TIGA BELAS

2K 132 15
                                    


***

Sudah jam delapan malam, Ali dan Prilly masih mencari puteri sulung mereka. Air mata Prilly menetes satu persatu.

"Kok pulang?" Prilly mengangkat sebelah alisnya. Ali membawanya pulang kerumah mereka. Padahal Aleena belum berhasil mereka temukan.

Ali tidak menjawab, ia memarkirkan mobilnya dibagasi rumah. Ali dan Prilly turun dari mobil.

Ali berjalan duluan menaiki tangga menuju pintu utama, Prilly memerhatikan Ali. "Bi.."

Mendengar panggilan Prilly ia diam dan menoleh dengan tatapan tak bisa ditebak. "Ma-af, aku udah ngeluh tadi." Prilly menunduk.

"Hm, masuk!"

Air mata Prilly menetes, ia mengikuti suaminya berjalan. Ali berjalan menuju taman belakang.

Karena pintu taman belakang kaca transapan, Prilly melihat remang-remang lampu berwarna emas. Ditengah taman... Aleena sedang digendong oleh Resi.

Prilly meneteskan air matanya, ia berlari dengan tergesa-gesa. "ALEENA!" Prilly mengambil alih Aleena dengan tangan gemetarnya. Ia menciumi puteri sulungnya, dalam hatinya masih sangat dag-dig-dug.

"Ya Allah, Nak? Kamu gak pa-pa, Sayang? Alhamdulillah, ya, Allah."

Dor.

"HAPPY BIRTHDAY!" Prilly terkejut. Satu persatu keluarganya datang dengan tawa yang menggelegar menghampiri Prilly.

Prilly menangis kian histeris. Ali memeluk Prilly, "Happy Birthday, Sayang." Ia mencium kening Prilly.

"Happy Birthday, Sayang." Ully kemudian memeluk dan mencium kening Prilly,begitupun dengan yang lainnya.

"Kalian ... jahat! Aaaa..." Prilly semakin meninggikan suara tangisannya.

Ali dan yang lainnya tertawa dengan tingkah laku Prilly yang masih seperti anak usia tiga belas tahun. Ali memeluk lagi Prilly.

"Jangan nangis, dong. By the way, kamu gak inget sama ulang tahun kamu sekarang?"

Prilly menggeleng, "aku cuma inget ulang tahun Aleena." Prilly menjawab sambil sesenggukan.

Hari Pernikahan Ali dan Prilly sama dengan hari ulang tahun Prilly, 15 Oktober. Karena Ali yang meminta, agar ia bisa mengerjai Prilly seperti sekarang. Karena ... Prilly cengeng. Karena itu pula Ali semakin mencintai Prilly.

"Jadi ... Aleena diculik Mama Eci?"

"Bukan Mama yang nyulik, suami kamu..." Resi tersenyum. "Happy Anniversary buat kalian, dan Happy Birthday buat Prilly." Resi mencium kedua Pipi Cabi mereka.

Taman belakang rumah Ali Prilly, sangat berbeda.

Prilly menatap Ali -lagi. Ia tersenyum, lalu memeluk Ali. Seluruh keluarga tersenyum melihat keromantisan mereka berdua.

"Ali, Prilly? Cepet tiup dulu lilin nya."

Ali dan Prilly tersenyum dan mengangguk, Ully mengambil alih Aleena dan membiarkan Prilly dengan Ali.

Kue nya ... sangat besar. Siapa yang akan menghabiskan kue sebesar ini?

"MAKE A WISH NYA SEBELUM TIUP LILIN!" Raja berteriak diikuti dengan tawa.

Prilly memelototi Raja, Raja yang dipelototi hanya nyengir. Ali dan Prilly kembali bertatap, kemudian mengangguk.

Prilly mulai memejamkan matanya,

'Aku harap ... akan terus selamanya seperti ini, dengan suamiku, anakku dan keluargaku. Aku mencintai suamiku, dia penyemangat hidupku, teman hidupku, dan sahabat hidupku. Terima kasih pada Engkau Tuhan Allah S.W.T. yang telah menetapkan dia sebagai suamiku, imamku, sahabat hidupku. Jangan pisahkan kami sebelum maut yang memisahkan kami. Aamiin. Dia ... cinta dari segala cinta. -Muhammad Ali Syarief-. '

FUTURE | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang