Bagian 7

5.1K 594 96
                                    

Bagian 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 7

.

.

Hari berikutnya New terbangun di jam yang sama seperti hari-hari sebelumnya, pukul 4 pagi. Namun kali ini ia lebih santai, karena ini adalah akhir pekan. Ia melakukan rutinitas di pagi hari, membersihkan rumah, mencuci pakaian serta memasak.

Akhir pekan seperti ini New hanya akan menghabiskan harinya dengan si kembar, menemani mereka bermain di luar, entah ke taman atau ke tempat yang memerlukan biaya lebih. Kali ini, ia berencana membawa mereka ke taman hiburan. Sudah lama juga tidak kesana, bonus atas kerja kerasnya sudah masuk rekening, apa salahnya menyenangkan anak-anak, toh ia bekerja keras begini juga untuk si kembar.

Pukul 7 pagi.

"Selamat pagi, Phem."

New menyapa adiknya ketika melihat Pluem turun dari tangga, yang disapa membalas lalu menghampiri New.

"Woah, kenapa banyak sekali menunya? Apakah hari ini ada yang spesial?"

Pertanyaannya dijawab tawa pelan, Pluem berdecak sambil mengambil sosis gurita yang berada di kotak bekal, perbuatannya membuat New mendelik.

"Enak sekali, masakanmu memang yang terbaik."

"Jangan berlebihan, itu hanyalah makanan beku yang aku goreng." Pluem tertawa pelan dan kembali mengambil sosis gurita, kali ini ia mengambil dua potong.

"Phem! Bagianmu sudah aku siapkan di meja makan, jangan mengambil milik si kembar."

"Semakin tua kau semakin pelit, Phi!"

"Coba katakan sekali lagi dan kupastikan piring itu masuk kedalam lambungmu!"

"Oh aku takut sekali~"

Ancaman seperti itu sudah sering Pluem dengar, dan tidak ada pembuktian apapun. Ia sangat mengerti kakaknya adalah orang yang paling pengertian, jadi mana mungkin akan berbuat sekeji itu. Dan dengan kurang ajarnya, Pluem malah sering mencibir omongan Newwie.

New mendengus sambil tersenyum tipis, adiknya ini sudah sedewasa apapun akan selalu menjadi kekanakan jika di depannya. Berbeda jika Pluem sedang bersama pujaan hatinya, sifatnya berubah drastis, mendadak menjadi seorang kekasih idaman. Dasar pencitraan!.

"Oh Pwhi jwanghan hupa ka―"

"Phem, telan dulu, baru berbiaca."

Pluem segera menalan, lalu memamerkan deretan gigi putihnya, "Jangan lupa untuk pergi ke rumah sakit, periksakan kondisimu pada dokter, ok!"

New hanya mengangkat bahu yang membuat Pluem geram, "Phi, kau sudah berjanji."

"Aku tidak. Besok akan ku periksakan, hari ini aku ingin bersama anak-anakku."

AFFECTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang