Bagian 9

5.2K 576 212
                                    

Bagian 9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 9

.

.

Pagi hari ini, lagi dan lagi si kembar memanggil New untuk membantu mencari barang mereka, entah itu kaus kaki, celana sekolah, dasi, atau sabuk. Berlanjut dengan acara protes mengenai bekal makan siang yang dibuat menggemaskan oleh Newwie. Pluem akan menertawakan si kembar hingga mereka marah dan meneriaki dirinya, jika sudah terjadi, Pluem segera berpamitan sambil tertawa.

New akan menceramahi si kembar, tentang pentingnya menjadi apik, tentang pentingnya bersyukur dan menghargai hasil kerja seseorang, lalu si kembar hanya bisa diam mendengarkan namun dalam hati mendumal betapa cerewetnya sang bunda.

Setelah selesai dengan sarapan, si kembar berpamitan dengan wajah kesal. New hanya bisa tersenyum maklum pada kedua anaknya, dan berpesan untuk membawa payung mereka, takut-takut hujan saat pulang sekolah nanti, cuaca tidak bisa diprediksi.

Nanon yang kurang baik dalam menahan emosi tidak ingin mendengarkan Newwie. Ia segera keluar sambil membanting pintu, sementara Frank, anak itu masih bisa berpikir logis dan langsung mengambil payungnya, meninggalkan rumah dengan menutup pintu sewajarnya.

Kedua anaknya telah pergi ke sekolah, giliran New untuk segera pergi kerja. Ia segera mengambil tas kerja dan memakai jasnya, berkaca sebentar untuk memastikan penampilannya rapi. Hari-hari yang selalu sama dan terkesan monoton, tapi New menyukainya, karena ia memiliki si kembar dan Pluem sebagai penyemangat hidupnya.

***

Dua insan tengah duduk berhadapan, ditemani secangkir kopi masing-masing di depannya. Satu diantara mereka tampak frustasi, sementara yang satu lagi begitu terkejut dengan beberapa foto yang dipegangnya. Melihat dengan seksama, sesekali mata sipit itu melirik seseorang yang berada diseberangnya.

"Mereka... terlihat mirip denganmu."

"Jangan bercanda, Off!."

Off menyimpan lembar-lembar foto tersebut diatas meja, tangannya beralih mengambil cangkir kopi dan meminumnya sedikit, "Kenyataannya memang seperti itu, Tay." Ujarnya sambil menyimpan cangkir kopi.

"Aku tidak meyangka, dia benar-benar serius dengan ucapannya..." Tawan wajahnya kasar.

"Memang kapan Newwie tidak pernah serius dengan ucapannya? Orang itu adalah sosok yang pendiriannya teguh, yang pernah aku kenal setelah ayahku."

Tawan menghembuskan nafas berat, "Tidakkah dia menyusahkan hidupnya sendiri? Mereka hanya kesalahan, dan itu hanya akan menjadi beban bagi dirinya."

"Tay! Kau gila, bagaimana bisa kau mengatakan hal kejam seperti itu!." Off hampir saja memukul meja jika ia lupa bahwa itu hanya akan memperburuk suasana.

AFFECTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang