Bagian 13
.
.
Pemuda itu berdiri tegap, menatap lekat dengan penuh kelembutan pada foto besar di depannya. Foto dirinya, kakak, dan 2 keponakannya yang saat itu masih berumur 2 tahun. Di dalam foto tersebut mereka semua nampak bahagia dengan senyum lebar yang menghiasi.
Dalam 30 menit setelah ini, rencananya ia akan pergi ke tempat kakaknya yang selama 2 hari telah dirawat inap di sebuah Rumah Sakit. Pikirannya masih dipenuhi setiap kata yang keluar dari mulut dokter saat itu, setiap kata yang bagaikan jarum hingga mampu menusuk hatinya, bagaimana ia bisa lupa?,
Pemuda tersebut memejamkan matanya alih-alih menahan air mata yang melesak keluar tetapi sekoyong-koyong pelukan hangat menyapa membuatnya kembali membuka kelopak mata, melirik sekilas pada lengan ramping yang melingkar di perutnya.
"Maafkan aku..." lirihnya sambil mengusap lengan ramping tersebut.
"Tidak apa, kita bisa menundanya. Kesehatan PˈNew lebih utama."
Selanjutnya ia berbalik dan meraup bibir kekasihnya, ciuman lembut dan manis tanpa satu pun yang mendominasi. Dirinya tidak bisa tidak merasa bersalah pada sosok cintanya ini, rencana pernikahan yang telah mereka siapkan harus diundur karena kondisi kakaknya yang memburuk. Padahal Pluem tahu, Chimon sangat menantikan hari suci itu.
"Berhenti memasang wajah jelek seperti ini, Phi. Aku baik-baik saja."
Dua sudut bibirnya ditekan ke atas oleh jemari sang kekasih, berusaha membuat senyuman namun yang terjadi adalah ekspresi aneh. Chimon tertawa ringan, dan itulah yang mampu membuat dua sudut bibir Pluem tertarik tanpa harus dipaksakan. Senyuman Chimon selalu menular padanya.
Direngkuhnya tubuh yang sedikit lebih kecil itu, "Setelah kondisi PˈNew lebih baik, aku janji akan segera menikahi-mu, Mon mau sedikit lebih sabar ˈkan?"
Chimon terkekeh sambil memukul pelan punggung lebar Pluem, "Tidak akan ada yang berani mengambilku darimu, Pak manajer."
"Love you.."
"Love me too~"
"Mon!"
"Ahahaha.. Love you too, darl."
***
"Nice working with you, Mr. Vihokratana"
Dengan senyum penuh wibawa Tawan menyambut jabatan tangan dari salah satun client besarnya, "You can trust me, Mr. Wang. Iˈll do my best."
"Of course I do. Then, I'll see you in two months."
Jabatan tangan sebagai akhir percakapan itu terlepas meninggalkan harapan besar pada kemajuan perusahaan masing-masing. Tawan mengantarkan Tuan Wang Ziyi hingga pria kekar itu memasuki mobil dan pergi meninggalkan area Vihokratana company.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION ✔
FanfictionSetelah 11 tahun berlalu, New memutuskan melupakan semuanya, masa lalu tidak lagi penting, yang terpenting saat ini hanyalah kebahagiaan anak kembarnya. Namun manusia hanya bisa berencana, dan tuhan yang menentukan. Terdapat kendala besar yang mengh...