Explore Ke 16 Kejutan

61 13 0
                                    

Pandangan kaburku perlahan-lahan mulai sirna hingga menampakan orang-orang yang berdiri di hadapanku

Pria itu mengenakan kemeja merah gelap yang pekat, tapi sepertinya warna merah itu bukanlah warna sebenarnya, warna merah gelap itu ternyata noda darah yang sudah melapisi tiap sisi kemeja putih milik pria tersebut, wajahnya terlihat penuh oleh luka tikaman, ia tampak menggenggam sebuah kepala pada tangan kirinya.

Kepala yang digenggam pria itu tersenyum menakutkan ke arahku dengan mata putihnya yang bengis, wajahnya sangat pucat dengan sisa-sisa daging menggantung secara menjijikan di lehernya yang terpotong. Sementara itu di sampingnya, seorang pria dengan luka bolong pada lehernya seperti tertembus sesuatu berdiri di sisi kanan pria berkemeja penuh noda darah itu, ia juga menatapku dengan matanya yang putih

Aku sangat mengenal mereka, karena mereka adalah teman-temanku yang sudah tewas yaitu Ismet, Jalil, dan Ditra

"Kenapa kau meninggalkan kami ?"

"Kenapa kau meninggalkan kami ?"

mereka terus mengulang-ngulang kata itu di hadapanku dengan nada suara datar yang menakutkan.

Aku menutup mata dan telingaku berusaha untuk tidak melihat serta mendengar mereka, namun tetap saja aku masih mampu mendengarnya

"Sudah berhenti ! Jangan katakan itu lagi, hentikan !" teriakku sambil duduk meringkuk di sudut ruangan yang kumuh itu

Aku bisa merasakan hembusan nafas di telingaku walaupun tanganku menutupinya, bau busuk yang amat menyengat juga tercium, kemudian suara bisikan terdengar amat jelas olehku seakan-akan suara itu menembus kedua tanganku yang masih menutupi kedua telingaku.

"Kau mungkin sudah meninggalkan kami, tapi kami akan mengisi mimpi- mimpimu oleh kami"

setelah mendengar bisikan itu semuanya menjadi hening, dengan penuh rasa takut aku membuka mataku kembali. Ternyata aku kini sedang berdiri di lorong yang panjang dan suram serta terlihat seperti tidak berujung, pencahayaan lorong ini sangat buruk namun, aku masih bisa melihat jelas ada seorang wanita yang tengah duduk di kursi menghadap ke arahku.

Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena rambutnya yang panjang dan lurus itu menutupinya.

Rasa takut yang mencekam menjalariku membuat bulu kudukku merinding di sertai dengan jantungku yang berdetak amat kencang.

Jahanam ! Kenapa kakiku tidak bisa ku gerakan ? pikirku panik saat hendak meninggalkan wanita di kursi tersebut, wanita itu mulai menggerakan tanganya untuk membuka rambut panjang yang menutupi wajahnya

Pemandangan mengerikan kembali tampil di hadapanku ketika rambutnya terbuka, wajah wanita itu terlihat amat pucat dengan mulut yang telah terkoyak lebar sampai ke sisi kiri dan kanan pipinya hampir mencapai telinga, lidahnya yang panjang terjulur keluar hingga se-dada dengan tetesan cairan berwarna merah gelap menjijikan jatuh mengotori lantai.

Darah itu berasal dari mulut serta lidahnya. Kedua matanya yang menonjol besar berwarna biru pucat mengerikan itu menatapku dengan penuh kebencian. Ia merangkak perlahan ke arahku yang masih berusaha sekuat tenaga untuk bisa menggerakan kakiku.

"Jangan ! Jangaaaannn...!" Teriakku kembali sekuat-kuatnya

"Hah.. Hah ..hhah" aku terengah-engah setelah bangun dari mimpi burukku

Di mana aku ! Tanyaku dalam hati Sembari mengarahkan pandanganku ke sekeliling ruangan asing ini dengan panik

"Hah.. Hah.. Hah... Itu hanya mimpi, hanya mimpi.." ucapku setengah berbisik dengan nafasku yang memburu

Explore (Jelajah) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang