06| Melintasi Hutan, Sebuah Penyergapan yang Telah di Rencanakan

290 35 0
                                    

Setalah dua hari mereka melanjutkan perjalanan, memotong jalur dengan melewati hutan yang tidak berbahaya, menurut Qiancheng. Semakin jauh mereka meninggalkan penduduk, perasaan Xia Lian semakin tidak menentu. Dia takut, tentu saja. Tangannya terangkat menyentuh dada kiri, jantungnya berdegup kencang. "Apa hal tak diinginkan akan terjadi?"

Semakin dalam memasuki hutan, cahaya matahari semakin sulit menembus pohon-pohon dengan daun rimbun. Satu hal yang Xia Lian yakini, hari sudah mulai petang. Gadis itu baru saja akan membuka tirai jendela kereta dan bertanya mengapa mereka berhenti, tapi terputus oleh dentingan suara pedang.

Xia Lian tidak yakin apa yang tengah terjadi. Tangannya terulur hendak membuka pintu kereta, tapi teriakan Qianfeng yang terdengar putus asa membuatnya terkejut. "Jangan keluar, anda akan aman di dalam sana!"

Suara pertarungan berhenti tak berapa lama. Matanya terbelalak melihat pemandangan mengerikan di depannya melalui jendela kereta yang kainnya sedikit tersingkap. Pengawal dan pelayanannya terbunuh dengan kejam, termasuk pengawal rahasianya. Tangannya menggenggam erat seruling yang diberikan Selir Mei Xi. Memainkannya dengan nada sumbang ketika penjahat itu mendekati keretanya.

Pintu kereta ditarik dengan kasar dari luar. Seringai mengerikan dari pria di depannya membuat tubuhnya bergetar ketakutan menyebabkan seruling di tangannya terjatuh. "Akhirnya saya bisa bertemu dengan anda, mantan putri kebanggaan sang raja." Pedang di tangannya diayunkan ke arah Xia Lian dengan main-main.

Gadis itu berusaha menata diri, mengatur suaranya agar terdengar seperti biasa. "Raja Xia Jie bahkan sudah mempersiapan ini untuk menyambut saya." Nadanya datar dan hampa, sepertinya Xia Lian harus menarik kembali pemikirinnya yang mengatakan bahwa Raja Xia Jie tidak mungkin sekejam itu, untuk membunuh darah dagingnya sendiri. Tapi, hari ini, Raja Xia Jie bahkan menginginkan kepalanya terpisah dari tubuh.

"Nona, apa anda akan keluar dan menjemput kematian? Atau haruskah saya membiarkan anda menghembuskan napas terakhir di dalam ruang sempit ini?"

Bibir Xia Lian yang tidak tertutup topeng mengetat. Dia hanya ingin menangis di pojok ruangan, meraung penuh ketakutan. Belum sempat dia berdiri kepala pria itu telah terpisah dari tubuhnya. Suara pedang yang beradu terdengar untuk beberapa saat.

Xia Lian mengambil seruling yang jatuh dan memeluknya dengan erat. Mungkin ini yang dimaksud oleh Selir Mei Xi. Tapi, mengapa wanita itu bersedia menyelamatkan nyawanya? Bukankah sejarah mengatakan wanita itu datang ke Dinasti Xia hanya untuk membalas dendam? Harusnya membiarkan anak-anak raja terbunuh adalah hal yang baik. Atau apakah buku yang dia baca salah?







***
[28 Juli 2020]

Libur = Gabut
Daring = tugas numpuk

Serba salah, udah kek lagu Raisa aja.

Biru

Dari Xia ke Shang (Xia Lian, Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang