"Astagfirullah!" Prilly terbangun dari tidurnya dengan napas yang tak beraturan dan keringat yang membanjiri tubuhnya. Ia mengusap-usap dadanya pelan, "Allahuakbar, naudzubillahimindzlik ya Allah, astagfirullah." Jantunya berdetak sangat cepat."Aaaaaaaarg!"
Suara teriakan Ali, Rizal dan Raja terngiang-ngiang ditelinganya. Ia menutup matanya dan mulutnya terus membacakan istighfar.
"Ya Allah." Prilly melihat kearah sampingnya, Ali sedang tertidur sangat pulas dipeluk Aleena.
Air matanya menetes. Ia sangat ketakutan sekali, mimpi apa barusan? Mengapa menyeramkan sekali?
Ali, Rizal dan Raja disiksa sangat sadis dan tak mengenal ampun. Apakah itu neraka? Jika iya, mengapa ia bermimpi seperti itu? Setelah kemarin lusa Ali menyuruhnya berhijab, walaupun tak memaksa.
"Astaghfirullah-Astaghfirullah."
Jam menunjukkan pukul tiga pagi, ia berdiri pergi kekamar mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat tahajud.
Ia mengambil air wudhu, setelah mengambil air wudhu ia melaksanakan sholat tahajud. Prilly melaksanakan sholat tahajud dengan khusyu.
Setelah selesai, ia menengadahkan kedua tangannya. "Ya Allah, apakah mimpi tadi petunjuk dari-Mu? Jika iya, apa yang harus hamba lakukan? Berilah petunjuk lain ya Allah. Hamba sama sekali tidak mengerti, mimpi tadi membuat hamba sangat ketakutan ya Allah. Hamba mohon petunjuk dari-Mu ya Allah."
Prilly menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
***
"Assalamualaikum, Abi!" Aleena berlari dari arah pintu, dengan memakai gamis dan kerudung yang membalut kepalanya. Prilly dan Aleena baru pulang dari kajian di komplek mereka.
"Waalaikumsalam, Aleena ... anak Abi cantik banget pake kerudung, Sayang." Ali memeluk dan memutar Aleena.
Aleena tertawa girang. Aleena mencium pipi Ali.
"Baby, salim dulu sama Abi, Nak." Suruh Prilly.
"Baby lupa Umi." Aleena tersenyum menampakkan giginya yang rapi, kecil dan putih. Aleena mencium punggung tangan Ali yang besar.
Prilly mencium punggung tangan Ali, dan dibalas ciuman dikening oleh Ali.
"Abi? Umi? Peluk Aleena."
Ali dan Prilly saling tatap, mereka tersenyum sedetik kemudian mereka memeluk Aleena dipangkuan Ali. Aleena merasa geli dan ia tertawa terbahak-bahak diikuti Ali dan Prilly.
"I love u Allllleeeeennnnaaa!" Kata Prilly sedikit teriak diiringi tawanya.
Ali mencium pipi gembul Aleena berkali-kali membuat Aleena tertawa bahagia.
"Kamu kalo pake kerudung cantik."
Prilly mengangkat sebelah alisnya, "emang, iya? Gak keliatan tua?"
"Enggaklah, mana ada tua."
"Kamu ... seneng kalo aku pake hijab?"
"Seneng dong, apalagi kalo seterusnya gak lepas-pasang."
Prilly mengangguk-angguk pelan sambil menunduk.
'Ternyata bener, mimpi semalem petunjuk dari Allah untuk aku pake hijab.'
"Mmm, yaudah Umi mau pel lantai kamar Aleena dulu, ya. Aleena sama Abi dulu."
"Aleena mau ikut Umi."
"Aku lagi kerja, Bie. Gak bisa jagain Aleena."
"Oh, yaudah Aleena ikut Umi. Semangat kerja Abi." Prilly menggendong Aleena.
