dark 24

462 60 5
                                    

VOTE DAN KOMEN MEMPENGARUHI UPDATE CERITA INI :))

Jaehyun POV's

hari libur? aku sama sekali tidak mengenalnya. pekerjaanku terlalu banyak jika aku menghabiskan waktu liburku hanya untuk bersenang-senang. 

setelah Ji Eun pergi beberapa saat yang lalu, aku memutuskan untuk menyibukkan diriku dengan berbagai desain bangunan yang harus ku selesaikan dalam waktu dekat.
Juga, melancarkan strategi untuk membuat perusahaan ayahku bangkrut dengan cepat agar aku tidak perlu repot-repot untuk menjabat sebagai CEO yang sama sekali bukan keinginanku ini. sungguh bekerja sebagai arsitek sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kehidupanku, jangan lupakan tentang bisnis dan investasi lain yang ku miliki. 

"Well yeah, Jeff aku tau tujuan dibalik posisimu sekarang yang tiba-tiba menjadi seorang CEO. padahal dulu kau menolak mentah-mentah ketika ayahmu memintamu mengurus perusahannya"  

ingatannya tiba-tiba saja kembali pada waktu semalam. dimana ia dan Rose makan malam bersama. 

"Kau tau aku bisa membantumu untuk menghancurkan keluarga ayahmu jika kau sepakat untuk menikah denganku"

"Kau bukan tipe orang yang melakukan sesuatu atas dasar perasaan. anggap saja kita melakukan kerjasama. kau menghancurkan keluarga ayahmu dan aku akan mendapatkanmu sebagai pasanganku"

perkataan Rose seperti sedang menari diatas kepalaku sekarang. aku tidak memungkiri jika ia cukup tahu mengenai diriku. meski tidak sebanyak itu. Rose tau jika aku tidak memiliki perasaan apapun pada siapapun, hatiku sudah mati rasa sejak lama. Rose tau jika aku tidak menyukai untuk menjalin hubungan apapun. Bagiku perasaan hanya akan menghambatku untuk melakukan sesuatu.

Aku tau apa yang diucapkannya adalah benar. Dengan menikahi gadis itu aku bisa dengan mudah menghancurkan keluarga ayahku. Tapi tidak, rencanaku sudah cukup matang daripada harus terjebak hidup bersamanya.

"Jae, Mingyu telah kembali dari Paris" suara Lucas memecah lamunanku tentang percakapanku dengan Rose.

Pria itu masuk kedalam ruang kerjaku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sudah biasa, aku tidak terkejut dengan perilakunya.

"Lakukan apa yang ku perintahkan padamu sebelumnya"

Lucas mengangguk paham. Pria itu membungkuk sebelum berpamitan untuk melakukan tugas sesuai yang ku perintahkan

Kim Mingyu ah atau haruskah aku memanggilnya dengan Jung Mingyu?
Pria yang dua belas tahun lalu datang ke rumahku dan menghancurkan semuanya. Dengan tampang polos yang ia tunjukan pria sialan itu datang bersama ibunya, memperkenalkan diri sebagai keluargaku disaat aku masih berduka atas meninggalnya ibuku.

Tentu aku tidak menyalahkan mereka berdua saja, tetapi ayahku juga. Pria yang wajahnya sangat mirip denganku itu benar-benar tidak memiliki perasaan. Menikah dengan wanita lain disaat makam ibuku saja belum kering.

Aku tau, banyak pasang mata yang mengagumi ketampanan ku. Tapi sayangnya aku sama sekali tidak menginginkan wajah yang sangat mirip dengan pria itu. Aku tidak memiliki waktu untuk mengagumi wajahku saat bercermin. Aku benci melihat bayang-bayang ayahku hadir saat menatap pantulan diriku didepan kaca.

***

Lucas pergi menemui adik tiri dari Jung Jaehyun. Ia tidak berniat untuk mengunjungi pria itu di kediamannya. Lucas telah menghubungi pria bermarga asli Kim itu untuk bertemu di sebuah cafe.

Dengan wajah datarnya Lucas menatap keluar jendela guna melihat jalanan yang amat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Menghilangkan kebosanan karena menunggu Mingyu.

Srett..

Suara kursi yang ditarik membuat Lucas mengalihkan pandangannya. Dengan ekspresi yang masih sama pria itu bangkit dari duduknya dan membungkuk sopan pada Mingyu. Ya setidaknya ia harus menghormati adik dari sahabat sekaligus majikannya ini bukan?

"Katakan padaku apakah Jaehyun benar-benar menyetujui permintaan ayah?" Mingyu duduk dengan tenang. Meskipun wajahnya terlihat tidak seperti itu. Pria itu cukup khawatir mengenai rencana ayahnya yang ingin agar Jaehyun menikah dengan Rose -gadis yang ia cintai-.

Hubungan mereka cukup rumit sebenarnya. Mingyu adalah teman Rose saat mereka bersekolah dulu. 6 tahun berada di kelas dan sekolah yang sama membuat Mingyu menjatuhkan hatinya pada gadis itu.

Sayangnya bagi Rose Mingyu tidak cukup membuatnya jatuh hati. Sama seperti Jaehyun yang menganggap Rose tidak lebih dari teman begitupun perasaan Rose pada Mingyu.

Seharusnya memang Jung Yeon Myeong -ayah Jaehyun- menjodohkan gadis bermarga Park itu dengan Mingyu yang jelas-jelas akan menerimanya dengan sepenuh hati. Tapi pemikiran pria yang selalu mementingkan perusahaan dan uang itu adalah tetap membiarkan semua berada dalam kendalinya.

Mingyu memang anaknya, namun pria itu bukan darah dagingnya. bagaimanapun keadaan serta hubungannya dengan Jaehyun saat ini tuan Jung akan selalu menyerahkan seluruh hartanya pada sang buah hati. Jaehyun tidak cukup mendapatkan kasih sayang darinya, ia tahu. oleh karena itu memberikan kepercayaan kepada sang anak untuk mengelola bisnisnya merupakan pilihan yang tepat bagi pria berusia 50 tahunan itu

"Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu"

Lucas berbicara dengan nada dingin serta ekspresi datarnya

"Tapi yang jelas, kau harus mewaspadai segala tindakan Jaehyun. kau tau apa yang ia incar selama ini bukan?" 

perlu digaris bawahi, Lucas kemari bukan untuk mengadu domba dan memihak Mingyu. ia tau apa yang harus ia katakan. toh informasi itu sudah diketahui Mingyu sejak dulu. Jaehyun membenci dirinya dan sang ibu. hingga detik ini. 

pria berkulit tan itu sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan mengenai kedudukan Jaehyun di perusahaan saat ini. yang tidak pernah ia terima sejak dulu adalah ketika Jaehyun mengaatai ibunya sebagai jalang dan mengambil Rose darinya. 

"Dendamnya tidak akan pernah berkurang meskipun sejak dulu aku pun tidak terlalu menyukai ayahnya" 

gumam Mingyu

***

"Apakah kondisi Hyunjin baik-baik saja dok?" Ji Eun menatap cemas wajah sang adik yang terlihat semakin pucat.

Bocah berusia 13 tahun itu tengah terlelap setelah berjam-jam menghabiskan waktu untuk bermain diatas ranjangnya sembari bercerita mengenai ibu dari temannya yang juga dirawat disini. Ia bercerita jika ibu Jaemin -teman Hyunjin- meninggal semalam, sepertinya kanker yang menyerang wanita itu sudah menyebar keseluruh tubuh.

Tidak ada raut wajah ketakutan atau apapun yang Hyunjin tunjukan, adiknya itu malah terkesan sangat datar saat bercerita.

"Aku tidak yakin, kondisinya jauh lebih memburuk akhir-akhir ini" dokter Ji melirik Hyunjin dengan sendu. Ia sudah menganggap anak berusia 13 tahun itu sebagai anaknya sendiri

"Bukankah kemungkinan sembuhnya adalah 75 persen untuk anak seusianya?" Ji Eun bertanya untuk meyakinkan dirinya sendiri jika sang adik bisa sembuh.

"Benar, tapi itu semua tergantung pada Hyunjin. Apakah ia benar-benar ingin sembuh atau tidak. Penyakitnya sudah terlanjur menyebar keseluruh tubuh. Aku masih mengusahakan pengobatan terbaik untuknya" jelas dokter Ji panjang lebar.

*****
TBC!

DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang