17| Kebenaran Tao Zian

132 20 0
                                    

Mata Xia Lian menyipit, sebelah tangannya yang terkepal terulur. Seringainya tercipta saat burung elang itu mendarat di tangannya. Lihat, Tao, kamu yang mengakrabkannya pada saya. Tangan kirinya yang bebas meraih surat yang terikat di kaki kanan burung tersebut. Membukanya dengan tidak sabar.

Shang Cheng,

Dinasti Xia saat ini sedang berada dalam masa krisis keuangan, para pejabat korup, dan rakyat sangat menderita. Raja Xia biadab itu menggunakan semua kas kerajaan untuk membangun istana baru untuk selir barunya.

Bukankah ini saat yang tepat untuk merebut dinasti?

Bibir Xia Lian menjadi kaku, ada kemarahan kecil meletup di dalam dirinya. “Tao Zian atau sekarang saya harus memanggilnya dengan Shang Cheng dan Selir Mei Xi bukankah sangat menarik?”

Setelah kembali melipat surat dan mengikatnya di kaki burung elang yang langsung pergi seolah mengerti, air sungai yang tadinya tenang menjadi sedikit terguncang. “Tao, kamu benar-benar memainkan peran dengan hebat. Menjadi raja dan pemilik sekte yang begitu kuat. Pada akhirnya, berapa banyak wanita yang kamu miliki?”

“Apakah sangat menyenangkan mempermainkan perasaan orang?”

“Jika saya tidak mencegat surat hari ini, berapa banyak kebohongan yang akan kamu katakana kepada saya? Menjadikan saya seolah orang paling penting, tetapi hanya permainan belaka.”

Xia Lian menundukan kepalanya lalu tertawa dengan miris. “Seharusnya saya tahu, semua laki-laki itu sama.”

Gadis itu berbalik, berkajalan dengan cepat untuk kembali ke sekte. Jika Tao Zian sangat menyukai bermain peran, maka dia akan menjadi lawannya. Xia Lian adalah gadis yang baik dan tahu cara untuk berterima kasih.

“Lian?”

Xia Lian tersentak hampir saja jatuh jika pertahanannya tidak baik. “Apa yang kamu lakukan? Dari mana datangnya kamu?”

Ekspresi Tao Zian mengeras. “Apa yang kamu lakukan?”

“Saya tentu saja dari sungai, ah, saya melihat ikan yang besar dan terlihat enak, sayang sekali tidak memiliki kemampuan untuk menangkapnya. Bukankah akan baik bagi saya untuk makan ikan yang direbus dalam mampu dengan rempah?”

***

Saat matahari tenggelam Xia Lian dan Tao Zian duduk di sungai mengelilingi api unggun. Pria itu menariknya kembali ke sungai untuk mengabulkan perkataan acaknya tadi. Xia Lian menekuk kedua kakinya sebagai tempat bertumpu untuk dagunya.

“Berapa lama lagi ikannya akan matang?”

Tao Zian yang duduk di sampingnya mengulurkan tangan, menepuk kepalanya dengan pelan. “Bersabarlah.”

Xia Lian duduk dengan tegak, membanting topeng yang dikenakannya ke tanah dengan kesal. “Cari jawaban lain.”

“Tidak sabaran.”

“Saya sudah lapar. Apakah ikannya akan matang setelah saya mati kelaparan?” Xia Lian memandang Tao Zian dengan mata penuh permusuhan. Membuatnya terkejut untuk sejenak, sebelum akhirnya menangkup kedua pipi gadis itu dan mengusapnya dengan lembut.

“Mengapa menjadi begitu marah? Apakah hewan-hewan di hutan kembali menindas kamu?”

Xia Lian menggelengkan kepalanya dengan keras, menepis kedua tangan Tao Zian. “Berhenti mengingat hal itu. Lebih baik kamu cepat buat ikan itu matang.” Raungnya dengan kesal.


***
[1/365]

Hallo, apa kabar?

Selamat tahun baru, semoga semua lekas membaik.

Maaf belakangan ini gak up, dan maaf juga atas kejanggalan cerita ini:"

Aku udah bilang mau aku revisi, walau gak tahu kapan, soalnya tugasku belom selesai, apalagi yang proposal penelitian:(

Biru

Dari Xia ke Shang (Xia Lian, Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang