"Hei.. Kita sudah berlari berapa menit? Aku menunggu penjelasanmu lho.."
Disinilah aku, membawa batu berisi kekuatan Raphael bersama Orias dan teman kecilnya Mea. Selama berlari, aku hanya diam karena tak tahu kapan waktu yang pas untuk bertanya, tapi Orias justru hanya diam sambil terus berlari.
Fokus Orias buyar, ternyata dari tadi ia asik dengan (beban) pikirannya sendiri. Sambil terus berlari, Orias menoleh kearahku.
"Jadi begini.. Kau sudah tau kalau Nel itu Raphael, kan? Dia bertugas untuk mencabut nyawa, tapi dia tidak melaksanakan tugasnya.."
Mataku membulat. Kalau dipikir-pikir iya juga.. seharusnya ia mencabut nyawaku, kan? Kenapa sampai sekarang aku masih hidup..? Melihat sahabat-sahabat ku yang lain saja sudah terkena dampak dari buku terkutuk itu, kenapa aku yang mendapat nasib buruk nya malah sehat-sehat saja sampai sekarang, ternyata karena Raphael tidak melakukan tugasnya.
"Selain tidak melaksanakan tugasnya, Raphael juga sudah membuat kekacauan besar didunia iblis! Sudah banyak korban yang berjatuhan disana, dan aku.. Tidak mau ada korban lagi!!"
Awalnya aku berpendapat kalau itu sudah sewajarnya kan, para iblis dibasmi malaikat? Karena pada dasarnya, mereka itu musuh umat manusia.. Tapi sepertinya pendapatku salah, buktinya Eva, Aria, dan Gio saja bisa berteman dengan iblis. Oh ya, Valac juga baik denganku.
"Nona, percayalah.. Raphael tidak hanya merugikan para iblis, dia juga bisa merugikan umat manusia!"
Memangnya, manusia dirugikan karena apa- oh.. Aku teringat ada orang yang mungkin sudah tidak kuat menahan sakit dari penyakitnya, dan bagaimana jika mereka tak bisa mati dan melampaui batas waktunya dengan penderitaan berkepanjangan? Berarti selama ini Sora- tidak, aku yakin sora bisa bertahan, aku yakin dia akan bangun. Tapi tetap saja kan, itu sama saja memaksanya untuk terus menerus merasakan sakit.. Cih, kutukan sial*n!
"Jadi.. Nona, apakah penjelasan dariku sudah cukup?"
Aku terdiam sejenak, merenungkan keegoisan ku yang ingin tetap hidup sedangkan sahabat-sahabat ku terus menderita. Bisa-bisanya aku terus hidup santai dan terjamin selama mereka terkena dampak dari kutukan sial*n itu. Seharusnya, ini sudah cukup untuk meyakinkan ku untuk tidak lari dari takdir, kan? Iya, takdir kematianku.
"Haha, sudah cukup. Kau tak perlu menjelaskan apapun lagi.."
Orias menyadari wajahku yang tampak pucat, ia mengira kalau aku kelelahan karena berlari Non-Stop, apalagi ini tengah malam. Seharusnya manusia di jam segini itu tidur, bukannya lari marathon.
"Kamu lelah, ya?"
Mea langsung menoleh kearah Orias, memandangi wajahnya karena tidak setuju.
"Orias, jangan bilang kau ingin menawarkan kita untuk berhenti? Kau mau kita tertangkap?!"
"Duh, Iya iya! Maaf Nona, tapi kita harus tetap berlari sampai tujuan.."
--------
---------------
---------------------"Akhirnya kita sampai juga!!"
"Ini benar tempat kita pertama kali sampai, kan? Tadi nyasar nya jauh banget sampai lari-lari"
"Kau bisa naiki pohon di hutan ini tapi tak kau lakukan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Soul Is Mine - Raphael × OC/Reader
Fanfic"Apa kamu percaya jika kutukan itu nyata?" "Dan apa yang akan kamu lakukan jika kamu lah yang mendapat kutukan itu?" ------ --------------------- ----------------------------------- Namaku Delisha Reimanda yang biasa di panggil "Elisha". Aku ada...