"Kenapa lo tega nutupin ini dari gue, bukannya lo janji bakal jaga dia sepenuh hati lo? Tapi yang lu lakukan malah bantu dia buat nutupin rasa sakitnya, dan saat dia butuh lo, lo justru mencari kebahagiaan dengan orang lain. Lo itu manusia atau iblis? Atau bahkan keduanya?!" Angkasa.
----
"Sa, coba kamu baca!" pinta Kinan menyerahkan buku diary milik Dinda.
Angkasa mulai membuka lembaran pertama.
Hai Asa, ini Dinda. Asa mau tahu gak perasaan beruntung apa yang Dinda rasakan saat Asa menjaga Dinda? Dinda beruntung punya Asa, laki-laki yang gak pernah suka liat Dinda nangis.
Walau sering iseng, Asa selalu bikin Dinda tersenyum sama tingkah Asa yang konyol dan kekanak-kanakan. Asa tau gak Dinda selalu ngomongin Asa ke Rania, dan dia bilang sebenernya dia sayang sama Asa tapi ketutup sama gengsinya.
Makasih buat Bunda sama Ayah juga, sa. Tanpa mereka, Dinda gak akan kuat bertahan sejauh ini. Sebelumnya Dinda tulis surat ini karena Dinda yakin bakal tinggalin Asa, dan Dinda gak mau liat Asa nangisin Dinda, awas ya!
Saat membaca perintah Dinda, ia bergegas menyeka air mata yang mengalir deras di pipinya. Kinan bersandar di bahunya, menunggu Angkasa kembali membacakannya.
Dinda baru tau kalau Dinda sakit semenjak sehari sebelum kita ke Bali, kata dokter, Dinda udah lama sakitnya tapi gak pernah ada gejala apapun yang muncul.
Dinda minta maaf karena selalu ngerepotin Asa dan semuanya, tanpa kalian Dinda gak akan jadi dewasa. Terutama Ela, Dinda merasa bersalah, karena Dinda, cintanya Ela sama Yoga sempet renggang. Tapi Dinda bersyukur mereka bisa bersama lagi.
Jaga Kinan ya, sa! Awas kalau Kinan nangis karena Asa, Dinda marah!
Kinan menangis sambil memeluk novel Dinda, ia tidak pernah menemukan seseorang yang tidak egois dalam meminta kebahgiaannya.
Oh iya, Dinda punya rahasia yang ditutupin dari Asa, bahkan gak cuma Asa tapi semua. Tapi Asa janji ya jangan marah sama siapapun saat Asa udah tau.
Selain Dinda, ada satu orang lagi yang tau soal penyakit Dinda. Orang itu Yoga, dia bantu Dinda buat jadi pacar pura-pura Dinda, untuk antar Dinda berobat. Tapi sayang waktu yang Yoga kasih terbuang sia-sia. Penyakit Dinda semakin parah, Dinda gak mau Yoga terus terbebani karena ngurusin Dinda yang penyakitan ini.
Akhirnya kita putus, ta-
Surat itu terhenti, Angkasa mengepalkan tangan benci atas kebenaran yang tertulis dalam diary itu, ia tidak heran Dinda mampu menyembunyikan sakitnya, namun Yoga? Yang ia percaya mampu menjaganya justru menutupi fakta terberat ini di balik dusta.
Tanpa fikir panjang, Angkasa mengambil kunci motor di kamarnya, bergegas menemui Yoga dengan amarah yang menguasai isi kepalanya.
Kinan mencoba menahan Angkasa namun sulit, tubuhnya tidak kuat menahan tepiaan tangan Angkasa karena lemas. Rania menarik-narik jaket yang dikenakan Angkasa, namun ditepis pelan oleh empunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patahnya Sayap Angkasa [END]
Teen FictionApa kau tahu rasanya mencintai seseorang yang tidak bisa kau miliki? Itulah yang aku rasa, dia yang ku cinta adalah saudariku sendiri. Namun aku kecewa padanya, disaat ku tahu kebenaran besar yang ia tutupi. Aku tahu maksudnya baik, namun rasa ini...