Chapter sebelumnya :
________
_______________" Sudahkan? Lagipula kau tidak bilang aku harus menciummu dimana. " Tanyaku sambil mengelap bibirku😌.
Raphael tidak menjawab ku, tetapi malah bengong sambil memegang pipi sebelah kirinya.
" Kesempatan emas buat kabur!!! "
" Sudah ya, aku tidak mau berlama-lama ada disini. " Kataku sambil menerobos tangan Raphael.
" Dah Raphael!!!~ " Seruku sambil berlari menjauh dari Raphael.
" Apa-apaan wajah datarnya itu! Menyebalkan!!! " Dumelku dalam hati sambil berlari menuju pintu keluar.
--------
-----------------
-----------------------Setelah sekitar setengah jam perjalanan dari rumah sakit, akhirnya aku sampai dirumahku.
" Aaah.. Fanny gak ada akhlak!!! Bisa-bisanya aku ditinggal sendirian, mana pamitnya gak santuy pula!!! " Dumelku sambil menutup gerbang rumahku.
" Masuk dulu deh.. Cape juga ya tadi lari-larian di rumah sakit." Batinku sambil menghela nafas.
Langsung saja aku menekan tombol bel rumahku, bel rumahku pun langsung bereaksi dan berbunyi.
" Tunggu sebentar saja, pasti kakak akan datang dan membukakan pintunya untukku! "
Ngarep amat sih lo :v
//plakkAkupun menunggu kakakku sambil bermain game Goblox.
" Cih.. Pake ngelag segala! Kalau aku masuk,kan jaringan wifinya lancar. "
Sudah 5 menit berlalu, tetapi kakakku tak kunjung membukakan pintunya untukku.
" Aah kelamaan! Daripada nunggu ampe lumutan, mendingan masuk aja duluan! "
Niatnya sih mau didobrak aja.. Eh ternyata pintunya gak dikunci :v
" Permisi Kak. Re-" Salamku yang berharap disambut dengan senyuman manis Kak. Rena, malah disambut sama mahkluk ghoib.
" Uwaaaakh! " Teriakku kencang sekencang speaker dikonser.
Akupun langsung berlari ke lantai 2 dan mengunci pintu kamarku.
" GILAAA!!! SEJAK KAPAN DIRUMAHKU JADI BANYAK PENGHUNINYA?!! Mana tadi yang menyambutku gede banget kek genderuwo! " Ucapku kalang-kabut.
" Huee.. Kakak kemana ya?? Kayaknya kakak lagi kerja ya? Kakak gak pernah ngasih tau tempat kerjanya dan pekerjaan apa. Mungkin kakak takut kalau aku tahu tempat kerjanya aku akan menyusul? Yang aku tahu, kakak cuma bekerja untuk menafkahi kita ber2. Aku salut sama kakak, bisa sesukses ini walaupun tanpa ayah dan ibu! " Ujarku panjang lebar memuji-muji Kak. Rena.
Aku dan Kak. Rena hanya tinggal ber2 saja dirumah yang sebesar ini. Ibuku meninggal saat melahirkanku. Dan ayahku meninggal karena kecelakaan mobil. Aku hanya bisa melihat foto dan mendoakan mereka saja. Sekarang, tinggal Kak. Rena saja yang tersisa dari keluarga besarku. Kakek, nenek, paman, bibi, sepupu.. Semuanya telah tiada. Aku juga tidak mau meninggalkan Kak. Rena sendirian di dunia ini, tapi takdir mungkin berkata lain.. Karena kutukan itu aku jadi harus pergi lebih cepat. Andaikan saja.. Aku bisa mematahkan kutukan itu.
" Bagaimana caranya aku mematahkan kutukan itu ya? "
Akupun termenung sejenak lalu tiba-tiba ide cemerlang datang entah darimana kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Soul Is Mine - Raphael × OC/Reader
Fanfiction"Apa kamu percaya jika kutukan itu nyata?" "Dan apa yang akan kamu lakukan jika kamu lah yang mendapat kutukan itu?" ------ --------------------- ----------------------------------- Namaku Delisha Reimanda yang biasa di panggil "Elisha". Aku ada...