EXTRA 3

2.4K 278 43
                                    

AFFECTION : Tak Terduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AFFECTION : Tak Terduga.

.

.



            Pagi dengan cuaca yang tidak begitu baik, awan gelap setia menggantung sejak dini hari hingga detik ini, yang mana seharusnya matahari sudah bekerja memberikan sinar hangatnya bagi para penghuni bumi. Rasa malas semakin meningkat mana kala aktivitas reguler tetap harus dilaksanakan, rasanya ingin kembali bergelung di bawah selimut saja.

"Hey pemalas, bangun!"

Selimut disibakkan secara paksa, seketika membuat sosok yang masih tertidur itu mengerang kesal dan menarik lagi selimut itu. Pria dewasa itu berkacak pinggang sambil membuang napas kesal, tangannya lagi-lagi mencoba menarik selimut anaknya.

"Nanon bangun! Sudah jam 7 pagi, kau benar-benar akan terlambat ke sekolah."

Nanon mengerang sambil melemparkan sebuah bantal Marvel pada sang Ayah. "Berisik!" umpatnya dengan nada serak, terlihat sekali merasa begitu terganggu.

"Kau anak nakal! Bangun sekarang juga atau semua koleksi Marvel-mu ini aku bakar!"

Mendengar ancaman itu, Nanon bangun meski dengan mau tak mau, ia menggaruk kepalanya sambil menguap, sepertinya belum seluruh nyawanya terkumpul. Kurang dari satu menit ia benar-benar membuka mata sepenuhnya, menetap Tawan dengan dingin.

"Aku sudah bangun, sekarang keluar sana!" Telunjuknya mengarah pada pintu dibelakang Tawan, membuat Tawan menipiskan bibir menahan emosi yang tiba-tiba memuncak.

"Jangan coba-coba untuk tidur lagi, anak nakal!"

Setelah memberi peringatan, Tawan keluar dari kamar Nanon, menutup pintu anaknya yang satu itu dengan sedikit keras, seolah memberitahu jika dirinya merasa kesal akan sikap Nanon. Dari mana pula sikap kurang ajarnya menurun, huh. Pikirnya.

"Nanon sudah bangun?"

Suara yang terdengar bak alunan harpa itu menyapa indera pendegarannya, sekaligus menguapkan seluruh rasa kesalnya pada Nanon. Dengan senyuman menawan, Tawan berjalan mendekati pasangan sehidup sematinya yang kini sudah berada di akhir bulan masa kehamilan.

"Sudah, kau mau kemana? Bukankah aku sudah bilang tunggu di meja makan saja."

"kau mengambil waktu lama, ku pikir kau kesulitan membangunkan Nanon."

"Memang," Tawan ingin menjawab seperti itu, namun ia sudah terlanjur malas membahas Nanon, maka ia hanya bisa menggerutu dalam hati, sementara memilih menuntun prianya menuju ruang makan, sesekali tangannya mengusap perut besar pasangannya. "Apa kau lapar my baby sweetie cupcakes? Hari ini para maid masak banyak sekali, katakan pada bundamu untuk makan banyak hari ini."

AFFECTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang