Bagian 4

5.1K 564 21
                                    

Bagian 4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bagian 4
.

.


New bangun dengan rasa pening dan rasa dingin yang menusuk kulit. Ah.. ia pikir matahari sudah bersinar, namun ternyata langit gelap masih setia nampak. New melirik jam dinding, pukul 3 malam, mengapa malam ini terasa panjang sekali baginya?.

Jika dipikir kembali, hari ini New seolah diserang habis-habisan. Mulai dari kecemasannya pada di si kembar yang terjebak di sekolah karena hujan, lalu bosnya yang mengajukan dia sebagai perwakilan ke Vihokratana Company, dan di akhiri ia mendapat hantaman telak dari si kembar.

Rasanya New tidak ingin mengingat itu semua, tapi semakin ingin melupakan malah semakin ingat. New tahu dirinya begitu bodoh, Pluem selalu mengatakan itu meski dengan cara yang halus. Tapi New rasa, apa yang ia lakukan sudah benar, ia hanya mengikuti kata hatinya. Jauh sebelum Nanon dan Frank lahir, New tahu bahwa akan ada hari dimana kedua anaknya menanyakan sang Ayah, akan ada hari dimana kedua anaknya mengungkapkan mengapa New adalah seseorang yang melahirkannya sementara ia adalah laki-laki.

New pikir, ia akan mampu menjawab semua itu dengan bahasanya yang mampu membuat kedua anaknya mengerti, namun pada kenyataannya ketika semua itu terjadi, New kelu. Apalagi ketika melihat Nanon yang berteriak mengatakan secara tidak langsung bahwa ia ingin memiliki keluarga yang normal. Rasanya dunia New hancur. Apakah itu berarti Nanon menyesal lahir dari seorang pria?

Air bening kembali jatuh dari kedua mata New. Apa salahnya? Mengapa semua hal yang ada di hidupnya selalu penuh dengan rasa sakit? tidak cukupkah tuhan menghukumnya dengan merenggut kedua orang tuanya ketika ia dan Pluem masih begitu muda? Tidak cukupkah tuhan menghukumnya dengan menarik Tawan dari pelukannya? Atau tidak cukupkah caci maki yang New dapatkan sepanjang hidupnya?

Tidak ada gunanya meratapi apa yang terjadi. New dengan cepat menghapus air matanya, berjalan menuju kamar si kembar. New membuka pintu sepelan mungkin, berlurut di sisi ranjang Frank terlebih dahulu. Mencium kening Frank dan mengusap pipi anaknya. Nanon dan Frank memang kembar, meski tidak identik namun perawakan kedua anaknya ini lebih mirip Tawan.

New tersenyum tipis. Ternyata memang bayang-bayang Tawan selalu menghiasi New, terbukti bahwa New tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada si kembar. Hatinya tidak bisa bohong bahwa ia tidak ingin si kembar membenci Tawan, New mengerti posisi mereka saat itu. Mereka masih terbilang muda untuk memiliki anak, terlebih Tawan berasal dari keluarga terpandang, apa kata orang-orang bila pewaris Vihokratana menghamili kekasihnya, terlebih kekasihnya adalah laki-laki.

New selalu beralasan pada si kembar, bahwa ayah mereka sedang bekerja di tempat jauh dan akan menjemput mereka jika sudah pulang. Awalnya si kembar percaya, namun alasan itu sudah ia pakai saat pertama kali si kembar menanyakan keberadaan ayahnya, disaat mereka berumur 6 tahun.

Hati New semakin terkoyak saat melihat kedua kelopak mata Nanon yang tertutup itu sembab, dari pada Frank, Nanon lebih bisa mengekspresikan emosinya pada siapapun, jika Frank mampu menahan dan masih bisa berfikir mengenai kemungkinan buruk, Nanon adalah kebalikannya.

AFFECTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang