DUA DUA

1.6K 124 12
                                    


'Positif'

Jantung Prilly berdetak sangat cepat, ia masih ragu dengan hasil tespek yang menunjukkan dua garis merah. Prilly mencoba tespek yang kedua, jantungnya berdetak sangat cepat, ia tak sabar menunggu hasil tespek yang kedua.

'Positif'

Dua garis merah muncul ditespek yang kedua, Prilly menyandarkan dirinya ditembok kamar mandi. Ia menutup matanya, ia bersolawat pelan sambil mengucapkan Alhamdulillah diujung solawanya. Matanya meneteskan air mata, ia mengusap perutnya yang masih rata, "allahumma sholli ala sayyidina Muhammad. Alhamdulillah, ya Allah."

Tok ... tok ... tok.

"Bie? Kamu didalem?" Suara khas bangun tidur Ali diluar kamar mandi.

Prilly tersadar, ia mengusap air matanya. "Iya, sebentar aku mau wudhu dulu." Prilly memasukkan kedua tespeknya ke bungkusnya kembali. Ia mulai mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat subuh.

Ali tak menjawab.

Prilly keluar dari kamar mandi dengan wajah dan tangan yang basah karena air wudhu, ia menyembunyikan kedua tespeknya di saku bajunya.

Ia sedikit menjauhkan tubuhnya dengan tubuh Ali, agar ia tak bersentuhan dengan Ali. Karena, jika mereka bersentuhan Prilly akan batal wudhu dan ia harus berwudhu kembali.

Ali yang nyawanya belum terkumpul langsung masuk kedalam kamar mandi. Prilly mengambil tespeknya dan menatap kedua tespek itu.

Prilly berjalan menuju ruangan solat yang sudah tersedia dikamarnya. Setelah memakai mukena, Prilly berjalan menuju kamar Aleena. Ia membangunkan Aleena untuk ikut solat subuh berjamaah dengannya dan juga Ali.

"Aleena, bangun, yuk, Nak? Kita solat subuh bareng." Prilly menciumi pipi Aleena, karena cara terampuh membuat Aleena bangun dengan cara menciumi seluruh wajahnya.

"Bangun yuk, Sayang, kita solat bareng sama Umi sama Abi."

Aleena membuka matanya.

"Solat yuk, Nak? Kita solat bareng lagi."

Aleena tak menjawab, ia langsung duduk dan memeluk Prilly. "Gendong."

"Manjanya anak Umi." Prilly menggendong Aleena ke kamar mandi.

Setelah semua sudah siap untuk solat subuh, mereka pun solat berjamaah. Aleena solat duduk karena ia sangat mengantuk, mungkin dia tak enak badan. Belum satu roka'at Aleena sudah tertidur disejadahnya dengan mukena yang membaluti tubuhnya.

Setelah AliPrilly selesai solat subuh berjamaah dan berdoa, Prilly mencium punggung tangan Ali, Ali pun mencium kening Prilly.

Ali melirik Aleena, "kok anak Abi bobo?" Ali mengusap kepala Aleena yang terbalut mukena. Aleena tidur sangat lelap diatas sejadah.

Prilly memerhatikan Ali yang sedang mencoba menggendong Aleena untuk dipindahkan ke kasur.

'Apa Aleena siap punya adek? Kalo Ali siap gak punya anak lagi?'

Ali menggendong Aleena dan memindahkannya ke kasurnya. Ia mengecup pelan kening Aleena.

Prilly melipat mukenanya, ia sama sekali tak berbicara apapun atau sekedar basa-basi. Ia masih belum percaya kalau ia sedang mengandung anak keduanya dengan Ali.

"Mau mandi sekarang?" Tanya Prilly.

"Sebentar lagi, deh, masih pagi banget."

"Yaudah, aku mau nyuci baju dulu."

"Kalau yang berat-berat, ke laundry aja."

"Iya, aku juga udah pisahin kok, aku cepet capek sekarang."

FUTURE | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang