Chp. 26 • Angels in hell

160 19 0
                                    

"Apa kamu bersedia untuk mati sekarang?"

--------
-------------
-----------------

Tubuhku gemetar hebat. Penawaran Seraphim benar-benar membuatku jantung ku berhenti sepersekian detik, untunglah aku tidak jantungan. Apa yang terjadi kalau aku menolak penawarannya? Apa dia akan... Mengambil jiwaku dengan paksa? Tidak, yang bertanggung jawab untuk mengambil jiwaku adalah Raphael. Kalau aku belum mati sekarang, anggap saja itu sebagai bonus. Tapi kalau aku bersedia untuk mati sekarang, apa itu akan menyelesaikan semua masalahku? Penawaran ini, harus kupikirkan matang-matang.

"Aku akan mempertimbangkan penawaranmu, tolong beri aku waktu-"

"Tidak ada waktu lagi. Temanmu sedang menunggumu diluar sana, jangan membuat nya menunggu lebih lama lagi."

Perkataan Seraphim membuatku tersadar, bahwa sahabat-sahabatku menunggu ku diluar sana. Mengharapkan ku untuk menyelamatkan mereka. Dan akulah, yang bertanggung jawab atas kutukan mereka. Kalau aku mengiyakan penawaran Seraphim, maka sama saja aku hanya menyelamatkan diriku sendiri.

"Aku menolak penawaran mu, Seraphim."

Seraphim terdiam. Ia menungguku untuk memberikan penjelasan atas penolakan ku pada tawarannya.

"Kamu tidak menjamin keselamatan teman-teman ku. Kamu hanya memberikan penawaran yang tidak akan merepotkan bagimu."

Seraphim melebarkan kedua matanya. Seperti tertangkap basah, dan ternyata benar. Dia tidak menjaminkan apa-apa untuk sahabat ku, ia hanya memberikan penawaran untuk mengambil jiwaku dan itu agar tugasnya berkurang satu. Ternyata kau cukup licik juga ya, Seraphim.

"Baiklah kalau kamu tidak mau. Aku tidak akan memaksa, karena yang seharusnya bertanggung jawab atas jiwa mu adalah Raphael."

Ah, syukurlah ia tidak memaksaku untuk setuju. Seram sekali kalau langsung di cabut nyawa nya disini, di padang rumput yang kosong, di ruangan pribadinya. Tapi aku tidak tahu, lebih Seram mana antara di cabut nyawa nya oleh Seraphim atau di cabut oleh Raphael. Kalau di ingat-ingat, pencabutan nyawa oleh Raphael itu masih masuk di akal manusia. Jadi mungkin lebih baik di cabut oleh Raphael...?

Sialan, aku masih ingat dengan jelas proses pencabutan nyawa oleh Raphael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sialan, aku masih ingat dengan jelas proses pencabutan nyawa oleh Raphael. Tetap saja mengerikan! Tapi untuk kasus ku bagaimana ya... Dia kan naksir padaku, bisa saja kan dia mencabut nyawaku sambil-

"Apa kamu punya pertanyaan?"

Uhuk! Ah, Seraphim membuatku kaget saja!! Tapi untunglah dia membuyarkan pikiranku. Karena kalau dilanjut bisa memperlambat ku untuk keluar dari sini.

"Iya, aku punya pertanyaan. Kenapa kakakku harus repot-repot mengutuk kami berempat? Kenapa tidak langsung menumbalkan aku?"

Dengan wajahnya yang datar, Seraphim menjawab. "Karena setiap menjelang kematiannya, orang akan di ikuti oleh malaikat maut. Sebagai malaikat maut, Raphael bertugas untuk mengamankan jiwamu sampai waktu yang ditentukan untuk mencabut nyawamu. Kakakmu menginginkan mu sebagai tumbalnya, tapi ternyata kamu berumur pendek."

Your Soul Is Mine - Raphael × OC/ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang