Jangan lupa vote and comment yaaaa~~
***
"Apa penolakanku kemarin tidak cukup membuatmu mengurungkan niat untuk menjual apartemen ku?" Ji Eun membuka suara saat Jaehyun mengabaikannya begitu saja dan malah berjalan menuju tanggaJaehyun berbalik, pria yang masih dibalut dengan setelan kantornya itu hanya diam mendengarkan setiap kata yang Ji Eun ucapkan
"Aku tidak mengerti apa motifmu melakukan hal ini, tapi sungguh Jae aku sangat tidak menyukainya. Perlukah ku ingatkan lagi jika kita disini adalah partner? Ok baiklah, aku memang lebih banyak memanfaatkanmu karena kau sudah membiayai pengobatan adikku, tapi haruskah kau berlaku sesuai keinginanmu seperti ini tanpa harus membicarakannya denganku?"
"Apartemen itu aku beli dengan hasil kerja kerasku sendiri. terlihat kecil memang, tapi aku senang memilikinya. Mengenai jarak penthouse mu dan apartemenku yg cukup jauh itu kau tidak perlu khawatir karena kau telah meminjamkan mobilmu padaku, aku bisa mendatangimu kapan saja dengan mobil itu"
Nafas Ji Eun sedikit tersengal, ia benar-benar marah pada Jaehyun sekarang. Ji Eun bukanlah kucing yang selalu menurut pada majikannya, ia bebas tidak suka diatur dan dikekang oleh siapapun.
"Barang-barangmu sudah aku pindahkan ke kamar"
Singkat, padat dan jelas. Itulah jawaban yang Jaehyun berikan setelah Ji Eun berkata panjang lebar padanya.
"Apakah semudah itu untukmu melakukan semuanya hanya karena kau orang kaya?"
pria yang baru saja menaiki beberapa anak tangga itu menghentikan langkahnya kembali, ia berbalik menghadap Ji Eun dengan ekspresi datar yang susah ditebak.
"Katakan padaku apa kau baru saja bertemu dengan Rose?" Jaehyun mengalihkan pembicaraan
Ji Eun mengernyitkan dahi, heran. apa Jaehyun tidak menyadari seberapa marahnya Ji Eun saat ini atau memang pria itu sengaja mengalihkan pembicaraan sehingga membuat Ji Eun yang bersalah dalam hal ini.
"Ya aku bertemu dengannya"
"Dan kau harus tau, jika gadis itu mengatakan bahwa kalian akan menikah sebentar lagi"
mata Ji Eun menatap pria yang berdiri beberapa meter darinya itu dengan tatapan nyalang sekaligus kecewa.
"Kau benar-benar seorang bajingan. mengabaikan wanita seperti Rose hanya untuk melakukan sex denganku, dan mengaturku sesukamu"
"Rose bukan siapa-siapa bagiku"
respon yang diberikan Jaehyun saat mengatakan jika Rose bukan siapa-siapa untuknya sedikit banyak mencerahkan hati Ji Eun yang sudah sangat gelap siap untuk menurunkan petir dan hujan kapan saja.
pertemuan Ji Eun bersama Rose tadi sudah cukup membuatnya merasa tidak nyaman, Rose mengatakan jika hubungannya dengan Jaehyun mengalami sedikit kerenggangan karena Jaehyun yang sepertinya mulai melirik orang lain. Ji Eun yang tau bahwa dirinya adalah pihak ketiga dalam hubungan Rose dan Jaehyun, merasa bersalah pada gadis itu. tapi tidak bisa dipungkiri juga jika Ji Eun sangat berharap kerenggangan hubungan Rose dan CEO-nya itu akan tetap berlanjut hingga mereka memutuskan untuk benar-benar mengakhiri hubungan satu sama lain.
Ji Eun tahu, hatinya terasa sakit saat Rose menceritakan keromantisan hubungannya dengan Jaehyun. ia paham, rasa yang muncul beberapa waktu belakangan ini adalah rasa yang baru pertama kali Ji Eun rasakan selama 25 tahun dirinya hidup.
ia jatuh cinta.
"Aku akan tetap membantu adikmu meski kau tidak menandatangani perjanjian itu, bukankah dari awal aku sudah memberikan uang yang cukup untuk pengobatan adikmu?"