Explore 6 Berlari & Bersembunyi

195 22 0
                                    

Ya... Pantulan kami sudah tidak ada lagi di cermin tersebut melainkan seorang wanita berambut pirang panjang dan lurus menghadap ke arah kami. Ia membuka mulutnya, terdapat taring panjang di sana seperti dalam mitologi drakula, memiliki mata besar yang menonjol berwarna biru pucat mengerikan, ia tampak begitu kurus. Gaun merah yang di pakainya terlihat sangat kumuh dan kuno.

Tapi hal yang paling mengerikan lainnya adalah tangan panjang dan kurusnya itu memegang pisau dapur besar, masih ada noda merah gelap pada pisau tersebut. Suara itu ternyata berasal dari pisau yang ia gesekan pada cermin seperti mengirisnya kemudian ia menghantam-hantamkan ujung pisau tersebut ke cermin, terlihat ia ingin memecahkan cermin tersebut agar bisa keluar dari dalam sana.

Kami benar-benar panik dan ketakutan dengan spontan kami membuka pintu dan keluar dari ruangan tersebut seperti melupakan bahwa beberapa menit sebelumnya ada manusia tidak berkepala yang berusaha masuk ke ruangan itu. Kami menutup pintu saat berlari keluar dengan harapan setan itu akan terhambat oleh pintu yang tertutup jika ia berhasil memecahkan cermin dan keluar dari sana.

Kami menerobos masuk ke ruangan yang memiliki pintu berwarna merah marun di seberang ruangan tidur dan menutup pintunya kembali. Ruangan ini ternyata lebih besar dan bernuansa berbeda dari ruangan-ruangan yang kami telusuri sebelumnya. Di ruangan ini ada sebuah meja keramik panjang yang menempel pada dinding. Kompor, microwave, tatakan pisau, oven pembakaran kuno serta wastafel untuk mencuci piring tampak mengisi setiap ruang yang ada. Bumbu-bumbu masak tertata dengan rapi di rak dan ada juga kulkas yang besar di sini.

Sebuah meja besar yang panjang lainnya berada di tengah ruangan mungkin ini tempat untuk kegiatan memasak besar (seperti memotong bawang atau daging, menguleni tepung dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan mengolah makanan) sekaligus tempat untuk menghidangkan makanan. Semuanya terlihat begitu jelas karena cahaya lampu putih yang menyinari ruangan suram ini. Sudah pasti kami berada di dapur sekarang. Apakah bangunan ini sebelumnya hotel mewah sehingga memiliki dapur yang besar dan selengkap ini ?

"Mengapa kita ke sini ?" ucap Ditra setengah berbisik dengan suara menekan

"Aku tidak tahu, lagi pula berlari di lorong rasanya juga tidak aman, kau ingatkan ada setan tidak berkepala di luar depan pintu ruangan tidur itu sebelumnya" jawabku terengah-engah

"Tidak ada satupun tempat di gedung ini yang aman karena ini sarang setan !" tegas Ismet

"Apa kau tidak bisa membacakan do'a untuk mengusir setan-setan ini ?" tanya Ditra padaku yang merupakan pertanyaan konyol bagiku, aku merasa ia seperti ingin melemparkanku untuk menghadapi setan- setan itu sendirian layaknya ustadz-ustadz atau para pengusir setan seperti yang ada di film.

"Apa ?! Kau pikir aku-"

Suara piring dan pisau-pisau yang keluar dari tempatnya mengagetkan kami, benda-benda itu melayang di udara ! Kemudian melesat dengan cepat ke arah kami

"Awas !" teriak Ditra

Kami pun merunduk dengan cepat pula di balik meja panjang yang berada di tengah ruangan tersebut (kami berdiri di dekat meja itu dari tadi) suara pecahan piring sempat menguasai ruangan itu untuk beberapa detik, kemudian sunyi.

Dengan posisi masih merunduk di balik meja aku melihat ke arah berbagai pisau yang menancap di dinding tersebut, betapa cepatnya pisau itu melesat hingga dinding yang kokoh itu tembus tertancap pisau dan pisau-pisau itu berarti juga sangat kuat. Pandanganku kemudian teralihkan oleh pisau kecil yang meneteskan cairan berwarna merah gelap yang juga mengalir pada dinding itu, dinding itu mengeluarkan darah ! pikirku.

"Buuuk !" suara jatuh yang amat dekat mengaggetkanku

Ketika aku melihat ke arah suara jatuh tersebut, Ditra telah telentang di sampingku dengan darah mengucur deras dari leher yang terluka akibat tertembus pisau. Ia terlambat menghindar, pisau kecil itu telah mengenainya.

Explore (Jelajah) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang