Di chapter sebelumnya :
" Jika kau beruntung hanya ada 1 kesialan yang akan datang padamu, tetapi jika kau yang bernasib buruk maka kesialanmu adalah kematin. Pfft!!! Seperti undian saja! Semoga bukan aku yang bernasib buruk.. "
Gumamku dalam hati sambil termenung." Apa yang akan kau lakukan jika kau yang bernasib buruk? "
______________
___________
________" Apa?! " Kataku yang terkejut setengah mati.
Aku menoleh dan melihat seorang pria yang berbadan tinggi bersurai putih menggunakan jas kantoran dan iris mata berwarna biru tosca dengan pupil yang berwarna putih.
_______________________________________
Btw ini sengaja saya edit biar kalian halunya tambah tinggi :v" Jangan kaget jika aku datang kesini."
Kata pria tampan yang ada di belakangku. (Jangan lupa dengan wajah datarnya)" Jangan kaget apanya?! Tiba-tiba seorang pria tidak dikenal muncul tepat dibelakangku?! " Jawabku yang masih kaget setengah mati. (Untung ganteng lu, coba kalo penampilan lu kek 'shadow master' gw udah meninggal duluan saking kagetnya!)
" Kecilkan suaramu.. Kau membuat telingaku sakit. " Kata si pria dengan santainya.
"Bodoamat gak peduli.. Siapa suruh muncul tepat dibelakangku tiba-tiba begitu? Dikira orang gak kaget apa ya?! " Dumelku dalam hati.
" O-oh iya maaf.. Sebelum aku berpikiran buruk tentangmu lebih baik perkenalkan dirimu dulu dan beritahu apa tujuanmu kesini. " Ujarku pada pria itu dengan serius.
" Kalau aku tidak mau? " Kata pria itu dengan wajah datarnya.
" Weeeh.. Ngeselin banget ya nih satu orang! Gak tau sopan santun apa ya?!"
" Kau harus! Atau aku akan mengusirmu dari rumahku! " Ancam ku pada si pria ngeselin itu." Kau tidak akan bisa melakukannya."
Kata si pria yang lagi-lagi memasang wajah datarnya." Kenapa?! Ini kan rumahku! " Bentak ku pada si pria karna udah kehabisan kesabaran.
" Kenapa ya? Coba tanyakan pada dirimu sendiri. " Jawab si pria dengan santainya.
" Udah ditanya baik-baik malah disuruh tanya pada diriku sendiri, mikir ngapa! Mana mungkin gw bisa mikir pada diriku sendiri yang keadaannya sedang panik begini?! " Dumelku di dalam hati.
" Kau benar-benar membuatku kesal ya💢" Dumelku pada si pria.
" Kau mau lakukan apapun juga sia-sia, karena aku tidak akan pergi. " Kata si pria dengan santainya.
" Batu, ba-ba-ba-batu! " Gumamku lirih di dalam kepalaku.
" Kenapa kau ngotot sekali untuk tinggal disini? " Tanyaku dengan sinis." Karenamu. " Jawabnya sambil tersenyum miring.
" Buset dah- gw gak salah denger? "
Gumamku dalam hati sambil memasang wajah bingung." Jangan salah paham dulu, ini tidak seperti yang kau pikirkan.. " Kata si pria yang masih menggunakan wajah datarnya.
" Berarti, bukan aku yang bernasib buruk? " Tanyaku pada si pria sambil menebak-nebak.
" Hmm.. Entahlah.. " Katanya sambil memalingkan pandangannya.
" Sepertinya kau yang salah paham. " Kataku pada si pria sambil menahan tawa.
" Diamlah. " Balas si pria yang kalah bicara.
---------------
-------------------
----------------------" Delisha, ayo makan malam! " Seru kakakku dari lantai 1.
"Suaranya lantang sekali ya.. " Gumam si pria dengan suara kecil.
" Iya kakak~" Balas ku sambil tersenyum riang.
" Ayo turun, kau butuh makankan? " Tanyaku pada si pria.
" Tidak, aku tidak butuh makan. " Jawab si pria dengan cepat.
" Apasih maunya? Sok-sok'an gak butuh makan, mau dirayu dulu baru mau makan? Enggak mau ah.. Lebih baik kau kelaparan saja, daripada aku harus repot-repot ngerayu kamu buat makan. " Gumamku dalam hati.
" Akan ku beritahu kakakku. " Kataku dengan lirih.
" Kakakmu tidak bisa melihatku. " Sambung si pria.
" Omong kosong apalagi ini? " Dumelku dalam hati sambil menahan marah.
" Apa kau bercanda? Kau kan manusia. " Kataku yang tidak percaya pada omongannya.
" Aku bukan manusia. " Jawabnya dengan singkat, padat, dan jelas.
" Pengakuan macam apa ini anjiir?! "
Dumelku yang sedang kesal didalam hati." Kalau kau bukan manusia, lalu kau ini apa? Malaikat maut? Pfft! " Tebak ku asal-asalan sambil menahan tawa.
" Iya. " Jawab si pria dengan singkat.
" Iy- Apaaa?! Serius lo?! " Gumamku dalam hati dengan ekspresi terkejut.
" GAK MUNGKIN LO MALAIKAT MAUT ANJIIR, MASA MALAIKAT MAUT GAN-" Timpalku pada si pria yang katanya 'malaikat maut' lalu terdiam sejenak.
" Barusan gw mau ngomong apaan njiir?! Masa gw mau bilang dia ganteng! Gak, gak, enggak!!! Malah adanya gw diketawain ama tuh orang!" Sambungku dalam hati.
" Gan apa? " Tanya si pria yang mengaku-ngaku 'malaikat maut'.
" Ga, GANJEN!!! " Jawabku dengan senyuman yang awkward.
Diapun memasang 'death-glarenya' sambil menatap mataku. Aku yang ada di sana sendirian bergidik ngeri melihatnya menatapku begitu.
" Keknya gw salah ngomong deh.. " Gumamku dalam hati.
" Eh.. Eum.. Bercanda kok! Jangan diambil hati ya! Aku gak seriusan ngomong begitu ke kamu kok, hehe.. "
Kataku dalam hati dengan maksud menenangkannya." Oh. " Jawabnya dengan singkat.
" A-aku kebawah dulu ya buat makan! Daah~" Kataku melambai awkward.
" Mampus nih gw kalo dia beneran malaikat maut, bisa bisa dia beneran bunuh gw lagi..hiii!! " Gumamku dalam hati.• To Be Continued •
_________________
______________
__________Author : Walaupun Elisha belum tau kalau malaikat maut itu namanya Raphael, tapi pasti kalian sudah tau namanya kan? (Kebangetan banget kalo sampe ada orang yang gak tau namanya) . Kira-kira apa yang akan terjadi kalau Elisha A. K. A kalian salah ngomong sama malaikat maut yang satu ini ya? Semoga aja gak di cabut nyawanya :)
Elisha : Author..kok disini gelap ya?
Author : Segelap masa depanmu dengan dia
Elisha : Dahlah.. ಥ‿ಥ
*:..。o○ 15 Desember 2020 ○o。..:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Soul Is Mine - Raphael × OC/Reader
Hayran Kurgu"Apa kamu percaya jika kutukan itu nyata?" "Dan apa yang akan kamu lakukan jika kamu lah yang mendapat kutukan itu?" ------ --------------------- ----------------------------------- Namaku Delisha Reimanda yang biasa di panggil "Elisha". Aku ada...