----
Setelah berhari-hari tinggal di rumah orang tua ku, akhirnya hari ini aku diberikan ijin pulang oleh ayah.
Astaga baru masuk rumah saja aku sudah bisa mencium bau debu, padahal aku baru pergi 1 minggu, tapi rasanya sudah pergi 1 tahun.
"alisa..." panggil jihoon yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Aku berdehem.
"kamu kemarin ngirim surat resign lagi ke rumah sakit?" aku menghela napas lembut dan mengangguk."hmm, itu juga belum tentu disetujui" kata ku sedikit putus asa.
"tenang aja, aku uda mikirin ini matang-matang kok" sambung ku sambil tersenyum padanya."alisa..." panggilnya lagi, mata yang kelihatan lelah itu menatap ku sendu, banyak sekali maksud dari tatapan itu yang tidak dapat aku jelaskan satu persatu.
"untuk ke sekian kalinya, i want to say sorry " aku mengangguk. Aku paham, sangat paham. Aku bahkan sudah memaafkannya jauh-jauh hari. Aku tau rekan-rekan ku, bahkan keluarga ku banyak yang heran mengapa aku masih tetap bertahan bersama jihoon sekarang, padahal jelas-jelas dia sudah membuat suatu kesalahan yang sangat fatal. Tapi dalam moto hidup ku tak ada kata menyerah, bahkan jika aku harus mengorbankan nyawa ku sekalipun akan tetap ku perjuangkan, karna aku tau hasil dari perjuangan itu pasti akan membuat ku merasa terbayarkan, terlepas dari apapun itu hasilnya, pasti itulah yang terbaik."ji, denger ya, di sini aku ada buat kamu sampai kapanpun, aku gak akan pernah ninggalin kamu, kalaupun memang kita harus berpisah, aku tetap ada untuk mu, sampai kapanpun." jihoon tersenyum, matanya berair, aku tau dia akan menangis. Dibalik sikap dingin dan diam nya, jihoon adalah orang yang cengeng.
"alisa... Maaf kalo aku bilang aku butuh kamu, because, you make me strong, aku ga peduli, ga takut apapun kalo aku sama kamu. Tapi aku cuman takut satu. Kamu ninggalin aku" katanya, tangis nya tumpah, bibirnya tak mampu lagi berbicara. Aku tersenyum seraya mengeluarkan air mata, tangan ku perlahan memeluk tubuhnya dengan erat. Jihoon pria tulus, aku tau masalah ini tak seharusnya terjadi.
----
Makan malam dengan beberapa hidangan yang ku masak bersama jihoon tadi adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Setelah ku ingat-ingat baru pertama kali aku dan jihoon masak bersama, bahkan makan malam bersama saja sangat jarang.
Kalian tau, dia sangat lucu haha, jihoon memotong sayuran dengan sangat-sangat pelan, aku bahkan menertawainya terus menerus hingga dia kesal. Kemudian saat dia menggoreng telur dan terkena cipratan minyak, dia menjerit karena kepanasan, dan lagi-lagi aku menertawainya. Benar ya kata orang-orang, bahagia itu sangat sederhana, cukup menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai sudah membuat ku sangat bahagia.
"sup nya enak juga" kata jihoon.
"padahal aku baru pertama kali buat ini" katanya menyendok sup ke dalam mulutnya."eiii, kan aku yang ngajarin tadi" jawab ku tertawa, jihoon juga tertawa.
"iya sayang iya" katanya. Aku lagi-lagi tertawa.
Drtt...drt...
Aku mengernyit melihat ponsel jihoon yang bergetar, sepertinya ada yang menelpon. Ku mohon jangan soal kerjaan.
"hallo"
"..."
"benar saya lee jihoon, ada apa ya?"
"..."
"HAH? baiklah saya akan ke sana sekarang"
Aku juga ikut terkejut mendengar jawaban jihoon barusan, tapi aku tak tau apa yang terjadi.
"ada apa ji?"
"miyoung, dia ga sadarkan diri" jihoon terlihat sangat tergesa-gesa dan panik, aku bahkan jadi ikut panik melihatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/235158288-288-k158761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG✔
Fanfiction[END] "You are strong enough to face it all, even if it doesn't feel like it right now" Lee jihoon OC