[22] Nenek Mertua

22 7 34
                                    

"Gue yakin perasaan ini bukan hanya sekedar rasa kagum ataupun suka, tapi ini cinta!" Dimas.

-----

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah. Sambelnya tumpah di gue, juga?" teriak Ela kaget.

Dimas tertawa geli bersama Yoga, sedangkan Marcel merasa tidak enak. Angkasa mencari lap untuk Ela, namun...

"pffttt! Asa, ini baju nya Yoga bau. Kenapa lo lempar ke gue?!"

Yoga yang baru menyadari nya mengambil baju itu dari tangan Ela. "Heh gini-gini juga, baju mahal!" seru Yoga.

Ela masih sibuk mengelap mukanya dengan tisu.

"Berapa sih? Paling juga beli di pasar malem yang obral lima belas ribu dapet dua, yakan? Gak usah sok keras!" melemparkan tisu bekas lap nya ke Yoga.

"Ish, jorok lo!"

Bella keluar dengan baju yang baru disalin, dengan mata berkaca-kaca ia lari mengumpat di balik punggu Marcel.

Marcel mengucak lembut rambutnya, menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. "Kenapa?" tanyanya lembut.

Bella menggigit bibir bawahnya, "Marcel ga marah kan sama Bella?"

Marcel berdecih, "marah kenapa? Lagian aku seneng kamu mau belajar mandiri!" jawabnya.

Yoga dan Ela memutar bola matanya kompak. Mereka meledek dua sejoli itu dengan sebutan bucin. Namun justru Marcel menggengam lengan Bella, dan menunjukkan kemesraan nya di hadapan para penjulit.

Angkasa tertawa geli bersama Dimas, sedangkan yang lainnya justru tersenyum kikuk karena ingin merasakan memiliki kekasih yang pengertian seperti Marcel.

Sedangkan Rania meledek Marcel dengan tertawa puas, hingga membuat Marcel malu.

Rania menguap, karena memang sudah jam delapan malam. Tak terasa memang jika dikelilingi orang yang kita sayang, waktu akan bergulir lebih cepat.

Dinda bersama Rania mendahului yang lain karena Rania terus menarik tangan Dinda, Dinda tak menolak. Namun, Angakasa lah yang meminta Dinda membiarkan Rania untuk pergi ke kamar sendiri.

Yang lain masih sibuk dengan makanan sisa yang belum habis, sambil diiringi Dimas yang sedang memetik gitar. Mereka menghabiskan waktu dua jam untuk bernyanyi dan juga bermain beberapa games.

Gebi duduk di tepi kasur, melihat kearah balkon yang di langitnya terhampar ribuan bintang. Ia hanya membayangkan bagaimana rasanya jika ia mempunyai pacar seperti Marcel.

Patahnya Sayap Angkasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang