Chapter 9

2.3K 162 1
                                    


" ka Anterin sya ketemu laki laki pilihan Eyang " ucap Raysa pada fadil

"Kamu yakin sya " ucap fadil

"Sya yakin ka, sya ngga akan tenang kalau sya ngga memenuhi permintaan Eyang "

"Sya pernikahan bukan hanya satu hari atau dua hari tapi untuk jangka waktu yang panjang, bukan hanya karena rasa bersalah sya, sya ngorbanin diri sya sendiri, sya kalau sya tidak memenuhi permintaan Eyang juga tidak apa apa sya, Itu hanya surat sya " ucap fadil

"Mungkin untuk ka fadil itu hanya surat, ka fadil ngga akan ngerti perasaan sya, Eyang adalah orang yang sangat berharga dalam hidup sya, sya akan melakukan apapun permintaan Eyang walaupun Eyang udah ngga ada "ucap raysa tegas

"Walaupun itu ngorbanin diri dan masa depan kamu sendiri ? " ucap fadil

Fadil tidak mengerti bagaimana cara adiknya itu berfikir

"Ka fadil tau apa tentang hidup sya hah ? "

"Ini adalah pilihan sya sendiri, jadi ka fadil ngga  usah ikut campur dengan hidup sya"

"Dan inget sya ngga minta ijin ka fadil, sya cuman minta ka fadil anterin sya ketemu orang itu, kalau ka fadil ngga bisa sya bisa sendiri " ucap raysa dan langsung beranjak dari kursi yang ia tempati

"Awas ka jangan halangin sya " fadil menghalangi jalan raysa supaya tidak pergi

"Ok kaka yang anter, sya siap siap sekarang kaka tunggu di parkiran jangan lupa dikunci " akhirnya fadil mengalah dari pada terus menerus berbedab dengan adiknya yang tidak akan selesai.

Fadil memutuskan untuk menunggu diparkiran  supaya dia bisa menenangkan dirinya terlebih dahulu

Tepat adzan isya berkumandang mereka sampai di Pondok
pesantren Al - Hidayah setelah menempuh 4  jam perjalanan

"Sya ini benar tempatnya ? " ucap fadil

"Alamatnya sih sama ka " ucap raysa

Fadil mulai menginjak pedal gas untuk masuk kedalam pesanten

Dia menghentingkan mobilnya tepat di Pos jaga pesantren, Fadil menurunkan kaca mobilnya

"Permisi pa"

"Iyah mas, ada yang bisa saya bantu " ucap bapa penjaga keamanana

"Apa benar ini pondok pesantren Al - Hidayah "

"Betul mas "

"Pa saya sedang mencari seseorang yang bernama Muhamad Reyhan Syarif, Apakah beliau ada disini "

Bapa penjaga pos sedikit kebingungan karena dia tidak bisa memberikan informasi sembarangan kepada orang asing

Fadil yang menyadari perubahan bapa penjaga pos itu dia paham ini pesantren orang - orang tidak bisa sembarangan untuk keluar dan masuk pesantren

"Ini KTP saya pa " fadil memberikan KTP nya

Bapa penjaga pos keamanan memeriksa nya setelah itu memberikan kembali pada fadil

"Ustad Reyhan benar tinggal disini mas, dia tinggal dirumah
kiyai syarif,  nanti mas bisa tanyakan dimana rumah kiyai pada santri disini, parkiranya ada disebelah sana mas " tunjuk bapa penjaga pos keamanan ke sebelah kiri yang menyediakan lahan parkir

"Maaf mas saya tidak bisa mengantar, disini hanya ada saya yang berjaga, karena bergantian untuk sholat"

"Tidak apa - apa pa, sebelumnya terimakasih atas informasinya, permisi pa "

Setelah itu reyhan lansung menuju parkiran. Setelah memarkirkan mobil mereka bergegas untuk keluar tidak lupa raysa
yang menutup asal rambutnya menggunakan hijab tetapi masih terlihat bagian depan rambutnya karena tidak menggunakan peniti . Raysa menggunakan hijab Hanya untuk menghargai karena ini lingkungan pesanten

Suasana disana sungguh
menenangkan hati
mereka melihat banyak orang yang berlalu lalang menuju masjid karena ini sudah masuk solat isya

"Sya kita sholat dulu sebelum di sholatkan " ucap fadil sedikit becanda

"Kaka aja sana, sya tunggu disini  "

"Sya ngga takut apa disini sendirian, kaka sih takut " ucap fadil

Raysa memperhatikan sekitarnya benar saja keadaan disekitarnya sepi karena orang orang sudah mulai berada di masjid

"Ok sya ikut "

"Jangan cuman ikut tapi sholat juga " ucap fadil

"Iya iya cerewet " ucap raysa kesal dan mendahului fadil

fadil hanya tertawa kecil melihat tingkah adiknya, Fadil tidak percaya dia datang kemari untuk menemui calon suami raysa pilihan Eyang

Raysa sekarang menjadi raysa yang keras kepala tapi dia menjadi sangat penurut hanya dengan membaca surat permintaan terakhir Eyang

Memang sejak kecil raysa adalah Anak yang pendiam dan penurut samapai Akhirnya Eyang meninggal Raysa berubah menjadi raysa yang pemarah dan keras kepala

Apakah Raysa belum bisa menerima Takdir yang Tuhan tuliskan padahal ini sudah 7 tahun Eyang pergi

Ada banyak pertanyaan  dalam pikiran fadil tapi yasudahlah dia harus segera menyusul Adiknya

BENCI (Benar - Benar Cinta )ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang