Selepas bekerja, Ji Eun berniat untuk mengunjungi pamannya hari ini. Sesuai permintaan Hyunjin, Ji Eun akan membawa pamannya ke Seoul.
Mudah saja sebenarnya, jika Ji Eun ingin ia bisa menelpon pamannya untuk datang bersama anaknya kemari tanpa perlu repot-repot menjemput nya seperti ini. Hanya saja, pamannya itu terlalu kuno, ia tidak hapal jalanan Seoul serta transportasi apa yang harus ia gunakan untuk menuju rumah sakit dimana Hyunjin dirawat.
Terakhir kali saat kesini, Hanteo -paman Ji Eun- tersesat entah kemana. Akhirnya tetap gadis itu yang harus repot-repot kesana kemari untuk mencari pamannya
Masih pukul 5 sore, Ji Eun harus cepat-cepat sampai disana jika tidak ingin tertinggal kereta.
Perjalanan dari Seoul menuju Busan hanya memerlukan waktu satu jam menggunakan kereta, tidak terlalu malam untuk kembali ke Seoul hari itu juga.
Ia sudah menghubungi pamannya dan menyuruhnya untuk bersiap selagi Ji Eun berada di jalan.
satu jam yang diisi Ji Eun dengan tidur. Ia mematikan ponselnya, meminimalisir gangguan notifikasi dari siapapun. setidaknya ia perlu beristirahat sekarang.
Sampai disana, Ji Eun langsung turun dan keluar dari stasiun untuk mencari halte bus yang menuju rumah pamannya.
Sayangnya, gadis itu lupa jika bus yang ia tumpangi itu tidak melewati rumah pamannya pada malam hari seperti ini. Alhasil Ji Eun harus terduduk di halte bus menunggu bus yang mengarah ke rumah pamannya yang sudah pasti hanya akan datang besok pagi karena ini sudah larut malam. menaiki taksi? itu bukan pilihan yang baik mengingat isi dompetnya tidak memadai untuk hal itu
Bodoh! ia harusnya memanfaatkan mobil pemberian Jaehyun untuk situasi seperti ini.
Ji Eun menatap kosong jalanan yang mulai sepi didepannya, ia menyalakan ponselnya yang sejak 2 jam yang lalu dimatikan.
14 panggilan tak terjawab dari Jaehyun
Ji Eun mengerjapkan matanya sebentar, sebelum tersadar jika Jaehyun meneleponnya lagi
gadis itu buru-buru mengangkatnya, berharap Jaehyun tidak marah padanya yang membuat kepala Ji Eun semakin pening mengingat bus yang belum juga muncul
"Halo" Ji Eun membuka suara
"Kau dimana?" suara berat diseberang sana mengartikan jika saat ini Jaehyun tengah menahan amarahnya
"Aku sedang berada di jalan untuk menjemput pamanku" jawab Ji Eun jujur
ia menggigit bibirnya, rasa takut menyelimuti gadis itu mengingat jalanan yang mulai sepi sekarang
"Sepertinya banyak suara mobil di dekatmu"
Ji Eun tidak menjawab, jujur saja tiba-tiba ketakutan menimpa dirinya saat mengetahui tidak ada bus yang lewat hampir setengah jam Ji Eun duduk disini
"Kirimkan alamat mu sekarang, jangan kemana-mana aku akan kesitu" tegas Jaehyun
Pria itu mematikan ponselnya sepihak, bergegas dengan cepat mengambil kunci mobilnya dan pergi untuk menyusuli Ji Eun
Jaehyun melajukan mobilnya dengan cepat, mengumpati jalanan yang tidak pernah sepi meski di malam hari seperti ini
"Sialan!" Berkali kali ia memencet klakson mobil memberitahukan mobil-mobil yang bergerak pelan didepannya untuk minggir.
Entahlah apa yang ada dipikiran pria itu sekarang, untuk apa ia bergegas menjemput Ji Eun dan menyetir seperti orang kesetanan. Jaehyun tidak bisa menjelaskan perilaku anehnya belakangan ini.