10. tired

256 31 0
                                    

----

Back to reality, aku kembali bekerja seperti biasa dan jihoon juga kembali bekerja ke studio. Belum ada yang berubah, masalah kami masih tetap saja sama, sungguh terlihat bahwa perjuangan kami masih belum membuahkan hasil. Beberapa hari ini aku sibuk menyakinkan jeonghan oppa, bahwa jihoon akan berusaha untuk memperbaiki hubungan kami. Ya, seperti yang kalian ketahui, jeonghan oppa terus mendesak ku untuk menceraikan jihoon. Memang pada awalnya aku berniat seperti itu, tapi setelah dipikir-pikir kenapa tidak berusaha terlebih dahulu? Walaupun aku tau ini sudah seperti nasi menjadi bubur.

Hftt... 10 pasien diprakter pagi hari ini dan 5 pasien untuk praktek sore nanti. Tidak, aku bukan mengeluh, i'm just tired, pekerjaan ini sungguh tak bisa ditinggal, rumah sakit ini sangat bergantung padaku, karna dokter kandungan yang lain memiliki job di rumah sakit lain juga.

Tok...tok...tok...

"silahkan masuk" kata ku mempersilahkan orang itu masuk yang kuduga adalah pasien pertama ku.

Shit, siapapun bisakah membawa ku lari dari sini?.

Nam miyeong, yaa di-dia yang menjadi pasien pertama ku. Kenapa harus di sini? Kan masih banyak rumah sakit yang lain. Ah tiba-tiba dada ku terasa agak nyeri. Bayangkan saja, kau akan memeriksa kandungan dari selingkuhan suami mu. Sangat tidak lucu.

Dan tanpa ku sadari, aku cukup lama melamun, sampai-sampai miyoung sudah duduk dikursi pasien dengan tenang.

Baiklah alisa, you can do it.

"nam miyeong" sebut ku, dia mengangguk.
"bagaimana kabar mu?" pertanyaan yang biasa ku tanyakan pada pasien untuk memulai pemeriksaan.

"aku merasa mual yang cukup parah baru-baru ini" ujarnya. Aku berpikir sejenak, beberapa hari ini jihoon terus di rumah, dan dia membiarkan selingkuhannya ini kesusahan? Hah. Tidak alisa, kau tak boleh merasa bersalah, ini bukan salah mu. Okay.

Aku langsung mengisyaratkannya berbaring di ranjang pasien untuk USG.

"apa kau minum vitamin dengan baik?" tanya ku, dia mengangguk.
"kau sepertinya mengalami gangguan pencernaan, dan jangan jalani diet selagi kau sedang hamil, itu sangat bahaya, apalagi janin mu kembar, istirahat dengan baik, dan sepertinya kau mengalami stress" ujar ku. Ya Tuhan kuatkan hati ku ini...

"terimakasih atas sarannya dokter, aku hanya sulit makan karna mual, aku tidak diet, dok."

Haha dia pikir aku tak tau? Pasti dia menjalani diet kan? Dia kan akan segera debut. Huh, egois sekali.

"aku akan beritau jihoon untuk mengurus mu, ibu hamil pasti sangat kerepotan" kata ku tersenyum, memberitau bahwa aku baik-baik saja, padahal tidak.

"ah tak usah repot-repot dokter, aku bisa meminta sendiri, dia juga pasti tau"

Jika aku tak punya hati nurani mungkin aku sudah menjambak rambutnya habis-habisan. Bisa-bisanya dia mencoba memanaskan keadaan, hah status dia hanya sebagai selingkuhan dan aku istri sah jihoon. Huh apa-apaan ini.

----


"alisa, wajahmu sudah seperti baju kusut" ujar seseorang yang baru saja datang membawa segelas ice tea.

"aku kesal gyu, benar-benar kesal" kataku merebut gelas itu dari mingyu lalu menyeruputnya.

"pasien mu banyak?" aku menggeleng.
"lalu?"

"selingkuhan jihoon, dia datang tadi, memeriksakan kandungannya, ahhhh rasa nya aku ingin mencakar wajah sombongnya itu" kataku geram.

"wah, wah, besar juga nyalinya ya" kata mingyu.

"yaudah deh, aku masuk dulu, soalnya ada praktek bentar lagi" kata ku berpamitan pada mingyu dan mengembalikan segelas ice tea yang tadi sempat ku rebut.



----


Katanya rumah sendiri adalah tempat ternyaman untuk istirahat, senyaman apapun hotel ataupun rumah kerabat tetapi rumah sendiri lah tempat yang paling tepat untuk beristirahat.

Tapi apakah kalian pernah merasakan, seharusnya kita pulang untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran kalian, tapi yang terjadi adalah kebalikan dari itu, di mana kalian terus over thingking, terus berpikir bagaimana cara keluar dari masalah yang sedang kalian alami.
Itulah yang sedang ku alami saat ini.

Aku berjalan gontai memasuki rumah ku dan jihoon, perlahan memutar kunci, dan rupanya pintu rumah ku tak dikunci, yang artinya berarti ada jihoon.

"tumben sekali jam segini sudah pulang" kata ku melepas name tag dan blazer putih ku dan menggantungnya.

"pekerjaan ku tak terlalu banyak" ujarnya, beranjak dari sofa berinisiatif untuk memeluk ku. Kalian pikir aku mau? Yaa pasti mau lah, aku tak akan menolak, karna jihoon masih milikku.

"miyoung, tadi dia datang" jihoon mengehela napasnya, sepertinya ia tak tertarik dengan topik ku.
"dia membutuhkan mu" kataku.

"aku sudah memberinya uang untuk membeli vitamin dan biaya pemeriksaan untuk 8 bulan kedepan, apa itu tak cukup?" katanya pasrah. Aku tau pasti sulit untuknya, wajahnya terlihat sangat lelah, dan kantung matanya cukup tebal. Aku tau dia tak hanya lelah fisik tapi mental juga, aku dan jihoon sama-sama terpuruk kali ini.

"bukan hanya itu jihoon, kau kan tau sendiri setiap ibu hamil butuh perhatian, sang janin butuh peran seorang ayah" rasanya cukup menyakitkan. Keadaan seperti sedang bercanda dengan ku, bisa-bisanya aku menasehati suami ku sendiri untuk kebaikan wanita lain. Bahkan biasanya kata-kata ini aku keluarkan untuk para calon ayah dari pasien-pasien ku.

"i know it, but i can't do that. Aku gak bisa alisa, sulit banget kamu tau. " aku berdecak.

"dia kelihatan stress, itu pasti karna dia sibuk ngurus debutnya kan, apa ga bisa ditunda sampai dia melahirkan?" kata ku.

"agency belum tau soal ini, kalo tau, hancur sudah, gak tau lagi apa yang akan terjadi" katanya mengacak rambutnya frustasi.

"kalian harus kasi tau agency ji, prioritaskan kesehatan miyoung sama anak-anak mu" hah 'anak-anak mu' bukan 'anak-anak kita'. Sungguh sulit, rasanya ingin ku menyerah.

"alisa, stop it, kamu harus perhatiin diri kamu sendiri, sekali-kali kamu harus egois. Lihat diri kamu, aku tau pasti kamu ga di dalam kondisi yang baik, aku tau kamu berusaha buat nutupin semua rasa sakit hati kamu, kesedihan kamu, i know it." aku tertegun, aku sadar selama ini aku terlalu memperdulikan orang lain, sampai-sampai aku melupakan diri ku, yang sebenarnya lebih membutuhkan healing.

"aku bilang kayak gitu, ya karna aku dokter ji, aku harus mikirin kesehatan pasien ku lah. Kasian kan uda bayar mahal-mahal" kata ku, lalu beranjak dari sofa dan meninggalkannya ke kamar.

Sejujurnya aku cukup muak berada di rumah, karna kami terus-terusan berdebat, tapi aku bertahan untuk beberapa waktu ke depan, karna aku percaya bahwa ada mukjizat yang akan terjadi.

IF YOU GET TIRED, LEARN TO REST NOT TO QUIT

- Banksy

STRONG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang