bawahnya. "Biel!" Angga reflek menutup matanya rapat dan menutupi wajahnya dengan tangan. "Kau juga pria Angga, kita sama. Kenapa kau malu?" Angga melepas tangannya perlahan, wajahnya memerah padam melihat abs Nabiel terpampang begitu saja di hadapannya.

Benar, dirinya juga pria. Tapi... Hey! Ini beda permasalahan nya!

"Tapi... Emh, iya" Angga memajukan bibirnya kemudian berdiri memunggungi Nabiel.

"Why? Kalau kau tidak pernah melihat abs asli, lihatlah, abs ku sangat asli," Angga mengangguk, tak berani menoleh. "Hey~ Angga~ Lihatlah iniii~,"

Bugh!

Pukulan itu memang terdengar keras. Faktanya? Nabiel hanya diam di tempat. Seakan tidak ada yang mendorong atau memukulnya. Yeah, tidak bergeming sedikitpun. "So? Ada apa? Pukulanmu sangat lemah Ngga," BUGH! Lebih keras, tapi meleset.

Angga menatap wajah Nabiel kemudian segera memalingkan wajahnya, "Kenapa?" Saat dirinya kembali berbalik, "SIAL! NABIEL!" Nabiel berdiri tepat di belakangnya, dengan tubuh atletis sixpack nya itu. "A-anu, pergi! IH! NABIEL!" Angga memalingkan tubuhnya. Berusaha cuek dengan hal-hal gila yang dilakukan oleh sesosok Nabiel.

"Kau yakin tidak mau menyentuhnya? Ah, padahal aku sudah berbaik hati membukanya untukmu dengan gratis. Ya sudah kalau begi-," Belum selesai Nabiel berbicara. Tiba-tiba saja, HUP! Si kecil Angga meloncat dalam pelukan Nabiel. Menyandarkan kepalanya di leher Nabiel, dan melingkarkan tangannya ke pundak Nabiel, mencari perlindungan.

Nabiel hanya tertawa kecil melihat tingkah Angga, menahan tubuh Angga agar tidak merosot dari pelukannya. "Bodoh kau Biel!" Nabiel tersenyum lebar, "Aku tahu aku bodoh, hehe, dan kamu menyukai orang bodoh, benar begitu?" Angga memajukan bibirnya sebal, gemas sendiri dengan tingkah Nabiel, mempererat pelukannya, menggeleng pelan, "Jadi?"

"Tidak mungkin aku masih membencimu," Ucap Angga kemudian mundur menatap mata jernih Nabiel. "Kau terlihat lelah Biel, sangat lelah," Nabiel memiringkan kepalanya menatap Angga, "Lelah?" Angga mencium pipi Nabiel kemudian menenggelamkan wajahnya di cengkung leher Nabiel. "Jangan memasang wajah seperti itu. Aku khawatir,"

"Hah... Dasar musuh, kau menyebalkan sekali,"

-WIU-

Who Is U? [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang