Kicauan burung dan sinar matahari pagi yang masuk lewat cela-cela ventilasi kamar membuat ku menggeliat pelan di atas kasur. Namun ku rasakan ada sebuah tangan yang memeluk pinggang ku posesif namun lembut, pelukan yang selalu ingin rasakan setiap pagi maupun setiap saat. Aku tersenyum sejenak sambil menelusuri wajah pria itu secara detail, aku bahkan tak tau apakah kami benar-benar akan berpisah? Aku takut ini adalah terakhir kalinya merasakan pelukannya yang sangat hangat dan menenangkan ini.
Bahkan tadi malam kami sempat ribut kecil, dan pagi ini keadaan terlihat seperti tidak ada yang terjadi di antara kami, tidur sambil berpelukan, haha. Sangat miris jika dipikirkan.
"kenapa menatap ku seperti itu?" katanya tiba-tiba, sontak aku terpenjat karna tiba-tiba jihoon mengeluarkan suaranya, ku pikir dia masih lelap tidur.
"ah, no no" aku menggeserkan lengannya yang masih saja memeluk pinggang ku, dan beranjak dari kasur.
"apa kau serius?" tanya nya, aku menoleh sejenak.
"what?" tanya ku sambil membuka lemari untuk menyiapkan pakaian kerja ku.
"soal, pisah" katanya hati-hati. Otak ku memutarkan kembali perkataan ku tadi malam.
"ya, i'm serious" Kata ku. Helaan napas berat yang bisa ku dengar, aku tau dia kecewa, tapi yang harus dia tau, di sini aku yang lebih kecewa.
"alisa, please..." katanya memohon dan mengenggam pergelangan tangan ku.
"ji lepas, aku mau mandi, mau kerja" kata ku melepaskan tangannya sarkas.
"kamu mau kerja? Sedangkan sekarang aku libur buat kamu, ayo selesain semua nya" katanya. Aku berdecih.
"pisah adalah satu satunya jalan keluar, apalagi yang harus dilakuin, aku ga mau terlibat di cinta segitiga." kata ku.
Kami sama sama terdiam, beradu dengan pikiran kami masing masing, berpikir apakah ini akan benar-benar berakhir?
"udah ya, aku mau kerja. Kalo kamu mau balik ke studio gapapa, miyoung butuh kamu tu pasti, ibu hamil butuh perhatian" kataku tersenyum miris. Lagi lagi aku hanya mendengar helaan napas dari jihoon yang berarti dia sudah lelah.
Kami sama-sama buntu, kami tak tau apa yang sebaiknya dilakukan, masing-masing dari kami sudah dikuasai oleh ego.
----
Ruangan bernuansa putih dengan isi berbagai macam alat pemeriksaan adalah tempat yang selalu menjadi saksi buta dikala aku sedang melamun dan berdebat dengan diri ku sendiri. Berpisah dengan seseorang yang sudah bersamamu selama 8 tahun sungguh tidak mudah, bahkan harus melepaskannya untuk seseorang, sungguh tak rela rasanya. Tapi aku sudah tak tau lagi apa yang harus ku lakukan, bak nasi sudah jadi bubur.
"hallo..." sapa seseorang yang baru saja masuk ke ruangan praktek ku.
"why you look so sad?" tanyanya."gyu, aku mau pisah sama jihoon" detik itu juga mingyu langsung menyemburkan kopi yang baru saja ia teguk.
"loh ada apa?" tanya nya.
"he is cheating, dan selingkuhannya hamil. Apa lagi yang harus dipertahanin, aku ga mau diduain, dia pikir aku perempuan apaan sampai rela diduain" jelas ku ke mingyu. Sejujurnya aku ingin melampiaskan kemarahan ku ini, tapi benar benar tak bisa.
"sejak kapan? Ga nyangka sumpah"
"ga tau sejak kapan, yang pasti uda cukup lama" kata ku.
"gyu, aku nyesel banget, kami menikah belum genap 2 tahun dan aku juga ga manfaatin waktu benar-benar sama jihoon, kami selalu aja sibuk. Kalau aku tau akhirnya bakal seperti ini aku ga mau terima waktu dia ngelamar waktu itu. Rasanya semua sia-sia" kata ku kecewa.Satu tahun setengah bahkan tidak terasa apa-apa, tak ada hal hal indah yang bisa kami berdua kenang setelah kami menikah.
"alisa, ga ada yang ga mungkin, semua cuman bisa kamu serahkan ke takdir. Tapi kalau kamu ngerasa masih bisa diperjuangin ya perjuangin. Ingat ya, pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup, jangan sia-siain kesempatan yang uda Tuhan berikan. Ada saat nya kamu harus berjuang dan ada saat nya kamu boleh nyerah, jangan takut mencoba. Aku tau kamu sayang banget sama jihoon, kalian bahkan uda pacaran lebih dari 4 tahun kan? Dan aku pikir kalian juga uda saling mengenal satu sama lain dengan baik. Ayolah, aku tau alisa ga mudah menyerah, you can do it" kata mingyu.
Aku berpikir sejenak, ucapan mingyu memang ada benarnya, tapi apakah aku bisa? Apakah jihoon juga mau berjuang mempertahankan hubungan kami berdua?.
If you truly love someone you don't give up easily.
aku lagi baik jadi double up wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG✔
Fanfiction[END] "You are strong enough to face it all, even if it doesn't feel like it right now" Lee jihoon OC