[17] Ulangan

22 9 12
                                    

"Cinta memang membingungkan, kadang indah, kadang berat. Tergantung pada siapa hatimu berlabuh." Angkasa.

----

"Bagun!" seru Ela keras, sambil mengguncang tubuh Yoga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagun!" seru Ela keras, sambil mengguncang tubuh Yoga.

"Bawel, lima menit lagi!" jawab Yoga dengan suara parau.

Ela mendengus kesal, tak percaya dengan manusia sialan yang ia hadapi. Angkasa dan yang lainnya sudah selesai membersihkan diri sejak tadi.

Bahkan, Gebi sudah berperang dengan segala aktivitasnya di dapur.

Semua hanya santai sambil menertawakan sikap Yoga yang seperti "kerbau", sedangkan Ela justru sangat kesal. Dinda sudah pulih seperti biasa, dan mampu membuat hidup Angkasa kembali berwarna.

"Besok Dinda sekolah kan, sa?" tanya Dinda dengan nada memohon.

Angkasa menghembuskan nafas berat, bingung harus menjawab apa. Ia tidak mau membuat Dinda sakit lagi.

"Boleh, cuma lo harus sama gue kemana pun lo pergi!" jawabnya.

Yoga berdecih dalam posisi berbaringnya, lalu menjawab ucapan Angkasa. "Posesif lo bro! Untung lo ganteng, kalo ga, mana ada cewe yang mau deket sama cowok posesif sejenis lo!"

"Haha, berarti lo akuin gue ganteng ya yog?" jawab Angkasa puas.

Yoga hanya melirik sekilas dan lanjut tidur.

Ela memfokuskan pandangan pada Yoga, "HEH MALAH TIDUR LAGI, BAGUN YOG! INI BUKAN RUMAH LO!" Ela memukuli kepala Yoga dengan bantal.

Cetak!

Sebuah gelas Stainless Steel dilempar ke kepala Yoga. Membuat sang empunya bagun melirih. "Bhahaha!" tawa Ela puas.

"Heh anjim banget lo bel! Lo punya dendam apa si sama gue?!" tanya Yoga kesal.

"Bacot deh lo, kebo! Ela udah bangunin lo sejak setengah jam lalu, dan yang lo jawab "IYA ENTAR LIMA MENIT," gitu aja sampe lo punya pacar!" jawab Bella sambil memajukan bibir nya untuk menyindir.

"Maksud lo apa, liat aja gue bakal punya tinggal tunggu pawangnya di gebet dulu baru gue beraksi." Yoga melirik sindir Angkasa.

"Ya itu maksud gue, lo pacaran ama Dinda? That's impossible!"

"Ye berak! Untung lo pacarnya sahabat gue, kalo bukan udah gue sumpel mulut lu pake sambel!"

Patahnya Sayap Angkasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang