"Gue emang bukan orang baik, geb. Tapi buat lo gue bakal berusaha jadi seseorang yang terbaik, versi diri gue!" Dimas.
------
"Dim?" Gebi menoleh ke arah Dimas.
Dimas mengigit bibir bawahnya, seakan gelisah. Gebi yang tak mengerti apa yang ingin Dimas sampaikan padanya, hanya diam dan justru tak menggubrisnya.
Di depan, terdengar suara bising. Ternyata suara itu berasal dari Dua sejoli gila yang sedang beradu mulut. "Heh yog, lo ga mandi setahun ya? Bau banget!" seru Ela.
Yoga ingin berkata kasar, enak saja dasar manusia tidak tahu berterimakasih. Padahal hal ini juga disebabkan olehnya yang menjatuhkan air liur nya ke jaket yang ia pakai. Yoga ingin sekali menjawab cibiran itu. Namun ia terfikir, jika ia sampai mengatakannya, itu akan menjadi bahan bullyan segar bagi yang lain.
"SENGAJA! Badan gue tuh tau harus ngapain. Badan gue bau karena yang disebelah gue lo! Coba kalo neng Dinda, beuh badan gue auto seger kaya abis mandi kembang tujuh rupa!" jawabnya.
"Halah ngeles aja lo! Sok ganteng! Dinda juga ilfil kali sama lo!" balas Ela.
"Et udah napa! Ini mobil tuh sempit, di tambah suara kalian, PENGAP tau!" ujar Bella di bangku depan.
"Tau gini gue ikut Angkasa ama Dinda!" keluh Ela.
"Ck. Gih sana! Lagian ga ada yang ngarepin lo disini!" decih Yoga jiji.
Bugh!
Kepala Ela terhantuk jok depan, begitu pula dengan Yoga. Gebi yang sedang menata rambutnya hampir mengalami hal serupa namun tangan Dimas sudah lebih dulu menadah. Sedangkan Bella, sangat beruntung. Marcel mengantisipasi sebelum hal terjadi, ia menaruh bantal pada dashboard depan. Karena ia tahu, Bella bukan type perempuan yang hanya bisa terduduk diam.
"KALO MAU MATI JANGAN NGAJAK GUE, CEL!" bentak Yoga emosi.
"Lo punya dendam ama gue ya, cel?" timpa Ela.
Marcel terlihat shock, ia masih mengatur nafas untuk menenangkan diri. "Diem! Marcel masih kaget, jangan disalahin dong!" seru Bella sambil menyerahkan sebotol air.
"Sorry. Gue kaget ada kucing tiba-tiba nyebrang," titahnya sambil menghatur nafas.
Di belakang, Dimas dan Gebi saling menatap, "Lo gapapa, geb?" cemas Dimas.
"It's okay. Gue gapapa, dim. Makasih!"
Karena masih trauma, Yoga menggantikan Marcel untuk menyetir. "Awas lo ganggu gue!" ancam Yoga pada Ela.
"Apaansi lo, GR!"
Dimas berdecak, "Bisa diem ga sih? Fokus aja yog! Kalo lo hilang fokus, nyawa kita taruhannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Patahnya Sayap Angkasa [END]
Teen FictionApa kau tahu rasanya mencintai seseorang yang tidak bisa kau miliki? Itulah yang aku rasa, dia yang ku cinta adalah saudariku sendiri. Namun aku kecewa padanya, disaat ku tahu kebenaran besar yang ia tutupi. Aku tahu maksudnya baik, namun rasa ini...