Pencarian

77.2K 5.1K 415
                                    

☆☆ Chapter 19: Pencarian ☆☆

Karena aku mencintaimu aku tak bisa kehilanganmu..

[Davi's POV]

"Kenapa lo tanya gue?" Desi ngeliat gue kesel.

Saat ini kami sedang berada diklub buat mengintrogasi salah satu selir gue yang berkemungkinan besar penyebab hilangnya Kiky dan Nia. Disini ada Desi, Jenny dan Manta. Mereka berpakaian minim dengan dandanan yang Wow. Membuat para pria mengerubungi mereka dengan senang hati.

Jenny dan Manta ngeliat gue bingung. Lalu pandangan mereka tertuju pada Haris dan Raskal yang ada dibelakang gue.

"Karna lo pernah nyulik Kiky." Jelas Haris.

Desi memutar mata bosan dan meraih gelas minumannya lalu meneguknya. "Itu dulu. Dan sekarang gue dah gak ada alasan buat ngelakuin itu. Gue gak sudi buat saingan sama homo karena maho."

Gue menatapnya sebal, tapi Desi cuek bebek sambil menggedikan bahunya. Desi adalah orang terakhir dari selir-selir gue yang bisa jadi tersangka yang dah disamperin. Semuanya bilang gak tau sampe ada yang bersumpah-sumpah dan memberikan saksi kalau mereka seharian tetap ditempat masing-masing.

Dan kini Desi pun begitu. Dia nampak acuh dan tak peduli meski dah gue pasang tampang sangar.

"Kalo lo berdua?" Raskal menggedikan dagunya pada Manta dan Jenny.

"Mereka disini sejak sore hari tuan-tuan." Jelas seorang pria bertato yang merangkul Manta.

Gue mendengus kesal dan ngacak rambut gue frustasi. Kemana lagi gue harus nyari Kiky. Dah gue tanyain hampir semua cewek yang tau dan gak suka hubungan gue ama Kiky. Tapi gak ada satupun yang tau.

"Kenapa lo bisa menyangka kami tersangkanya?" Jenny menatapku prihatin.

"Soalnya tadi orang pemilik tempat toko yang mau didatengi Kiky sama Nia ngeliat cewek-cowok, yang mungkin aja itu mereka dibawa tiga orang pria dengan satu cewek dalam keadaan pingsan." Jelas Haris.

"Jadi kami simpulkan salah satu dari selir Davi, termasuk kalian udah nyulik Kiky." Sambung Raskal.

Gue dah gak bisa komentar apa-apa lagi. Rasanya kesel banget sampe pengen nangis gara-gara gak nemuin sesuatu yang kita butuh atau pentingin. Gue narik nafas dan menghembuskannya dengan berat sambil ngusap muka.

"Lo gak tanya Sari?" Tanya Jenny tiba-tiba.

"Ah iya Sari. Tadi sore dia pisah ama kami karena dijemput sama cowok. Tapi gak tau siapa." Manta menuturkannya.

Gue, Raskal, sama Haris saling mandang dan ngerutin alis masing-masing lalu berpaling ketiga cowok yang lagi dintrogasi.

"Lo ga tau cowoknya siapa?" Raskal bertanya pada Manta. Tapi Desi yang menjawab.

"Nando."

Gue ngerutin alis bingung. Siapa tuh. Perasaan gue gak pernah punya temen atau pun kenalan yang namanya Nando. Lalu gue ngeliat Desi melirik Haris.

"Lo pasti tau kan. Cowok yang merupakan ma.."

"IYA GUE TAU!!" Haris berteriak tiba-tiba memotong ucapan Desi.

Membuat para pengunjung lain menoleh kearah kami sebentar. Wajahnya berubah. Kemarahannya nampak jelas diwajah dan tangan yang mengepal di sisi masing-masing tubuhnya.

"Dia loh yang jemput Sari. Pas gue tanya mau ngapain, tau gak apa yang dia bilang.." Desi tersenyum aneh.

Gue agak bingung dengan apa yang dimaksud antara mereka. Meski gue tahu mungkin aja Sari dalang dari semua ini. Haris menatap Desi tajam seolah memaksa agar tuh cewek cepat mengutarakan apa yang mau dikatakannya.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang