Bagian 17
.
.
Semuanya terasa begitu mudah, diluar dari dugaannya. New lantas bersyukur, semua memang proses dan kini hasilnya perlahan ia dapatkan.
Frank sudah keluar dari Rumah Sakit kemarin, setelah 3 hari dirawat di sana. Namun anak itu belum diperbolehkan untuk beraktivitas berat, masih harus istirahat 3-5 hari di rumah, setidaknya sampai waktu check-up tiba.
Hari ini adalah hari terakhirnya libur cuti, besok ia harus kembali bekerja. New yang masih mengupas apel, sesekali melirik si kembar yang sedang menonton TV, menangkap pembicaraan mereka yang seputar game dan kartun favorite.
New menyimpan pisau, kemudian mencuci tangan. Dirinya mengambil garpu dan duduk di sisi Frank.
"Buka mulutmu, sayang."
Frank menurut, melahap potongan apel yang disodorkan sang Bunda.
"Bunda, aaaa~"
New menyuapkan apel ke mulut Nanon, si bungsu itu tersenyum manis sambil berucap terima kasih.
"Bunda."
"Hum?"
"Apakah Ayah akan kemari hari ini?"
New tidak tahu. Meski malam itu Tawan mengatakan akan mulai menerima si kembar, namun New sama sekali tidak berani untuk menuntut Tawan lebih jauh, setidaknya tidak untuk saat ini. New rasa Tawan masih perlu waktu dan menyesuaikan diri menjadi seorang Ayah.
"Tidak, mungkin."
Bukan dirinya yang menjawab, melainkan si bungsu yang entah mengapa menjadi masam. Frank yang mendengarnya bedecak kesal, menyikut perut kembarannya dan mendapat balasan berupa ringisan tidak terima.
"Ayah masih kerja, mungkin sore nanti dia akan kemari."
Seharusnya reakasi Nanon sama seperti Frank yang bersorak senang, namun anak itu malah diam dan fokus pada layar televisi. New bertanya, ada apa gerangan?
"Nanon, ada apa?"
Frank menelan buah di mulutnya sambil melirik Nanon yang terdiam ketika New bertanya. Frank menyipitkan matanya, meski mereka kembar dengan dua janin namun tetap saja Frank itu kembarannya, setidaknya Frank sudah bersama Nanon sejak setitik darah, jadi Frank sangat memahami kembarannya.
"Tidak apa... Nanon akan ke kamar dulu, harus buat PR."
Bocah 11 tahun itu menyimpan remot televisi di atas meja, kemudian melenggang pergi menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan rasa khawatir di benak New dan rasa penasaran di benak Frank.
"Frank, barang kali saudaramu sedang ada masalah, tolong hibur dia nanti, mungkin Nanon belum mau cerita dengan Bunda."
Frank hanya mengangguk, kembali menerima suapan demi suapan dari sang Bunda yang mendadak menjadi diam, rasanya tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION ✔
FanfictionSetelah 11 tahun berlalu, New memutuskan melupakan semuanya, masa lalu tidak lagi penting, yang terpenting saat ini hanyalah kebahagiaan anak kembarnya. Namun manusia hanya bisa berencana, dan tuhan yang menentukan. Terdapat kendala besar yang mengh...