[10] Kepergian Kinan

56 14 19
                                    

"Selamat tinggal gadis manis, tolong jangan menangis! Pergilah dengan sepenuh hati, dan disini aku akan menunggumu dengan sekuat hati!" Angkasa.

------

------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa?"

Angkasa menoleh.

Ela menatap Angkasa dengan penuh tanya, hingga membuat pemuda itu bingung bagaimana caranya menjelaskan kepada Ela.

"Jujur aja Sa!" pinta Ela saat Angkasa berusaha berbohong.

Angkasa akhirnya menceritakan hal yang sebenarnya, Ela sempat tertegun dengan ketegaran hati Kinan yang mampu menahan perasaannya.

Angkasa benar-benar muak dengan tingkah Bella yang semakin lama semakin menjadi.
Jika bukan karena semua sahabatnya, sudah dari dulu kepalan tangannya menghantam Bella.

"Lo omongin baik-baik, jangan pake urat karena bukan mau buat bakso soalnya!" gertak Ela dengan sedikit joox recehnya.

Angkasa mengangguk setuju, di jam istirahat Angkasa dengan ditemani Marcel pergi untuk membicarakan hal yang terus mengusik pikirannya.

"Bel!" panggil Angkasa.

"Hai Sa, tumben ada apa?" tanya Bella girang.

"Intinya aja ya," ujarnya. "Gue ga mau pake urat ngomong sama orang ga punya hati kaya lo," lanjut Angkasa.

"Ha?"

"Lo ngancem apa ke Kinan?"

Bella bungkam, mana mungkin ia memberi tahukan hal itu pada Angkasa. Seorang pemuda yang membuatnya tergila-gila. Bisa jadi setelah diceritakan Angkasa ilfil dan semakin benci dengannya.

"Gu-gue," titahnya.

"Buru gue ga punya waktu banyak!" tegas Angkasa.

"Bella ancam bakal bunuh ibunya Kinan, kalo Kinan ga menjauh dari Angkasa," ujar Lindi polos.

Bella membulatkan mata, menatap sinis kearah Lindi. Angkasa tersenyum miring karena perkataan Lindi. Namun sesaat setelah itu, semua urat di dahinya sudah terlihat jelas, menggambarkan bahwa ia sangat kesal, namun terpaksa harus tetap berusaha sabar.

Angkasa menggeleng pelan, "Bel lo boleh ko suka atau ajak orang lain buat suka sama gue, lo boleh mengagumi gue, lo boleh sayang sama gue. Tapi gue ga bisa bales perasaan lo, rasa lo dan yang lainnya. Dan gue ga suka kalo lo sampe nyakitin orang yang ada disekitar gue demi keuntungan lo," pinta Angkasa.

"Tapi aku lakuin ini semua karena aku sayang Sa,"

"Gak, lo cuma jadiin gue pelarian karena hubungan lo yang kandas sama Marcel," ujar Angkasa.

Bella menatap Angkasa heran bagaimana ia tahu tentang hubungannya dan Marcel. Marcel hanya menatap dan tersenyum singkat ke arah Bella. Sedangkan yang lainnya terkejut mendengar nya.

Patahnya Sayap Angkasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang