DUA LIMA

1.5K 101 14
                                    

"Kamu gak pa-pa dirumah? Mama aku lagi di Ambon gak bisa nemenin, Mama Eci lagi ke Malaysia kerumahnya Kaia ... Gisel juga ikut, Siti ikut aku Rachel juga kamu suruh ikut jagain aku." Prilly menatap Ali risau.

"Gak pa-pa, aku bisa jagain Aleena. Kamu pulangnya kapan?" Tanya Ali sambil membenarkan jilbab Prilly.

"Kayaknya malem."

"Hati-hati, ya? Jangan makan yang aneh2, kasian dedeknya." Ali mengusap perut buncit Prilly pelan, "gendut."

"Biarin!"

"Hati-hati, ya? Awas loh aneh-aneh."

"Iya, Sayang." Prilly memeluk Ali, "aku sayang kamu. Kamu juga hati-hati dirumah, jangan kemana-mana."

"Iya-iya."

Prilly merenggangkan pelukannya.

"Jagain anaknya jangan sampe ada luka sedikitpun, kalo aku pulang ada luka awas kamu."

"Ibu-ibu kalo mau pergi ribet gini, ya?"

"Sssst! Udah aku harus berangkat sekarang, nanti telat lagi."

Tok. tok. tok.

"Abi." Panggil Aleena didepan pintu kamar mereka, "Abi!"

"Bentar, Nak." Ali berjalan menuju pintu. Saat pintu dibuka oleh Ali, ia melihat Puteri kecilnya sedang berdiri didepannya dengan wajah baru bangun tidur yang masih sangat menggemaskan. Aleena langsung memeluk kaki Ali.

"Hey, good morning Princess nya Abi." Ali langsung menggendong Aleena, ia mencium pipi Aleena.

"Morning, Abi." Jawab Aleena pelan sambil mencium pipi Ali. Setelah mencium pipi Ali, Aleena menyandarkan kepalanya dipundak Ali.

"Aleena, udah bangun, sayang?" Sapa Prilly.

Aleena tak menjawab. Mungkin, Aleena masih marah pada Prilly karena kejadian semalam.

"Masih marah, ya, sama Umi? Maafin Umi, ya? Umi janji gak bakal kayak gitu lagi. Maaf, ya?"

Aleena sama sekali tak menjawab.

"Yaudah, kalo masih marah gak pa-pa, kan umi yang salah. Umi berangkat, ya? Umi gak mungkin ajak Aleena, soalnya nanti Aleena disana jenuh, disana banyak kamera, pasti Aleena diajak syuting sama wawa Gigi. Princess Umi kan gak suka syuting. Dirumah sama Abi ya? Harus nurut sama Abi."

Tak ada jawaban juga.

Ali memberikan kode dengan tunjukan oleh dagu agar Prilly segera berangkat. Prilly yang mengerti langsung keluar kamar dan menuruni tangga dengan hati-hati diikuti Ali yang menggendong Aleena.

*

"Hati-hati, ya?"

"Iya. Kamu juga hati-hati dirumah, jangan kemana-mana, jagain Aleena pokoknya harus ikutin Aleena kemanapun."

"Iya, Sayang."

Prilly mencium punggung tangan Ali, dan Ali mencium kening Prilly.

"Sayang, Umi berangkat, ya? Nurut sama Abi, harus jadi anak baik. Jangan lupa solatnya sama Abi ya?" Prilly mengusap rambut panjang Aleena. Prilly tahu, walaupun Aleena tak menjawab pasti ia mendengar apa yang Prilly katakan.

"Eh, jangan lupa sarapan, aku udah siapin dimeja makan. Yaudah aku berangkat, Assalamualaikum." Prilly masuk kedalam mobil.

"Iya, Waalaikumsalam, hati-hati." Jawab Ali.

Prilly membuka jendela mobil sedikit. "Dadah, Abi! Aleena! I love you." Prilly melambaikan tangannya.

"Dadah, Umi, i love you too." Ali melambaikan tangannya juga.

FUTURE | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang