"Biarkan aku mengantarmu kalau begitu" mata Jaehyun tidak menatap Ji Eun sama sekali, ia masih memperhatikan angka digital berwarna merah dihadapannya.
"Aku akan ke rumah sakit"
Jaehyun tidak membalas, ia tahu akhir-akhir ini Ji Eun memang selalu menghabiskan waktunya di rumah sakit. dokter Ji memberitahunya.
Ji Eun yang semula memencet tombol nomor satu, mengurungkan niatnya untuk keluar saat pintu lift itu terbuka. Jaehyun meminta untuk mengantarnya, ia tidak menolak entah kenapa ia malah bersemangat sekarang. meski didalam mobil nanti tidak ada percakapan apapun antara dirinya dan Jaehyun, namun Ji Eun tetap merasa senang.
masa bodoh dengan apa yang ia rasakan, cinta? ahh mungkin bukan, Ji Eun hanya menyukai cara Jaehyun menyentuhnya. itu saja.
mereka memasuki mobil Lamborgini Aventador milik Jaehyun, pria itu dengan santai memasang seatbeltnya dan melajukan mobilnya keluar dari basement.
terkadang Ji Eun heran, Jaehyun lebih sering mengendarai mobilnya sendiri dibandingkan dengan Lucas. pria itu entah sebenarnya bekerja sebagai apa, tapi yang jelas Ji Eun tahu jika Jaehyun membutuhkan sesuatu Lucas pasti akan segera muncul.
"Apakah pamanmu sudah pulang?" Jaehyun membuka suara
cukup aneh mengingat ia bukanlah tipe pria yang suka mengobrol seperti Johnny. Ahh Johnny, Ji Eun merindukan pria itu. setidaknya untuk teman mengobrol sepertinya memang tidak buruk
"Belum, lusa ia akan pulang"
"Setelah pamanmu pulang, aku ingin kau menjual apartemenmu"
Lee Ji Eun POV's
tolong katakan jika telingaku bermasalah saat ini. apakah pria disampingku ini sedang bercanda? menjual apartemen? yang benar saja! aku akan tidur dimana setelah itu?
"Apartemenmu terlalu jauh dari penthouse-ku, aku tidak ingin jauh-jauh mengunjungimu disaat aku menginginkanmu"
"Tidak bisa, hanya apartemen itu yang harganya tidak terlalu mahal. lagipula aku membelinya dengan hasil kerja kerasku sendiri selama bertahun-tahun, aku tidak bisa menjualnya begitu saja" tolak-ku
aku paham, orang kaya seperti dirinya pasti tidak pernah merasakan bagaimana susahnya mengumpulkan uang hanya untuk membeli apartemen kecil di pinggiran kota.
"Aku akan membelikan apartemen baru untukmu"
"Aku bukan simpananmu, lagipula perjanjian kita tertulis bahwa kau akan membantu biaya pengobatan adik-ku saja. mobil yang kau beri padaku pun sudah cukup membebaniku"
otak-ku tidak habis pikir dengan tingkah pria sialan ini, membelikan apartemen? apakah ia pikir perjanjian yang telah disepakati itu bisa menjadikanku memeras hartanya seperti ini?
"Aku berhak menjamin kesejahteraan hidupmu selama kau terikat perjanjian itu denganku" ucapnya, terdengar tanpa bantahan
"Aku menolak tawaranmu, menjual apartemen? yang benar saja" aku berdecih
"Ini bukan tawaran, tapi perintah"
Berdebat dengan pria ini memang akan selalu berakhir dengan aku yang kalah dan menuruti ucapannya. Tapi tidak bisakah sekali saja aku menentang perintahnya dan ia menyetujuinya?
***
Setelah perdebatan di dalam mobil tadi, aku dan Jaehyun tidak saling berbicara hingga kami sampai di rumah sakit.Aku langsung turun saat ia mematikan mesin mobilnya, tidak peduli dengan ucapan terimakasih atau kemana ia akan pergi setelah ini.
