Chapter 30

2.2K 119 0
                                    


Hari ini raysa dan reyhan sedang diperjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksa kandungan

“ Mas makin mendekati ke hari persalinan sya jadi takut mas “ ucap raysa ditenggah – tenggah
perjalanan

Reyhan yang tadinya focus menyetir mengalihkan pandangannya ke arah raysa dan tenyenyum

“kenapa takut sya ?” ucap reyhan

“sya takut mas kalau sya ngga bisa melihat dede bayi lahir ke dunia"

“kamu ngomong apa sih sya “

“sya serius mas sya takut, sya takut meninggal hiks “ raysa mengakhiri ucapanya dengan isakan

Deg

Ucapan dari bibir raysa mampu membuat hati reyhan merasa sakit percayalah walaupun reyhan terlihat
biasa saja dalam hatinya ada rasa khawatir karena melahirkan bukan sesuatu yang mudah taruhannya
adalah nyawa

Reyhan menepikan mobilnya, dia mendekat kearah raysa dan menariknya dalam dekapanya mencoba
memberikan kehangatan dan ketenangan
Ibu hamil memang perasanya begitu sensitive apalagi menjelang hari melahirkan ada banyak ketakutan
dalam dirinya dan reyhan sadar akan hal itu dia harus bisa menenangkan raysa dan memberikan
semangat untuk raysa supaya istrinya bisa berpikir positif
Setelah sedikit tenang raysa menarik tubuhnya dalam dekapan reyhan

“Mas kalau nanti sya ngga ada mas jaga dan rawat anak kita dengan baik “ ucap raysa kembali

“Huss” reyhan menutup bibir raysa dengan jarinya supaya tidak berbicara lagi

“Sya kita rawat anak kita bersama, kamu harus berpikir positif bahwa kamu bisa melahirkan anak kita
dengan selamat, kamu adalah perempuan kuat, saya tau ada banyak ujian hidup yang sudah kamu
lewati, kita lewati ini semua bersama InsyaAllah Saya akan selalu ada untuk kamu sya “ raysa sedikit
tenang mendengar ucapan reyhan

“Umi “

Raysa merasa dunianya berhenti ketika mendengar kata itu mata raysa sudah berkabut tanpa raysa
sadari pipinya sudah basah

Ini untuk pertama kalinya reyhan memanggil raysa dengan sebutan umi . rasanya raysa tidak percaya
tapi ini nyata reyhan yang ucapan dan sikapnya terasa kaku ,apalagi kata – kata sayang tidak pernah
reyhan ucapkan memanggil raysapun dengan sebutan nama tapi kali ini reyhan memanggil raysa dengan
sebutan umi
Raysa kembali tersenyum

“Umi adalah perempuan yang kuat, umi harus semangat, terus berfikir positif dan terus berdoa mi “
jantung raysa berdetak semakin kencang

“Abi terimakasih karena abi selalu ada untuk umi, abi juga doa kan umi janggan lupa “ ucap raysa dan
reyhan membalasnya dengan angukan

Setelah itu reyhan segera memakaikan kembali satelbat milik raysa dan dirinya kemudian mulai
meninjak gas untuk melanjutkan perjalanan

Setelah 30 menit akhirnya sampai dirumah sakit yan menjadi tujuan kali ini

Reyhan segera turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk raysa dan membantunya untuk
keluar

“sya jalanya bisa “ ucap reyhan, raysa sedikit kecewa karena pangilanya sudah berubah

“bisa mas “ ucap raysa

“ada yang ketingglan dimobil “ ucap reyhan memastikan

“Aku lupa mas hp aku masih di dalem mobil “ raysa memeriksa didalam tasnya

Reyhan segera mengambilnya dan menyerahkan hp kepada raysa

“ Makasih yah mas “

Reyhan segera membantu raysa untuk berjalan dia menggandeng tangan raysa

BENCI (Benar - Benar Cinta )ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang