Xia Lian tidak merasa sedih ketika ibunya, Permaisuri Xia tidak mengunjunginya saat dia sakit, cukup tahu bahwa ibunya tidak menginginkankannya lagi, terlebih dia memiliki anak laki-laki yang dinobatkan sebagai Putra Mahkota Xia. Kehilangan satu putri yang sudah tidak berguna bukan hal yang merugikan.
Xia Lian tidak marah ketika ayahnya, Raja Xia Jie tidak pernah menemuinya atau memberikan apa yang diinginkannya seperti dulu. Cukup tahu, jika dia hanya menyukai putra-putrinya yang memiliki penampilan indah. Gadis itu juga masih bisa tersenyum saat Raja Xia Jie memutuskan akan mengasingkannya. Tak peduli apakah itu tempat terpencil atau desa yang miskin, keluar dari istana terdengar baik.
Tapi, ketika dia berhadapan dengan Selir Mei Xie, satu-satunya orang yang menemuinya saat akan pergi gadis itu merasa sangat sedih. Xia Lian tahu, selir kesayangan raja bukan orang yang baik, dia datang ke istana dengan satu tujuan, dan mungkin saja wajah sedihnya juga manipulasi. Tapi tak peduli berapa banyak dia mengelak, tatapannya terasa sangat tulus.
"Lian'er, saya memang bukan wanita yang melahirkanmu. Kamu sangat tahu yang saya lakukan selama ini hanya mengganggu, merebut perhatian Raja Xia, tapi saya menyayangi kamu seperti putri saya sendiri. Maafkan saya yang tak sengaja menyebabkan kamu kecelakan dan mendapat konsekuensinya." Mereka duduk berhadapan di halaman Sun Flowers sembari menyesap teh hijau yang masih mengepul.
"Untuk apa kamu mengatakan semua itu, Selir Mei Xie? Apa kamu merasa iba kepada saya? Saya tidak membutuhkan belas kasihan orang." Xia Lian menyesap tehnya dengan angkuh. Usianya memang baru akan memasuki 14 tahun, tapi jiwanya, Song Tianzhi sudah genap berusia 21 tahun.
Selir Mei Xie tersenyum kecil. "Saya tidak iba, hanya menyampaikan isi kepala saja." Dia menghela napas sejenak, lalu melanjutkan. "Saat kamu telah meninggalkan istana, kehidupan kamu yang sebenarnya akan segera dimulai. Tentu itu lebih baik dari kehidupan istana yang menyembunyikan banyak musuh dalam kegelapan. Tapi tidak peduli apa, jalan yang kamu lewati tidak akan semudah itu. Jika pun Raja Xia tidak memerintahkan orang untuk membunuh kamu dalam perjalanan, pada kenyataannya masih banyak orang yang menginginkan kematianmu."
"Terima kasih Selir Mei Xie telah repot-repot memperingati nona ini." Ada nada mengejek dalam nada suaranya yang tak dapat disembunyikan.
Selir Mei Xie Mengabaikan nada ejekan tersebut. Mengelurkan seluring dari dalam lengan bajunya. Seruling itu ramping dan memiliki tali dengan bandul bunga matahari di ujungnya. "Saat kamu dalam bahaya dan terdesak, mainkanlah seruling ini, maka akan ada yang datang untuk menolong." Dia meletakannya di atas meja, lalu beranjak.
"Mengapa kamu melakukan ini?" Xia Lian bertanya agak keras dari tempatnya tanpa berbalik, matanya tertuju pada benda di atas meja.
Selir Mei Xie berhenti, kepalanya sedikit menoleh. "Karena saya tahu bagaimana rasanya menjadi tidak berdaya."
"Jika kita kembali bertemu di masa depan, kamu harus membalas saya untuk hari itu."
***
[18 Juli 2020]Maze in the mirror, TXT
Banyak hal yang membuatku jatuh cinta, salah satunya adalah aroma buku, bhakakks.
Semoga gw bisa buat perpustakaan, amin.
Biru
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Xia ke Shang (Xia Lian, Selesai)
Historyczne[Original - Bukan Terjemahan] Song Tianzhi ingat, malam itu, di sebuah gang dia menjadi korban pelecehan dan seharusnya menjadi hari kematiannya juga. Akan tetapi, saat membuka mata dia telah berada di masa pemerintahan Raja ke-13 Diansti Xia yang s...