13. mingyu

223 31 4
                                    

----



"hai alisa, gimana kabar mu?" tanya mingyu.
Hari ini aku punya shift pagi di rumah sakit, dan ternyata juga berpas-pasan sama mingyu.

"biasa-biasa aja gyu" jawab ku sambil memasang name tag ke setelan ala dokter ku yang serba putih.
"oh ya, aku mau nanya" mingyu menaikkan alisnya mengisyaratkan ku untuk bertanya.
"kamu belakangan sering ketemu jihoon?" tanya ku.

"tau dari mana? Jangan-jangan kamu mata-matain kita ya?" tanyanya penasaran.

"emang kenapa kalo aku mata-matain kalian? Kalian punya hubungan di belakang ku?" canda ku.

"heh, hati-hati loh kalo ngomong, alisa" protesnya yang membuat ku tertawa ringan.

"gak kok haha. Jihoon yang ngasi tau kalo kalian uda jadi temen" kata ku dan dia mengangguk.

"seperti yang dia bilang, semenjak kalian bermasalah dia sering ngehubungin aku buat nanyain kabarmu, dia takut kamu stress di tempat kerja, dia suruh aku mantau kamu, makan dengan bener gak" astaga jihoon, manis sekali. Jihoon tipe-tipe orang yang agak gengsi buat masalah kayak gini.

"aaaa" gumamku.

"aku bilang, kalo dia gak bisa berusaha buat benerin hubungan kalian berdua aku bakal rebut kamu dari dia" dan aku tertawa.

"ngelantur gyu kamu tuh" kata ku memukul lengannya sambil tertawa.

"i'm serious, aku gak main-main loh. Kamu itu salah satu wanita berharga di dalam hidup aku setelah ibu ku. Aku bersumpah buat bahagian kamu kalo emang jihoon gak bisa nepatin omongan dia" aku tertegun, benar-benar shock dengan ucapan mingyu barusan. Apa barusan dia menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada ku? Aku bahkan hanya menganggapnya sahabat, hey, kenapa jadi serumit ini.

"g-gyu..."

"sttt, aku tau kamu cuman anggap aku sahabat, jangan pikirin omongan aku tadi, aku sadar kamu punya jihoon. Tapi aku bisa ngerebut kamu dari jihoon kalo dia ga nepatin janjinya, tapi kalo emang jihoon berhasil nepatin janjinya, aku bakal iklas kok, aku bakal bahagia kalo liat kamu bahagia, bahkan bukan sama aku sekalipun aku akan tetap bahagia. Aku tau aku terlambat banget sampe kamu uda jadi milik orang lain" aku benar-benar gak nyangka, ternyata selama ini perhatian mingyu ke aku bukan semata-mata nganggep aku sebagai sahabatnya tapi sebagai sosok wanita yang dia cintai. Sumpah-sumpah aku bener-bener gak bisa berkata-kata lagi.

"mingyu, i'm sorry" kataku. Ntahlah tapi aku ngerasa bersalah.

"don't say sorry, kamu gak salah. di sini aku yang salah, salah karna bisa-bisanya naruh perasaan ke perempuan yang uda jadi milik orang lain" hati ku bener bener mencelos, suasananya jadi awkward banget.
"sorry uda jatuh cinta sama kamu, alisa" di sini aku sama sekali gak ngerti kenapa semuanya bisa terjadi, aku bahkan gak pernah berpikir kalo mingyu akan punya perasaan sama aku. Aku emang pernah dengar kalo misalnya perempuan dan laki-laki bersahabat pasti salah satunya akan jatuh cinta ke sahabatnya itu. Aku aku ga kepikir kalo itu akan terjadi sama aku dan mingyu.

"gak perlu minta maaf kok gyu" kata aku tersenyum padanya.

"padahal aku gak niat buat ngasi tau ini karna takut kita bakal canggung, dan ternyata beneran dong" katanya tertawa canggung.
"lupain lupain" sambungnya.
"nanti siang shift mu selesai kan?"

Aku mengangguk.

"kenapa?"

"mau jalan? Bentar aja, nanti aku yang ijin ke jihoon"

"boleh deh, jam 12 aku uda selesai kok gyu" kataku, jujur, suasanya jadi aneh banget.




----


STRONG✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang