Setelah menjadi Xia Lian, gadis itu menyukai kebebasan dalam berekspresi. Di kehidupan sebelumnya dia tidak memiliki semua itu, hidupnya sudah terencana dari awal sampai akhir, yang bisa dia lakukan hanya mengikuti semua.
Dulu dia berpikir hidupnya sangat beruntung, kebutuhan materialnya terpenuhi, kasih sayang orang tua, dan masa depan yang sudah terencana. Dia kadang menjadi begitu sinis saat melihat remaja-remaja seusianya menghabiskan waktu dengan bodoh; menurutnya. Pacaran, hang out bersama teman sebaya, tidak mengerjakan tugas, bagi Xia Lian itu hanya akan menghambat, sehingga ia tidak memiliki teman dan terbiasa hidup sendiri dalam zona nyamannya.
Lalu sekarang, Xia Lian ingin merasakan apa yang dulu dianggapnya sebagai tindakan bodoh. Ada sedikit penyesalan mengapa dulu dia tidak sedikit merasakan masa remaja seperti seharusnya. Dia sadar, memulai pertemanan tidak akan membuat masa depannya terhambat jika dia melakukan usaha yang besar.
Xia Lian menyembunyikan badannya di balik dinding dekat kolam teratai, kepalanya mengintip ke arah kumpulan remaja yang tengah berlatih bela diri. Gadis itu terkikik geli dalam hati, jadi seperti ini rasanya bolos. Dia menarik kepalanya kembali saat Li Meiling menoleh ke arahnya. Dia lupa untuk menyamarkan auranya, maka dengan tergesa dia bergegas ke bagian Selatan sekte yang merupakan hutan.
"Seharusnya saya tidak perlu bersusah payah berlari, cukup meringankan tubuh saja." Tubuhnya membungkuk dengan salah satu tangan bertumpu pada salah satu pohon dengan napas tersenggal. "Sial, kenapa saya terlihat seperti anak SMA yang lari dari kejaran guru BK!"
Setelah mengusap peluh di dahinya dan membenarkan rambutnya yang menempel di wajah, Xia Lian terkekeh geli. "Mari kita lihat apa yang akan kita temukan di dalam hutan ini?" Ada seringai di bibirnya saat kakinya semakin masuk ke dalam hutan.
"Woah," mulut Xia Lian membulat dengan sempurna saat melihat beberapa kelinci tengah meloncat. "Gemas, gemas, gemas, pengen peluk!" Gadis itu menghampur dengan cepat mengejar kelinci yang melompat berlarian karena terkejut dengan pekikannya.
"Ayo sini kelinci manis walau masih manisan Lian hehe."
Xia Lian tidak menyadari di balik daun batang kayu ada seseorang yang mengamati tingkahnya. Bibirnya tampak menyeringai saat gadis itu berhasil menangkap satu kelinci dan memeluknya dengan gemas. "Gemas sekali." Melihat Xia Lian seolah akan meremukan gumpalan putih dipelukannya, dia segera menjentikan jari.
Kelinci yang tadinya pasrah dalam pelukannya, mendadak memberontak dan menggigit tangannya, sehingga tanpa sadar Xia Lian melepaskan dan membiarkannya pergi. Sedikit meringis saat melihat bekas gigi kelinci di tangannya. "Lain kali saya akan memelukmu sampai mati," ujarnya dengan wajah kesal.
Xia Lian nyaris berlalu ketika mendengar suara binatang buas, dia berbalik dan nyaris terkena serangan jantung saat melihat beruang besar yang berjarak tiga meter darinya. "Ah beruang!" Xia Lian berlari tunggang-lantang dengan beruang yang mengikutinya.
"Mereka terlihat bodoh!"
"Sial, sial, mengapa saya harus melakukan adegan India dengan beruang jelek ini." Xia Lian berlari sambil mengumpati keberuntungannya, hingga tidak menyadari bahwa dia masih berlari memutari daerah kecil itu.
Napasnya nyaris habis, tapi dia tidak bisa berhenti dan membiarkan beruang itu memakannya. "Saya sudah lelah bermain-main." Xia Lian berhenti lalu berbalik, menatap beruang itu dengan menantang.
Ke dua tangannya terangkat di samping tubuh, matanya menatap tajam. Pohon-pohon menjadi riuh, angin menerbangkan rambutnya bersama dengan sulur-sulur yang berlari dan membelit beruang dengan kuat. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menekan pergerakan beruang yang memberontak dan menjatuhkannya ke tanah.
Darah kental keluar dari sudut bibirnya tapi Xia Lian masih memiliki senyum kemenangan di wajahnya saat mengusap darahnya. Tapi secepat itu pula sulur-sulur yang dikendalikannya hancur. Wajahnya menjadi pias saat beruang kembali berdiri dan menatapnya nyalang. Dia baru akan berteriak saat binatang itu memilih pergi.
Xia Lian merosot ke atas rumput, lalu berbaring dengan pasrah. "Karma ternyata tidak semenyenangkan itu."
"Cukup menghibur walau kamu terlihat bodoh!" Pria itu melompat turun dari batang pohon yang di dudukinya, berdiri dengan tegap di depan gadis itu.
"Oh Tao Zian, senang membuatmu terhibur," balasnya lemah. Dia merasa semua kekuatannya telah hilang.
Tao Zian menjentikan jarinya, membuat mata Xia Lian terkejut saat melihat penampakan gazebo di matanya. "Bagaimana bisa?"
"Memang apa yang tidak bisa saya lakukan? Membuatmu memainkan peran bodoh pun saya mampu."
Xia Lian mengabaikan perkataan sombong tersebut. "Selamat untuk diriku yang akhirnya menemukan tempat persembunyian bagus." Gadis itu bertepuk tangan dengan heboh.
***
[13 November 2020]Harusnya hari ini selesai utsnya, tapi dua matkul belum aku kerjain soalnya dlnya senen wkwkw.
Aku juga baru sadar ngambil matkul kating itu capek, tekanan batin, lol.
Biru
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Xia ke Shang (Xia Lian, Selesai)
أدب تاريخي[Original - Bukan Terjemahan] Song Tianzhi ingat, malam itu, di sebuah gang dia menjadi korban pelecehan dan seharusnya menjadi hari kematiannya juga. Akan tetapi, saat membuka mata dia telah berada di masa pemerintahan Raja ke-13 Diansti Xia yang s...