"Ikut denganku sekarang."
"Loh...?"
------
---------------
-------------------------Itu bukan ajakan Mira. Melainkan seorang pria muda, memakai setelan kerja dengan rambut putih. Dilihat dari mata dan auranya, dia adalah seorang malaikat. Menyadari hal itu, Mira langsung mundur kebelakang, lebih jauh dari sebelumnya. Mira berada diposisi siaga, takut kalau orang ini mencelakai ku.
"Maaf, aku sedang buru-buru. Urusanku sangat penting jadi-"
Ucapanku terhenti karena aku melihat Val ada dibelakang pria itu. "Ah, ada Val juga.. Sepertinya aku tahu kenapa kau mengajakku untuk ikut denganmu."
Pria itu mengangguk, Val yang ada dibelakangnya kini mengerutkan dahinya. Memastikan bahwa yang dilihatnya sekarang memang aku. "Kak Elisha? K-kenapa kakak malah kesini?? Bahaya! Cepat pulang kedunia manusia, kakak tahukan kalau ini di Neraka?!"
Jauh dibelakang ku, ada Mira yang tak kunjung pergi, juga tak kunjung mendekat ke arah ku. Dia diam ditempat, waspada dengan kehadiran dua orang asing yang berada didekat ku sekarang.
"Elisha, kamu tahukan kalau urusan kita sangat penting? Kita tak boleh mengulur waktu lebih lama-"
"Maaf nona, tapi urusanku dengan temanmu juga sangat penting."
Sekarang Mira dan tuan malaikat ini beradu tatap, tak mau kalah. Aku menatap Val, lelah. Val malah celingukan kebingungan. Yah, sepertinya hanya aku yang bisa menengahi. "Pertama-tama, kamu harus beritahu aku apa tujuanmu mengajakku ikut denganmu, kalau seperti ini sama saja kau memaksaku ikut."
Tuan malaikat ini mengalihkan pandangannya dari Mira kepadaku. "Mau kamu menolak atau tidak, kamu tetap harus ikut denganku, Nona Elisha."
"D-dia juga memaksaku untuk ikut, kak Elisha!!"
Dengan begini, tuan malaikat itu tahu bahwa tidak ada satupun yang berpihak dengannya. Bukannya merasa terpojok, ia malah mengedikkan bahunya seolah tak peduli dengan penolakan yang akan aku ajukan.
"Nona Elisha, jika kau ikut denganku. Aku bisa meringankan tuduhanmu. Jadi kumohon, ikutlah denganku dulu. Setelah itu, kau dengan temanmu boleh pergi. Aku janji tidak akan mengganggu urusan kalian lagi."
Jangankan aku, Mira dan Val saja kaget. Apa-apa'an ini? Tuduhan? Mereka menuduh ku melakukan apa sih sampai dipaksa ikut segala? Jangan bilang karena Raphael lagi. Kalau sampai ini berhubungan dengan Raphael juga, mungkin saat bertemu dengannya lagi aku akan menampar pipinya...
"Sepertinya kita tak punya pilihan, ya kan Val?" Orang yang ditanya mengangguk lemah, Val benar-benar pasrah dan mengikuti alur saja dari dulu. Yah, sebenarnya tidak jauh berbeda denganku. Akupun sama saja.
"Kalau begitu, ayo kita pergi- ah, kamu jangan ikut ya. Soalnya kamu gak diajak-" Aku tercengang mendengar perkataan itu keluar dari mulut seorang malaikat. Menurut ku dia kurang sopan kepada Mira- oh, ternyata Mira juga berpikir demikian.
"Cih! Seharusnya kau lebih memperhatikan kata-kata yang akan keluar dari mulutmu. Heh, sebutkan siapa namamu. Kalau kau juga tidak mau menyebutkan namamu, maka kau ku anggap pengecut!"
Tuan malaikat itu sekarang tersenyum- sumpah, aku tidak mengerti dengan kepribadian para malaikat. Sungguh tidak jelas! Mungkin bisa dibilang moodyan? Atau memang tidak punya kepribadian? Akh, kalau aku jadi Mira mungkin sudah ku sleding wajahnya.
"Namaku Uriel. Semoga kamu tidak bertemu dengan malaikat lagi ya, Nona..?"
"Ck. Mira."
"Semoga nanti kita tak bertemu lagi." Ucap pria yang bernama Uriel itu sambil menghempaskan telapak tangannya di udara, bagiku itu terlihat lebih seperti mengusir daripada memberikan isyarat untuk mengucapkan selamat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Soul Is Mine - Raphael × OC/Reader
Fanfiction"Apa kamu percaya jika kutukan itu nyata?" "Dan apa yang akan kamu lakukan jika kamu lah yang mendapat kutukan itu?" ------ --------------------- ----------------------------------- Namaku Delisha Reimanda yang biasa di panggil "Elisha". Aku ada...